CHAPTER-36 |Abang, bangun!

420 20 1
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi membuat semua siswa siswi bergegas mengemasi alat tulisnya agar bisa segera sampai rumah dan bermalas-malasan.

"Yuk" kata Raka seraya memegang pergelangan tangan lettha.

Baru hendak melangkah, suara Zaskia menghentikan nya. "Raka, aku pulang bareng kamu ya. Sopir aku lagi ga bisa jemput" katanya seraya mengambil tangan Raka yang sedang menggenggam tangan lettha membuat genggaman nya terlepas.

Lettha diam menunggu jawaban apa yang akan dikeluarkan oleh Raka. Apa ia akan memilih untuk mengantar Zaskia atau tetap pada rencana awal, menemaninya ke rumah sakit.

"Raka mau ke RS, mau jenguk abangnya lettha" timpal Mala.

"Oh yaudah kalo gitu aku ikut ya" katanya.

Mala mendengus " ga bisa, motor udah pas, Raka boncengin lettha."

Zaskia mendelik "gue nanya Raka bukan nanya lo" katanya membuat mala geram.

Baru saja Mala hendak membalas ucapan Zaskia, suara lettha mendahuluinya. "Udah udah kalo emang lo mau ikut, ikut aja. Gue biar naik taksi aja"kata lettha sedikit kecewa karna diamnya Raka secara tak langsung meng iya kan permintaan Zaskia membuat Zaskia tersenyum puas.

"Loh kok gitu" kata Mala mulai kesal.

Raka mendengus "zas, gue udah janji bakal balik bareng lettha. Jadi please, lo bisa balik sendiri kan" katanya menegaskan lalu kembali menggenggam tangan lettha dan menariknya pelan menuju parkiran membuat Zaskia mencebik.

***

"Abangggggg bangunn, jangan tidur terus. Lo tega liat gue sedih terus kaya gini bang? Lo bahkan ga ngapus air mata gue sekarang! Bang ayo bangun, jangan tinggalin gue. Nanti siapa yang bakal nenangin gue kalo gue lagi sedih, yang mau dengerin gue curhat, yang ngasih gue nasihat-nasihat kalo gue lagi bingung, yang nemenin gue kalo gue kesepian, yang nyanyiin gue kalo gue lagi ga bisa tidur, yang marahin gue kalo gue lagi ga mau makan, dan yang bakal jagain gue. Gada yang peduli sama gue selain lo bang. Ayooo bangun bangg.."

Lettha terus saja berbicara walau ia tau tak akan ada jawaban dari kenza. Jangankan jawaban, respon sekedar deheman atau gerakan tubuh pun sepertinya tak akan ia dapatkan saat ini. Air matanya terus saja mengalir melihat kenza yang terbaring tak berdaya di brankar rumah sakit.

Lettha segera menghapus air matanya saat pintu ruang rawat kenza terbuka.

"Lettha kamu masih disini? Pulang aja, kamu harus istirahat, kan besok sekolah" kata Devi seraya mengelus kepala lettha. "Biar bunda yang jagain Abang" lanjutnya lagi.

Lettha mendongak menatap wajah Devi yang mulai timbul keriput. Wajahnya terlihat sangat lelah dan kantung mata yang besar dan hitam akibat kurang tidur. Wajahnya terlihat lebih tua dari umurnya sekarang.

"Bunda juga harus istirahat, bunda kan baru pulang kerja pasti cape" kata lettha bangkit dari duduknya lalu menuntun sang bunda untuk duduk di sofa yang tersedia.

"Bunda ga cape kok, uda kamu aja yang istirahat"

Mau tak mau akhirnya lettha mengangguk "bunda jangan terlalu cape, jangan terlalu di paksain. Lettha gamau bunda kenapa-napa. Lettha sayang sama bunda" kata lettha seraya memeluk devi. Lagi-lagi air matanya jatuh tanpa persetujuan nya.

"Bunda juga sayang sama lettha. Lettha juga jaga kesehatan ya. Biar ga kaya Abang" katanya seraya membalas pelukan lettha. "Jangan nangis, bunda ga suka liat anak bunda nangis" katanya lagi sambil menghapus air mata lettha membuat lettha tersenyum tipis lalu mengangguk.

- - - - - - - -

Halooooo
Jangan lupa tinggalkan jejak
Sumpah aku ngetik part ini sampe nangis
Keinget sama dia yang uda pergi selamanya.
:')


ALETTHA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang