Lettha tengah berada di ruang tv berbaring pada sofa yang ada, tanpa memperhatikan siaran yang tengah berlangsung. Pikirannya melayang entah kemana.
"Tidur udah malem" kata kenza dari ujung tangga membuyarkan lamunan lettha.
"Gue mau nunggu bunda dulu bang"
"Ck, yaudah terserah. Gue ke kamar duluan" katanya lalu beranjak menuju kamarnya.
Lettha melihat jam. Pukul 23.45 tapi Devi masih belum pulang. Tak lama terdengar suara pintu terbuka membuat lettha langsung bangkit dari berbaringnya lantas menoleh ke arah pintu.
Bibirnya membuat lengkungan lebar "bundaaaaa" katanya seraya berlari kecil menghampiri bundanya lalu memeluknya.
"Ehh kok belum tidur?"
Lettha melepaskan pelukannya "lettha sengaja nungguin bunda"
"Ada apa? Ko tumben nungguin bunda sampe larut malam gini"
"Lettha kangen sama bunda. Berasa udah lama banget ga ketemu padahal tinggal satu rumah" lettha menghela nafas pelan "bunda selalu pulang pas lettha udah tidur terus berangkat pagi banget pas lettha belum bangun sama sekali"
Devi membawa lettha ke dalam pelukannya "maafin bunda yah sayang. Bunda ga bisa luangin banyak waktu dirumah sama kamu dan Abang. Urusan kantor gabisa bunda tinggal" katanya seraya mengelus rambut lettha, sungguh. Ia merasa sangat bersalah saat ini. Matanya pun sudah berkaca-kaca tapi ia tahan sebisa mungkin.
Lettha melepaskan pelukannya lalu menarik bundanya untuk duduk di sofa depan tv "iya lettha ngerti kok, bunda pasti cape" katanya seraya tersenyum tipis membuat Devi ikut tersenyum "lettha sama Abang kan lagi libur panjang, gimana kalo kita liburan bareng Bun" usulnya antusias.
Devi mengelus rambut lettha "maaf ya sayang. Bunda benar-benar gabisa ninggalin kantor. Kantor benar-benar lagi ga stabil sekarang" katanya merasa tak enak "kamu pergi sama Abang aja ya" lanjutnya.
Seketika senyum lettha memudar "yaudah kalo emang ga bisa liburan, minimal sehari aja bunda luangin waktu buat lettha sama abang" pinta lettha seraya menggenggam tangan Devi.
"Maaf. Bunda benar-benar gabisa"
***
Cahaya matahari masuk melalui celah jendela sukses membangunkan lettha. Lettha bangkit dari kasurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelahnya, ia kembali terduduk di tepi kasur diam bergeming. Entah melamunkan apa. Tapi sepertinya melamun sudah menjadi hobinya sekarang. Sampai suara ketukan pintu membuyarkan lamunan nya.
"Lett" panggil kenza seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
Melihat lettha yang bergeming di tempatnya, kenza masuk tanpa perlu dipersilahkan. "Lett, gue bosen dirumah. Liburan yuk. Masa dikasih libur hampir sebulan tapi kita cuma dirumah aja" ajaknya berusaha seceria mungkin agar lettha terbawakan.
Lettha memejamkan matanya. Berpikir sejenak, mungkin berlibur akan menghilangkan beban pikirannya sementara. Setidaknya, itu akan lebih baik daripada tidak sama sekali. Walaupun harus berlibur tanpa bundanya, apalagi ayahnya.
Lettha menghela nafas berat lalu mengangguk setelahnya membuat kenza tersenyum.
"Kepantai aja gimana?" Katanya memberi usul.
Lettha kembali mengangguk sebagai persetujuan.
"Yaudah cepet prepare kita liburan seminggu disana. Soal penginapan biar gue yang ngatur" kata kenza antusias lalu kembali ke kamarnya.
- - - - - - - - - -
Haloo
Jangan lupa tinggalkan jejak
Keep enjoy and see you later:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Teen Fiction[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...