CHAPTER-39 | Kembali

434 20 0
                                    

Andre berjalan tergesa-gesa mencari ruang rawat kenza. Setelah mendengar ucapan lettha tadi, ia mengganti pakaiannya lalu bergegas menuju ke rumah sakit.

"Permisi sus, pasien atas nama Kenza Andrea Pratama dirawat diruang mana ya?" Tanyanya pada suster yang berjaga di pusat informasi.

"Di ruang melati nomor 5 pak" katanya ramah.

Andre kembali berjalan mencari ruangan yang dimaksud suster tadi setelah mengucapkan terimakasih.

Andre berhenti di sebuah ruangan yang di pintunya tertulis 'Melati 5'. Dengan ragu ia membuka pintu nya. Setelah pintu terbuka lebar, terlihat jelas Devi yang tertidur di kursi yang berada di samping brankar dengan kepala yang bertumpu pada lipatan tangannya.

Andre berjalan mendekat, ditatapnya wajah sang istri. Terlihat jelas kelelahan dan kesedihan di wajahnya membuat andre semakin merutuki dirinya sendiri. Lagi-lagi air matanya mengalir. Ia tak habis pikir dengan dirinya yang bodoh ini.

Tangannya perlahan terulur mengusap lembut rambut Devi membuat Devi terbangun dari tidurnya.

"Mas Andre" katanya terkejut saat melihat Andre tengah berdiri di sampingnya.

Andre yang tersadar pun langsung berlutut di depan Devi dengan air mata yang terus mengalir.

"Dev, mas minta maaf. Mas terlalu terpuruk sama kematian Mama sampai mas lupa sama kalian. Kamu jadi harus turun tangan buat ngurusin perusahaan karna kelakuan mas. Mas terlalu egois,mas minta maaf" katanya tersendat-sendat membuat Devi juga ikutan menangis.

"Mas ga perlu kaya gini. Aku ngerti mas sangat terpukul atas kepergian Mama waktu itu. Aku Uda maafin mas, jadi mas ga perlu bertekuk lutut kaya gini mas, ayo bangun"

Andre berdiri lalu menarik Devi ke dalam dekapannya "mas beruntung punya kamu" katanya seraya mengelus rambut Devi.

Devi membalas pelukan Andre. Ia membenamkan wajahnya pada dada bidang milik Andre. Rasanya masih sama seperti terakhir kali Andre memeluknya. Nyaman. Ia sangat bersyukur pada Tuhan karna telah mengembalikan suaminya.

***

Tokk tok tok...

"Lettha" panggil Devi seraya mengetuk pintu kamar lettha.

Lettha yang mendengar suara ketukan pintu pun bergegas menghapus air matanya. Laku beranjak dari kasurnya untuk membuka pintu kamarnya.

"Masuk bunda"

Devi tersenyum lalu masuk ke dalam kamar lettha dan duduk di tepi kasur.

"Sini sayang. Duduk disebelah bunda" kata Devi menepuk kasur disebelahnya.

"Kamu kenapa?habis nangis ya?" Tanya Devi sekadar basa-basi.

Lettha tak menjawab. Ia hanya diam dan menunduk.

"Ga mau cerita sama bunda nih" katanya lagi.

Lettha mendongak lalu memeluk Devi. Ia kembali menangis di pelukan sang bunda "tadi ayah pulang" katanya mulai berbicara.

"Lettha kesel sama ayah, ayah terlalu sibuk memikirkan keterpurukan nya atas meninggalnya omah sampai ayah lupa sama kita. Lettha terlalu kesal tadi. Lettha benar-benar ngerasa gak punya siapa-siapa lagi. Saat abang sekarat dan bunda juga gaada dirumah, sedangkan ayah? Ayah malah sibuk sendiri sama keterpurukan nya yang terlalu berlarut-larut."

Devi mengelus rambut lettha "ayah udah berubah sekarang. Dia udah sadar sama kesalahannya. Tadi ayah datang ke rumah sakit, dia nangis dan minta maaf sama bunda. Ayah juga udah cerita sama bunda"

Devi melepas pelukannya lalu memegang kedua bahu lettha "maafin ayah ya, dia ga bermaksud untuk nelantarin kita."

Lettha terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk meng- iya kan.

Devi tersenyum "nah gitu dong, baru anak bunda" katanya lalu kembali memeluk lettha membuat lettha ikut tersenyum.

"Udah malem, Ayo tidur biar bunda temenin" kata Devi membuat lettha mengangguk semangat.

"Eh tapi Bun, yang nemenin abang di rumah sakit siapa?"

"Loh, kan ada ayah"

Lettha hanya mengangguk mendengar jawaban bundanya itu lalu memejamkan matanya menuju ke alam mimpi.

Btw Raka dan yang lainnya kemana ya?

- - - - - - - -

Jangan lupa tinggalkan jejak.
TBC🍂

ALETTHA [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang