Lettha mengerjapkan matanya. Ja mengedarkan pandangannya. Dahinya mengernyit. Dilihat dari tempatnya sepertinya, ia sedang berada didalam tenda evakuasi. Tak ada siapapun disana selain dirinya. Kenapa ia bisa berada ditempat ini? Pikirnya.
Tak lama seseorang memasuki tenda "lettha lo udah sadar?" Tanyanya heboh. Ya siapa lagi kalo bukan Mala.
"Gue kok ada disini ya mal?"
Mala berdecak "ck. Lo lupa? Lo tadi pingsan ditengah hutan". Ahh iyaa! Lettha baru ingat ia tadi kehilangan kesadarannya karna tak kuat berada ditempat gelap tanpa cahaya sedikitpun.
"Untung si Raka langsung nyariin lo pas lo ga balik balik ke tempat lo pisah sama kelompok lo""Raka yang nyariin gue?"
Mala mengangguk semangat "lo tau ga? Dia keliatan khawatir banget pas nyariin lo dan makin khawatir pas nemuin lo pingsan. Kayanya dia suka deh sama lo"
Lettha merasa pipinya memanas "ihh. Ya gak mungkin lah" sergahnya cepat.
"Ciee blushing" katanya seraya mencolek dagu lettha lalu terbahak
"Hahaha"****
Rama duduk di depan api unggun dengan gitar di pangkuannya. Jarinya memetik senar gitar tapi pikirannya ntah kemana. Sampai satu tepukan dibaginya berhasil membuyarkan lamunan nya.
"Ck. Ngelamunin apa lo?" Kata Noval yang baru saja duduk di sampingnya.
"Apaan sih lo ganggu aja" katanya
"Waktu si lettha hilang, lo kok khawatir banget sih? Lo suka ya sama lettha? Noval bertanya dengan mata yang memicing.
"Apaan sih lo. Ngelantur"
"Ck. Serah ko dah ka. Cuma gue kasih tau nih ya. Tadi gue liat si... sii... Ahh siapa ya namanya gue lupa" katanya berusaha mengingat nama seseorang "ahh iya Arya. Tadi gue liat dia nyamperin si lettha di tenda evakuasi. Kayanya dia suka deh sama lettha. Kalo emang lo suka sama dia, gausah gengsi. Tunjukkin. Ketikung si Arya baru tau rasa lo" setelah mengatakan itu, ia bangkit lalu melangkah menuju tendanya meninggalkan Raka sendiri.
Raka kembali melamun. Memikirkan ucapan noval. Apa benar ia suka pada lettha? Ahh entahlah. Ia tak yakin.
****
Lettha memutuskan untuk keluar tenda saat mendengar suara yang ia suka. Ya suara petikan gitar. Karna sudah sejak setengah jam yang lalu ia berusaha untuk tidur tapi tetap tak bisa. Berbeda dengan Mala yang terlihat nyenyak.
Ia berjalan kearah api unggun. Tepatnya ke arah seseorang yang tengah duduk memangku gitarnya didekat Ali unggun. Seseorang yang tak asing baginya.
"Hai" sapanya setelah berhasil duduk disebelah Raka.
Raka melirik sekilas "ngapain disini? Udah malem waktunya tidur"
Lettha mencebikkan bibirnya "lo sendiri kenapa belum tidur?"
Raka kembali melanjutkan permainannya yang sempat terhenti tanpa memperdulikan pertanyaan lettha membuat lettha mendengus kasar.
"Ck. Suara lo tuh mahal banget ya" katanya mulai kesal. Raka tetap bergeming.
"Terserah lo deh. Gue cuma mau bilang makasih udah nolongin gue waktu gue hilang terus pingsan di tengah hutan tadi. Sorry kalo ngerepotin lo" lanjutnya.
Raka menatap lettha sekilas lalu kembali menatap lurus sekitarnya.
"Ck. Lain kali kalo emang gamau ngerepotin orang, jangan keras kepala" katanya datar lalu pergi meninggalkan lettha.- - - - - - - - -
Maap nih kalo ceritanya ngegantung
Kehabisan ide heheh:v
Vote+ coment nya Jan lupa❣❣
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Ficção Adolescente[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...