Lettha duduk dengan gelisah di tunggu yang tersedia di sana. Didepan ruangan serba putih yang didalamnya sudah ada seseorang yang sedang terbaring lemah. Air matanya tak berhenti mengalir sejak ia menerima telpon setengah jam yang lalu. Pikirannya melayang pada kemungkinan kemungkinan yang mungkin terjadi setelah ini. Ia takut. Ia belum siap jika harus kehilangan.
"Lettha, gimana keadaan Abang kamu?" Tanya Devi yang baru saja datang membuat lettha mendongak lalu memeluk nya erat.
"Lettha takut Bun," kata lettha dalam pelukan bunda nya. "Lettha takut abang kenapa kenapa" lanjutnya.
Devi mencoba tenang. Mencoba menahan air matanya agar tak menetes saat ini. Ia harus bisa meyakinkan lettha bahwa tak akan terjadi apa-apa pada abangnya.
***
"Let, lo kenapa? Kok mata lo sembab banget gitu sih" tanya Mala khawatir saat melihat lettha yang baru saja duduk di bangkunya.
Lettha menggeleng sebagai jawaban. "Lo kalo ada masalah cerita sama gue. Jangan dipendem sendiri gini let" kata Mala seraya memegang kedua bahu lettha.
Air mata lettha kembali membasahi pipinya "bang kenza kecelakaan mal" katanya lirih.
Mala tersentak mendengar jawaban lettha "lo ga bercanda kan lett" tanyanya memastikan.
"Dia sekarat di rumah sakit. Tulang pelipis kanannya retak karna benturan keras" jawab lettha dengan suara bergetar.
Lettha menunduk mencoba menahan air mata nya agar tak semakin deras, Mala yang tak kuasa melihat lettha pun menarik lettha kedalam pelukannya. Lettha pasti sangat sedih saat ini. Mala saja yang hanya sekedar teman dekat kenza begitu sedih dan tersentak mendengar kejadian ini.
***
"Lett jangan sedih terus dong" kata Mala yang melihat lettha hanya mengaduk makanan nya dengan tatapan kosong.
"Pulang sekolah gue temenin ke RS oke? Jadi sekarang lo makan dulu, biar lo ga sakit" kata Mala lagi.
Lettha hanya mengangguk lalu fokus pada makanannya. Tak ada semangat sama sekali. Mala yang bingung harus bagaimana pun akhirnya memilih untuk diam.
"Woy, tumben lo berdua diem diemanm biasanya aja heboh ngegosip." Kata Noval yang baru saja datang, tak lupa dengan Raka bersamanya.
Mala melotot tajam ke arah noval, membuat noval menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ehh salah ngomong ya" katanya mulai teringat sesuatu yang mungkin menjadi penyebab mengapa lettha hanya diam saja.
"Let, pulang sekolah lo bareng gue aja, gue juga mau ke RS jenguk kenza" kata lettha yang sudah duduk di sebelah lettha.
"Ehh, kalo lettha sama lo, terus gue ke RS sendiri gitu?" Timpal Mala.
Noval mendengus "lo sama gue lah dodol. Gue kan juga ikut" katanya seraya menoyor kepala Mala.
Mala berdecak "yaudah gausa pake noyor-noyor lah ogeb, kan gue gatau"
"Raka, kok lo ninggalin gue sih" kata Zaskia yang baru saja datang lalu duduk menyerah diantara Raka dan lettha membuat Mala mendelik jengah.
Raka tak merespon ia hanya berdehem kecil lalu fokus pada ponselnya membuat Zaskia mendengus.
"Gue duluan" kata lettha seraya bangkit dari kursinya membuat semua yang ada di meja itu mendongak.
"Eh, let tungguin" kata Mala bangkit lalu mengejar lettha.
Raka hendak mengejar lettha tapi Zaskia menahan tangannya "mau kemana? Udah disini aja, temenin aku makan. Aku kan disini ga punya temen selain kamu." Kata Zaskia dengan nada manjanya yang sengaja dibuat-buat.
Noval yang sadari tadi menyimak hanya mendelik "dasar mantan gatau diri" gumamnya.
"Apa lo bilang?" Kata Zaskia yang mendengar apa yang diucapkan noval barusan.
Noval hanya menggedikkan bahunya acuh atas pertanyaan Zaskia.
- - - - - - - - -
Huwaaaaa...Kenza kecelakaan:'(
Jangan lupa tinggalkan jejak yeu
TBC🌈💛
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Novela Juvenil[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...