Mata lettha menatap ke arah pintu masuk dimana terlihat sosok pria dan wanita yang baru saja memasuki kelas bersama. Raka dengan wajah datarnya dan Zaskia dengan senyumnya yang mengembang.
"Ka, ini jaket lo. Makasih Uda mau minjemin" kata lettha seraya menyerahkan sebuah paper bag saat Raka hendak duduk di bangkunya.
Raka meraih paper bag tersebut lalu duduk di bangkunya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
***
Lettha berdiri di halte yang terletak tak jauh dari parkiran sekolah. Ia terpaksa pulang sendiri karna kenza sibuk dengan tugas kuliahnya.
Mata lettha beralih pada sebuah sepeda motor sport yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. Motor yang dikendarai oleh seorang siswa dengan seorang siswi dibelakang nya.
Lettha tersenyum kecut. Padahal ia baru saja merasakan sesuatu yang berbeda saat bersama Raka, lalu apakah harus secepat ini perasaan nya hancur? Lettha menepis pikiran nya itu. Memang tak seharusnya ia merasakan itu.
Tak lama dari itu sebuah motor melintas di hadapan lettha. Motor yang tak asing baginya. Arya. Ia benar-benar menjauh dari lettha sekarang.bahkan untuk sekedar menyapa saat berpapasan pun tak pernah.
Lalu setelahnya sebuah mobil berwarna merah berhenti di hadapan lettha. Seseorang dari dalam menurunkan kacanya. "Aduhh sendirian ya? Kasian banget sih. Pahlawannya kemana? Siapa namanya? Ahh iya Raka." Kata Lyra yang berada di kursi kemudi.
"Ups gue lupa. Dia kan udah punya yang baru ya, yang jauh lebih cantik jadi lo nya dicampakin deh" lanjutnya lalu tersenyum puas.
Lettha hanya mendelik tanpa berminat untuk membalas ucapan Lyra. "Yaudah kalo gitu. Gue duluan deh ya, byee" katanya dengan nada yang sengaja dibuat lalu kembali melajukan mobilnya.
***
Lettha berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya. Bel masuk setelah istirahat sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Lettha baru saja kembali dari tempat fotocopy setelah memprint tugasnya yang seharusnya ia selesaikan sejak kemarin.
Bruk
Lettha tak sengaja menabrak seseorang di koridor membuat ia terjatuh dan tugasnya berserakan di lantai.
"Ck. Lo lagi, lo lagi. Senang banget si lo kayanya cari gara-gara sama gue" kata Lyra.
Lettha tak memperdulikan ocehan Lyra ia terlalu sibuk membereskan tugasnya yang berserakan.
"Ehh apa ini?" Kata Lyra seraya merebut kertas tugas dari tangan lettha membuat si empunya mendengus nafas kesal.
"Tugas lo? Yakin mau ngumpulin tugas kaya gini? Berharap dapat nilai berapa lo Dengan tulisan hancur kaya gini?" Kata Lyra setelah melihat tugas lettha.
"Gue saranin mending gausah ngumpulin deh, bikin malu doang, lebih pantes kalo...." Lyra menjeda ucapannya lalu merobek tugas lettha dan membuangnya ke tempat sampah yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri membuat lettha melotot kaget.
"Lo tuh apa-apaan sih?! Gue salah ala sama lo?" Kata lettha yang mulai kehabisan kesabaran.
"Salah lo? Karna lo, kenza jadi jauhin gue!" Bentaknya lalu pergi begitu saja.
Air mata lettha menetes begitu saja. Apa yang harus ia katakan pada gurunya nanti. Gurunya itu pasti tak mau mendengarkan alasan lettha mengingat guru pelajaran bahasa Inggris nya terkenal killer dan pelit nilai.
- - - - - - - -
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Maaf yeu semalam ga dilanjutin:')
TBC🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Teen Fiction[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...