Hari ini adalah hari Minggu. Lettha tengah menepati janjinya untuk belajar bersama Arya di rumahnya.
Tapi bukannya belajar, sedari tadi Arya malah asik mengganggu lettha. Lettha mendengus kesal karna menjadi tak fokus belajar
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat lettha dan Arya menoleh ke arah pintu. Lettha bangkit lalu membukakan pintu.
"Raka. Kenapa? Tumben lo" kata lettha saat melihat sosok Raka tengah berdiri di ambang pintu.
"Mama sakit. Dia pengen ketemu lo." Katanya datar.
"Tante Nova sakit? Sakit apa?" Katanya panik. Ia sudah menganggap Nova seperti ibunya sendiri. Karna Nova sangat baik padanya. Itu sebabnya saat ia mendengar Nova sakit ia langsung panik.
"Lambungnya kambuh"
"Terus Tante Nova lagi ada dimana sekarang?"
"Dirumah sakit"
"Yaudah bentar gue izin dulu sama bang kenza. Lo tunggu aja di ruang tamu" lethha langsung berlari kearah kamarnya.
Raka mengernyitkan dahinya saat melihat Arya berada di ruang tamu lettha. "Ngapain lo kesini? Ganggu aja"
"Bukan urusan lo" katanya dingin.
Setelah selesai berganti baju dan meminta izin, lettha menghampiri Raka di ruang tamu. Untung saja ia orangnya tidak suka dandan jadi tak butuh waktu lama untuk siap siap.
"Ar, sorry ya. Gue harus pergi jenguk nyokapnya Raka" kata lettha gak enak " Lo masih disini bang kenza ada di atas kok, Lo samperin aja."
"Gausah deh. Gue balik aja" katanya lalu bangkit.
"Gapapa?"
"Iya gapapa. Gue balik ya" katanya lalu pergi dari rumah lettha.
"Yuk" ajak lettha.
****
Lettha terlihat sangat telaten menyuapi Nova. Ia terlihat sangat khawatir saat melihat Nova terbaring dengan muka pucat di brankar rumah sakit.
Raka hanya memperhatikan setiap tindakan lettha. Tanpa sadar ia menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan. Ia tak menyangka lettha akan seperhatian itu kepada mamanya.
"Tante harus banyak makan, biar cepet sembuh. Nanti kalo udah sembuh, lettha najb kerumah lagi deh biar bisa nemenin Tante masak." Nova hanya tersenyum simpul sambil menerima suapan demi suapan dari lettha.
"Makanannya udah habis. Sekarang Tante istirahat ya" katanya sambil membaringkan tubuh Nova di brankar lalu menyelimutinya.
Tak butuh waktu lama, Nova sudab dapat tertidur pulas. Sepertinya ia lelah meladenin ocehan lettha sedari tadi.
Lettha melirik jam yang melingkar di tangannya. sudah menunjukkan pukul 5 sore. "Gue balik ya. Udah sore" katanya menoleh kearah Raka.
Raka yang tengah fokus pada ponselnya pun mendongak lalu bangkit dari duduknya. "Ayo" katanya seraya berjalan ke arah pintu.
"Ehh mau kemana" tanya lettha heran.
Raka mendelik "katanya lo mau balik. Ayo gue anterin"
"Gausah nolak" timpal Raka.
Lettha memanyunkan bibirnya. Baru saja ia akan menolak. Tapi Raka sudah memotong nya seperti tau apa yang akan ia ucapkan.
Lettha menghentakkan kakinya berjalan keluar dari ruang rawat Nova mengikuti Raka yang sudah mendahuluinya.
****
"Loh. Kok kesini?" Tanya lettha saat motor Raka berhenti disebuah tempat makan.
"Makan dulu. Gue tau lo laper" katanya lalu berjalan masuk ke dalam tempat makan tersebut.
Lettha mendengus. Ia heran mengapa pria ini senang sekali berjalan mendahului. Ia berlari kecil untuk mengejar Raka lalu menyamakan langkah kakinya.
Setelah menemukan tempat yang strategis, mereka duduk.
"Mva" Raka mengangkat sebelah tangannya.
"Mau pesen apa mas?"
"Ayam geprek nya satu, minumnya vanila latte ya" raja beralih menatap lettha yang hanya diam saja. "Lo ga pesen?" Tanyanya.
Lettha menggaruk tengkuknya yang tak gatal "gue yang bayarin"
Mata lettha berbinar "seriusan?"
"Hmm"
"Yaudah samain aja" katanya beralih menatap pramusaji tersebut.
Setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka datang. Lettha menikmati makanannya dengan lahap. Ia tak terlihat jaim sana sekali. Tak peduli bagaimana pendapat orang tentangnya.
Lo emang beda sama cewe lain. Lo apa adanya. Tanpa ia sadari bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis. Sayangnya lettha terlalu fokus pada makanannya sehingga ia melewatkan kejadian langka itu.
****
Hari ini hari Senin. Hari pertama ia harus menghadapi ujian semester untuk satu Minggu ke depan.
Lettha berjalan di koridor sekolah dengan mata yang fokus pada buku sejarah nya.
Brukk
"Ehh sorry, sorry" kata lettha karna tak sengaja menabrak bahu seseorang.
"Kalo jalan itu jangan sambil baca jadi nabrak kan, Untung nabrak gue bukan tembok" katanya terkekeh seraya mengacak rambut lettha gemas.
Lettha terkekeh "hehe. Abisnya gue lupa ga belajar semalem ar"
"Emangnya lo kemarin kemana sama Raka?"
"Kerumah sakit. Jenguk mamanya Raka" Arya hanya mengangguk mengerti.
"Yaudah gue kekelas duluan ya" kata lettha lalu melenggang menuju kelasnya meninggalkan Arya yang menatap punggung lettha mulai menjauh
- - - - - - - -
Vote + comment:)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Teen Fiction[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...