Langkah lettha semakin jauh ke dalam hutan. Ini sudah lebih dari lima menit. Harusnya ia sudah kembali ke tempat dimana kelompoknya terpisah tadi.
Tadi, setelah berdebat cukup panjang, akhirnya lettha mengalah dan menyetujui untuk jalan sendiri. Sebenarnya Raka sangat tak menyetujui tapi Reva tetap keukeuh ingin bersama Raka begitupun dengan Dewi yang ingin bersama Bagas. Akhirnya mau tak mau ia setuju untuk jalan sendiri. Walaupun Raka sempat marah-marah karna keputusannya. Entah apa yang membuat ia marah sepeti itu. Apa ia khawatir atau bagaimana? Ahh iapun tak tau.
Lettha terus menelusuri jalan mencari jalur untuk bisa kembali ketempat tadi ia berpisah dengan yang lain tanpa penerangan sedikitpun. Tak ada senter atau semacamnya yang dapat ia gunakan untuk menerangi jalan. Tadi ia lupa membawa senter jadi terpaksa ia menggunakan senter pada ponselnya. Tapi sekarang ponselnya mati sehingga tak ada penerangan Lagi.
Ia berjalan tak tentu arah karna benar-benar gelap. Entahlah sepertinya bukannya keluar ia malah makin jauh masuk kedalam hutan. Kepalanya mulai pening karna tak ada penerangan sedikitpun.
Bruk
Lettha kehilangan kesadarannya.
****
Raka mulai resah karna sudah lewat 15 menit dari waktu yang sudah ditentukan untuk kembali berkumpul di tempat kelompoknya berpisah, tapi lettha belum juga kembali. Ia mengacak rambutnya gusar. Harusnya tadi ia melarang lettha untuk pergi sendiri.
"aduhhh. Tuh anak kemana sih? Lama banget" gerutu Reva.
"Ini semua tuh salah lo. Kalo aja lo ga keukeuh nyuruh dia jalan sendiri ini gaakan terjadi" kata Raka sedikit membentak.
Reva menunduk. Kaget karna Raka membentaknya. "Udah udah. Mending sekarang kita balik ke tempat kemah. Siapa tau lettha uda disana" usul Bagas.
"Engga. Gue mau cari lettha kedalem" kata Raka seraya berjalan kearah lettha berjalan tadi.
Baru satu langkah Reva menahan tangannya. Raka menepisnya kasar "kalo kalian mau balik. Ya balik aja" katanya lalu melanjutkan kembali langkahnya.
"Yaudah kita balik ke tenda buat kasih tau gitu ya ka. Sekalian minta bantuan" suara Bagas terdengar samar karna jaraknya sudah cukup jauh dari Raka.
Raka mengarahkan senter nya ke setiap sudut hutan mencoba mencari keberadaan lettha. Nafasnya memburu. Ia benar-benar takut terjadi sesuatu kepada lettha.
****
Ditempat kemah, semua guru nampak resah saat mendengar berita dari Bagas. Setelah berdiskusi, mereka mulai membagi tugas. Separuh guru pria mencari lettha dan Raka kedalam hutan, dan separuhnya lagi menjaga anak anak lain bersama guru wanita agar tak ada yang hilang lagi. Semua murid diperintahkan untuk menunggu di dalam tenda.
Bagas berjalan menunjukkan arah dimana mereka tadi mulai berpisah dan jalan yang diambil lettha sendiri. Ia juga sebenarnya merasa bersalah karna membiarkan lettha berjalan sendirian kedalam hutan.
Tak hanya Bagas dan Raka, Reva dan Dewi juga merasa bersalah. Terutama Reva. Karna tadi ia yang bersikeukeuh agar lettha saja yang berjalan sendirian. Jujur, ia tak ada niat sedikitpun untuk membuat lettha tersesat. Ia pikir tak akan terjadi apa-apa karna semua guru telah memastikan dihutan ini tak ada binatang buas dan semacamnya.
Perasaannya tak tenang karna takut disalahkan atas hilangnya lettha. Air matanya mengalir. Ia benar-benar takut. Kemungkinan kemungkinan buruk terus berkeliaran di pikirannya.
- - - - - - - - -
Hay gaiss..🍁
Alettha comeback:v
Ada yg seneng ga? Ya gaada lah heheh.
Sumpah makin kesini author ngerasa
Ceritanya makin absurd:v
Yaudahla yaa
Vote+ coment Jan lupaa❣❣
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Novela Juvenil[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...