Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Lettha tengah menonton di ruang tv ditemani Kenza sambil mengobrol tentang berbagai hal ditemani cemilan yang mereka ambil dari kulkas.
"Gimana hari pertama sekolahnya tadi?" Tanya kenza dengan pandangan yang fokus pada layar tv.
"Ga gimana gimana" jawab lettha polos.
"Masa? Ga menggantung apa gitu? Tentang temen baru? Atau gebetan baru?" Goda kenza.
"Ihh. Apaaan sih bang!!" Lettha mencebikkan mulutnya membuat kenza gemas.
"Oh iya bang. Tadi kan gue liat temen sekelas dikeroyok dua preman, gue kira dia bakalan kalah ehh ternyata dugaan gue salah dia malah berhasil ngalahin dua preman itu" lettha memasang tampang kagumnya. "Terus gue kan nyamperin dia tuh buat muji dia kan karna dia hebat banget bisa ngalahin dua preman. Abang tau ga gimana responnya dia?
"Gimana?" Tanya kenza penasaran.
"Cuma nengok ke gue terus pergi gitu aja naik motornya" lettha memanyunkan bibirnya kesal mengingat kejadian tadi siang.
Brakk
Saat kenza hendak merespon cerita lettha tiba-tiba pintu terbuka dengan keras membuat lettha dan kenza terlonjak kaget. Lalu menampilkan seorang pria memasuki rumah dengan keadaan setengah sadar menuju ke kamarnya yang berada disebelah ruang tv.
"Ayah" lirih lettha dengan mata yang sudah memanas hendak meluncurkan air matanya melihat keadaan ayahnya sekarang.
Kenza yang melihat mata lettha berkaca-kaca pun langsung menarik lettha kedalam dekapannya memberikan kekuatan untuknya.
Brak
Andre menutup pintu kamarnya dengan kasar membuat lettha semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang kenza.
"Udah. Mending sekarang tidur, udah malem juga kan?" Kata kenza lembut berusaha menenangkan adiknya itu.
Lettha melepaskan pelukannya lalu berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya yang berada dilantai dua.
Lettha mengunci pintu kamarnya dari dalam lalu duduk di tepi kasur dengan air mata yang masih mengalir deras. Ia mengambil sebuah bingkai foto yang menyimpan foto anggota keluarganya lengkap.
Didalam foto itu semuanya tersenyum tulus dan terlihat sangat bahagia.
"Lettha rindu ayah yang selalu meluk dan nenangin lettha kalo lettha lagi sedih"
"Lettha rindu bunda yang selalu ada saat lettha butuh. Bunda yang selalu ngertiin perasaan lettha"
"Lettha rindu itu semua. Lettha ngerasa cuma punya Abang saat ini"
Lettha membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memeluk bingkai foto tersebut. Ia tak henti menangis sampai waktu menunjukkan tengah malam, lettha terlelap karna terlalu lelah menangis.
- - - - - - - - - -
Lettha berjalan di koridor sekolah menuju ke kelasnya dengan kenza yang merangkulnya posesif sepanjang perjalanan menuju kelas.
Sepanjang koridor, ada banyak murid yang menatapnya. Ada yang menatap tidak suka, iri, tak sedikit yang suka. Banyak juga yang membicarakan mereka berdua.
Itu kak kenza sama siapa sih?
Ihh cewenya sok kecantikan banget!
Mereka cocok deh. Yang satu ganteng yang satu cantik.
Cantikan juga gue.
Begitulah kira-kira omongan para siswi yang ada di koridor sekolah. Tapi mereka sama sekali tak menggubris.
"Gue masuk dulu ya bang" kata lettha saat mereka berdiri tepat di depan pintu kelas X IPS 2
"Iyaa. belajar yang bener" ucal kenza sambil mengacak rambut gemas.
"Ihh berantakan kan" lettha memanyunkan bibirnya lalu berjalan ke dalam kelas sambil menghentakkan kakinya.
"Lett Lo kenal sama kak kenza? Kok lo kenal sama cogan ga bilang bilang sama gue sih" baru saja ia duduk, ia sudah diserang pertanyaan dari Mala.
"Gantengan juga gue" timpal noval yang sejak tadi sudah berada dibangkunya.
"Berisik lo, nyaut aja. Lagian ya gantengan kak kenza kemana-mana lah dibanding sama Lo" ketus Mala.
Lettha terkekeh melihat ekspresi noval saat Mala bicara seperti itu.
"Udah ta, abaikan aja dia. Lanjut. Jawab pertanyaan gue" noval membalikkan badannya kembali menghadap ke depan dan fokus pada layar ponselnya dengan wajah yang masih kesal.
"Iyaiya gue jawab. Kak kenza itu..."
Kringgggggg
Suara bel memotong ucapan lettha. Bertepatan dengan itu, seorang guru yang mengajar biologi pun masuk ke dalam kelas mereka.
"Ihhh pokonya lo berhutang jawabn ke gue" ujar Mala yang terlihat sudah sangat kesal. Lettha terkekeh melihat tingkah temannya itu.
"Pagi anak-anak" sapa guru biologi yang diketahui bernama pak Mamad itu.
"Pagi pakk..." Jawab murid serempak
"Hari ini tema kita adalah sejarah penemuan sel. Sel adalah..." Pak Mamad mulai menjelaskan.
"Baiklah sampai disini ada yang mau ditanyakan?" Tanya pak Mamad setelah memberi penjelasan panjang kali lebar.
Hening
"Baiklah kalau tidak ada yang mau bertanya bapak anggap semua mengerti. Sekarang bapak bagi kelompok yang beranggotakan 2 orang. 1 siswa dan 1 siswi" ujarnya.
"Tugasnya adalah membuat makalah tentang sejarah penemuan sel. Kalian bisa mencari tulisannya dari berbagai aspek lalu kalian rangkum dan tulis ulang. Dikumpulkan di pertemuan selanjutnya" jelasnya setelah membagikan kelompok.
Kenapa harus sekelompok sama dia sihhh?~ lettha.
~~~~~~~~~~
Gimana ceritanya para readerss?
Kritik dan sarannya dong:)Tbc❣🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETTHA [Completed]✔
Dla nastolatków[selesai] •tidak direvisi ulang• Tak selamanya es akan beku bukan? Ada kalanya ia akan mencair. Begitupun dengan dia. Tak selamanya bersifat dingin. Diapun pasti memiliki sifat hangat dibalik sifat dinginnya. Tinggal tunggu waktu dan kehadiran orang...