1

5.9K 254 11
                                    

   Mansion Hyuga

    Wanita paru baya sedang duduk disebuah kamar putrinya, sambil memandang foto bayi mungilnya serta memeluk baju bayi dalam dekapan hangatnya, tak tersa air mata mangalir deras di pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Wanita paru baya sedang duduk disebuah kamar putrinya, sambil memandang foto bayi mungilnya serta memeluk baju bayi dalam dekapan hangatnya, tak tersa air mata mangalir deras di pipinya.

Kamar hinata

Baju baby hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baju baby hinata

Foto baby hinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto baby hinata

" dimana kau berada sayang hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" dimana kau berada sayang hiks.. kaa-san merindukan mu, seperti apa wajah mu sekarang, apa kau tumbuh dengan baik, apa kau selalu sehat, Hiks.. kaa-san sangat merindukan mu nak "  mencium baju mungil itu dengan rasa rindu yang mendalam, dengan linangan air mata yg terus membanjiri pipinya.

Dari arah pintu masuk seorang pria paruh baya memasuki kamar itu,  lalu mendekati wanita yang sedang menangis tersebut, menduduk kan tubuhnya di samping sang wanita dan memeluk nya kedalam pelukan hangatnya.

" kenapa kau menangis sayang" mengusap rambut indigo sang istri dengan penuh kelembutan,  Hiashi bukannya tidak tau apa yang membuat Hikari istrinya menangis,  tapi ia tidak ingin menambah kesedihan sang istri semakin bertambah.

"anata hiks aku ingin putri ku kembali, hiks aku ingin melihat nya, aku bahkan tidak sempat melihat wajah putri ku saat lahir,  hiks tapi seseorang mengambilnya dari kita" melepaskan tubuhnya dari Hiashi, hikari menunjukan sebuah foto bayi mungilnya ke hadapan Hiashi.

" kau lihat ini anata, selama  21 tahun ini aku hanya melihat putri ku dari foto ini, yang bahkan wajah nya pun tidak terlihat dengan begitu jelas" ucap nya dengan emosi bercampur dengan kesedihan, ia pun menaruh kepalanya kedalam dada bidang sang suami dengan tubuh bergetar merasakan sakit yang mendalam dalam hatinya.

Hiashi hanya bisa diam, ia hanya membalas memeluk sang istri agar perasaannya lebih tenang,  sejujurnya ia pun merasakan apa yang istrinya rasakan,  tapi ia memilih untuk tetap bersikap tenang, menangis pun tidak ada gunanya, yang harus ia lakukan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiashi hanya bisa diam, ia hanya membalas memeluk sang istri agar perasaannya lebih tenang,  sejujurnya ia pun merasakan apa yang istrinya rasakan,  tapi ia memilih untuk tetap bersikap tenang, menangis pun tidak ada gunanya, yang harus ia lakukan adalah terus berusaha menemukan sang buah hati di mana pun keberadaannya.

Sebenar nya Hiashi selama ini tidak tinggal diam, iya selalu mengerahkan para detektif profesioal untuk mencari putrinya, tapi entah kenapa sangat sulit untuk menemukan keberadaannya, seakan-akan seperti ditelan bumi, sebenarnya siapa orang di balik semua ini,  ia bersumpah jika saja sang pelaku telah di ketemukan, ia akan benar-benar memberikan pelajaran yang begitu berat kepada orang itu.

"anata kenapa dia sangat jahat kepada keluarga kita,  aku menghawatirkan putri kita hiks, apa kah dia mengurus putri kita dengan baik, atau...  di dia memperlakukan putri kita dengan b.. bu..buruk anata, bagai mana bila itu terjadi anata, aku be.. Benar -benar tidak bisa membayangakan nya" memandang mata Hiashi dengan sorot penuh kegelisahan dan ketakutan

"hussttt...  Hey dengar kan aku " memegang tangan Hikari dengan penuh keyakinan, " kita memang tidak tau bagai mana kondisi putri kita sekarang,  tapi berdoa lah semoga putri kita selalu dalam perlindungan kami- sama, ehm.. " mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata sang istri tercinta, dengan senyum tipis di wajahnya,  membuat hikari perlahan-lahan  menjadi tenang.

" Putri kita akan baik-baik saja"

Di balik pintu yang sedikit terbuka seorang pemuda berwajah tampan, sedang mendengarkan percakapan kedua orang tua nya, genggaman kedua tangannya di masing-masing bagian tubuhnya mengerat, giginya ber-gemeletuk menahan emosi.

" Aku tidak bisa terus diam saja seperti ini" gumam nya menahan gejolak amarah di hatinya.

Pemuda itu pun segera berbalik dan pergi menuruni tangga, menuju lantai satu.

" Neji-sama, anda tidak ingin sarapan terlebih dahulu" sapa kepala pelayan saat melihat pemuda itu pergi melewati ruang makan dengan langkah terburu-buru.

Neji  menghentikan langkah nya dan menatap wanita paruh baya itu sejenak.
" Aku akan sarapan di luar, katakan kepada kaa-san dan tou-san kalau aku pergi bermain golf" ujar nya lalu pergi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Sekian terima kasih....... 😁

she is my lost daughter ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang