*
*
*
*
*
*
*
*
*Pukul 16.30 Hikari baru pulang ke Mansion nya, karena ia dan Mikoto sempat berjalan-jalan serta makan siang bersama, mengakibatkan iya lupa waktu untuk pulang,
Hikari berjalan dengan santai memasuki mansion, hingga ia melihat sosok suaminya yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga sedang menonton berita di sore hari, Hikari pun melangkah menghampiri sang suami, dengan senyum manis di bibirnya.
" anata, tumben sudah pulang, biasanya anata pulang sedikit larut kan" tanya nya sambil mendudukkan badannya di samping Hiashi.
" apa aku tidak boleh pulang lebih cepat tsuma" jawaban Hiashi membuat Hikari gelagapan, sedangkan Hiashi memandang istrinya dengan pandangan bertanya.
" ti tidak anata kenapa kau mengatakan hal seperti itu, aku hanya merasa bersalah saat kau pulang aku sedang tidak ada di rumah" ujar Hikari dengan tatapan bersalah.
" haha... Tidak apa-apa tsuma, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Aku begitu senang jika melihat mu senang seperti ini" dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Hikari.
" Hari ini kau berjalan-jalan dengan siapa tsuma" tanya Hiashi.
" aku tadi tidak sengaja bertemu dengan Mikoto di mall, jadi kita sampai lupa waktu untuk pulang" ujarnya tersenyum saat mengingat kejadian tadi siang.
" dan ohh... Lihat saat aku membeli kado untuk putri kita Mikoto juga membelikan kalung yang cantik untuk Hinata" ungkap Hikari dengan wajah gembiranya, sedangkan Hiashi sedikit terkejut mendengar perkataan Hikari, namun ia tetap menampakkan wajah senangnya agar tidak membuat Hikari bersedih lagi.
selama 21 tahun ini hikari memang selalu membeli kado ulang tahun untuk putrinya dan menyimpannya di dalam lemari dikamar yang ia siapkan untuk anak nya, ia bilang jika saat putrinya sudah di ketemukan ia akan memberikan semuanya pada putrinya.
Di tengah perbincangan mereka terdengar langkah kaki mendekat ke arah mereka, membuat sepasang suami istri itu menoleh kearah sumber suara.
" Neji-kun kau sudah pulang nak, darimana saja kau hari ini" tanya Hikari pada Neji.
Neji tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari sang ibu, ia pun mendekat lalu mencium pipi ibunya.
" maaf kaa-san, aku seharian ini pergi bermain dengan teman-teman ku" ujarnya mendudukan diri di sofa sebelah.
" kau ini, kau bahkan tadi pagi tidak ikut sarapan bersama kaa-san dan tou-san"
" maaf kan aku kaa-san, aku... Terburu-buru tadi pagi, jadi aku melewatkan sarapan pagi bersama kalian" jawab Neji meminta maaf pada sang ibu,
" Baiklah, tidak apa-apa nak, kaa-san mengerti, kaa-san juga pernah muda dulu" ujar Hikari, sedangkan Hiashi di sebelahnya hanya tersenyum tipis.
*****
"hahhhh..... Lelah sekali" ujar Mikoto, ia menaruh semua barang belanjaannya, lalu mengistirahatkan tubuhnya pada sandaran kursi.
" Begitu melelahkan, tapi juga sangat menyenangkan " gumamnya sambil menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam, jangan lupakan senyum yang tak luntur di bibirnya.
Dari arah pintu masuk terdapat Itachi dan Fugaku memasuki mansion yang cukup luas, saat ia tiba di ruang keluarga, mereka cukup tercengang melihat Mikoto yang sedang duduk bersandar di kursi, dengan kantong belanjaan menumpuk di sekitar nya, Mikoto yang menyadari ada seseorang yang datang pun tidak memperdulikan nya, toh ia tahu siapa yang baru saja datang.
" ya ampun.... Kaa-san kau bersungguh-sungguh akan menghabiskan uang kami" tanya Itachi sedikit berlebihan, ayolah... Iya sebenarnya tau uang Uciha tidak akan habis untuk membeli semua barang yang di beli mikoto siang ini.
Sedangkan Fugaku hanya diam saja di tempatnya dengan menghela nafas lelah, lalu ia pun menghampiri sang istri dan duduk di sebelahnya.
" apa kau senang hari ini, itu bar-arti kau sudah tidak marah lagi kan sayang" tanya Fugaku.
" siapa bilang" jawab Mikoto ketus, iya membenarkan posisi menyandarnya menjadi tegak.
" oh ayolah.... Kaa-san itu hanya masalah sepele" timpal Itachi cukup heran melihat ibunya yang masih tetep marah.
" hal sepele kata mu" ujar Mikoto menekan kata-katanya sambil memelototi Itachi, Itachi yang mendapat kan delikkan tajam dari sang ibu pun hanya menghela nafas sambil memijat pelipisnya.
Tak berselang lama Sasuke pun datang memecah hawa suram di ruangan itu, tanpa memahami situasi di sekitarnya, dengan santai Sasuke berjalan menghampiri mereka dan duduk di samping Itachi.
"ada apa" tanya Sasuke duduk di sebelah anikinya sambil melihat kerah kaa-sannya.
" kau tau sendiri masalahnya" sambil menghela nafas nya lelah.
Sasuke melihat pada sang ayah, lalu di jawab dengan kedikan bahu oleh Fugaku, diam sebentar Sasuke berfikir hingga sebuah seringai jahat menghiasi bibir tegasnya.
" kaa-san, apa kaa-san tidak tau kalu sebenarnya tadi pagi aniki tidak mengurus masalah pekerjaan, tapi dia sedang asik berbalas pesan dengan seorang gadis" ucap Sasuke se enak jidatnya, sedangkan Itachi yang mendengarnya hampir saja tersedak air ludah nya sendiri.
Dengan cepat Itachi menoleh menatap Sasuke, dan ia memberikan tatapan mematikan pada sang adik, sedangkan Sasuke memberikan seringai an mengejek untuk sang aniki,
"kurang ngajar kau Sasuke, dasar adik durhaka, akan ku balas kau lain kali" heram Itachi dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
she is my lost daughter ( Tamat )
RomanceKenapa kau tak menyayangi ku okaa-san aku juga ingin seperti anak yang lainya merasakan kasih sayang dri kaa-san nya tapi kenapa kau membenciku apa kesalahan ku...