.
.
.
.
.
.
.Keluarga Hyuga malam ini sedang makan malam dengan suasana sunyi, terlihat Hikari yang tidak bernafsu untuk memakan makanannya, membuat Neji yang duduk di sebrang ibunya merasa aneh.
" kaa-san, kenapa kau terlihat tidak bernafsu makan, apa kau sakit" tanya Neji sambil menghentikan acara makan nya.
Sedangkan Hiashi yang duduk di kursinya hanya menghela nafas, lalu memberikan jawaban pada putra nya.
" kaa-san mu hanya sedikit tidak enak badan Neji" Neji yang mendengar nya langsung menoleh menatap ibunya khawatir." apa benar yang tou-san kata kan kaa-san" mendengar pertanyaan anaknya yang terdengar khawatir, Hikari tersenyun.
" iya, kaa-san memang sedikit tidak enak badan nak "
" kalau begitu, kaa-san pergi ke kamar dulu ya, kaa-san sudah selesai, anata aku ke kamar terlebih dulu ya" ucap nya sambil berdiri dari duduk nya.
" baik lah, istirahat lah tsuma" dan di balas dengan senyum kecil Hikari, kini hanya tinggal dua orang tersisa di sana.
Setelah Hikari sudah pergi Neji memandang Hiashi dengan tatapan menuntut, sedangkan Hiashi yang ditatap seperti itu dengan Neji, hanya menghela nafas lelah, seakan tau apa arti dari tatapan putranya.
" aku akan menceritakannya setelah ini, habiskan dulu makanan mu" setelah itu pun mereka melanjutkan acara makan yang sempat tertunda dengan hening.
Saat ini Hiashi dan Neji sedang duduk di ruang keluarga, setelah acara makan malam selesai" lalu apa yang terjadi, setelah pulang dari pesta tadi siang, ku perhatikan kaa-san menjadi murung, apa ada sesuatu tou-san" tanya Neji tanpa basa-basi.
" sebenarnya...." hiashi pun menceritakan kronologi yang membuat Hikari menjadi murung seharian ini.
**Flashback**
Terlihat Hiashi dan Hikari berjalan dengan bergandengan mesra di sebuah acara pertunangan anak salah satu relasi bisnis nya.
Mereka sangat terlihat serasi, di umurnya yang sudah menginjak akhir 40-an mereka masih sangat terlihat muda seperti masih awalan 30-an.
Saat mereka hendak pulang dari acara tersebut, se-kerumunan wartawan menghampiri Hiashi dan Hikari, langsung saja para bodyguart yang sedari tadi mengawal mereka langsung melindungi tuan nya, dari para wartawan yang mengerumuni mereka.
Beberapa wartawan memberikan pertanyaan pada Hiashi, sedangkan Hiashi yang ditanya hanya memasang wajah tegasnya tanpa sedikit pun ada senyum di wajah nya, beda lagi dengan sang nyonya Hyuga yang memasang senyum anggunnya.
" Hyuga-san melihat sejauh ini perusahaan anda selalu terus maju, bagai mana tanggapan anda" tanya sang wawancara.
" tentu saja aku merasa sangat senang, karena ini semua berkat usaha dan kerja keras dari para pekerja Hyuga crop selama ini" jawab Hiashi tenang.
" apakah kelak Hyuga crop akan di wariskan pada putra anda Hyuga- san" tanya wartawan yang lain.
" tentu saja, karna Neji adalah putra sulung di keluarga kami" jawab Hiashi dengan mantap, Hikari yang di samping Hiashi menganggukan kepala atas jawaban sang suami.
Lalu salah satu wartawan lain menyerobot untuk memberikan pertanyaan pada pasangan Hyuga itu, dengan membawa sebuah koran di tangannya.
" tunggu Hiashi-san, benarkah anda memiliki putri yang hilang selama 20 tahun ini, apa ia sudah di ketemukan"
Sontak pertanyaan itu membuat Hiashi mengatupkan rahang nya marah, sedangkan Hikari yang sejak tadi tersenyum memudarkan senyumannya seketika itu juga, tergantikan dengan raut sedih, serta mengendurkan tautan tangan nya pada lengan Hiashi.Merasakan itu, Hiashi menengok guna melihat sang istri, begitu pun dengan Hikari iya memandang sang suami dengan mata yang berkaca-kaca, melihat itu Hiashi langsung merangkul pundak sang istri lalu berjalan menembus kerumunan wartawan, dengan beberapa bodyguard yang menjadi temeng Hiashi dan Hikari.
Saat sampai diluar, sebuah mobil limousine sudah menunggu mereka, mereka pun langsung masuk kedalam mobil setelah sang supir membuka kan pintu mobil untuk mereka.
Dan di sepanjang jalan menuju pulang Hikari hanya menangis di pelukan Hiashi, dengan Hiashi yang selalu mengusap punggung nya agar sang istri merasa lebih tenang.
** and flashback **
Mendengar perkataan Hiashi, membuat Neji mengepal kan tangan nya erat, terlihat sekali dari raut wajahnya Neji sedang mengendalikan emosinya.
" kusoo... Apa kah tidak ada pertanyaan yang lain selain masalalu keluarga kita hah..! Dia harus mendapatkan balasan karna ini" gumamnya dengan nafas memburu.
" tou-san sudah mengurus orang itu, jadi kau tak perlu melakukan apa pun Neji" ucap Hiashi membuat Neji menghela nafas kasar.
" baiklah ini sudah malam, cepatlah tidur, besok kau harus berangkat kuliah kan" ujarnya sambil menepuk bahu sang putra.
" emm... Selamat malam tou-san" ucap Neji, yang mulai tenang.
" malam " lalu pergi menuju kamar nya di lantai dua.
Hiashi membuka pintu dan masuk kedalam kamar yang lampunya masih menyala, terlihat Hikari yang sudah terlelap di kasur, melihat itu Hiashi pun pergi ke kamar mandi untuk berganti baju.
Setelah selesai ia pun menaiki ranjang dan memandang wajah damai sang istri, terlihat mata yang sembab juga hidung yang memerah, menandakan jika sang istri usai menangis.
Hiashi pun membelai lembut surai indigo Hikari lalu mengecup dahi Hikari dengan lembut.
" oyasumi tsuma " ucapnya lalu mematikan lampu dan mendekap tubuh Hikari.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
she is my lost daughter ( Tamat )
RomansaKenapa kau tak menyayangi ku okaa-san aku juga ingin seperti anak yang lainya merasakan kasih sayang dri kaa-san nya tapi kenapa kau membenciku apa kesalahan ku...