17

2.4K 190 13
                                    

.

.

.

.

.

Brak..

Pintu kelas di buka dengan kasar oleh Sasuke, mata tajam nya melihat keseluruh penjuru kelas namun tidak menemukan siapa pun disana.

" sialan....! Mereka sedang bermain-main dengan ku rupanya " ucap Sasuke dengan nada congkak.

" sudah lah Sasuke, lagi pula gadis itu tidak sengaja kan, lupa kan saja, tidak ada gunanya berurusan dengan nya " ujar Naruto dengan nada malas, ayolah ia ingin cepat-cepat pulang dan bermain game.

" Apa yang di katakan Naruto benar Sas " ucap Kiba.

" kalian berdua ingin menentang ku hah ... " Sasuke melirik Naruto dan Kiba dengan tajam.

" bukan begitu maksudku sas, kau ini sensitif sekali sih " gerutu Naruto.

" sudah lah, sepertinya mereka sudah melarikan diri, kalau begitu kita pulang saja " ajak Neji yang sedari tadi hanya diam, setelah itu pergi melangkah lebih dahulu.

" mendokusai " gumam Shikamaru malas, sedangkan Gaara yang disebalahnya, melirik shikamaru jengah.

Neji berjalan dengan santai, namun pikirannya menerawang, ia mengingat seorang gadis yang tadi siang sempat di lihatnya saat di kantin.

Gadis yang menutup wajah nya dengan buku di tangannya.
Namun bukan itu yang mengusik pikiran nya, tapi warna rambut gadis itu, indigo, sama seperti warna rambut ibunya, Neji ingat adiknya juga berambut indigo seperti warna rambut ibunya.

" tidak mungkin kan " gumam Neji pelan.

******

Hah... Hah... Hah...

Hinata, Tenten dan Lee tiba di halaman depan kampus dengan nafas terengah-engah, tentu saja, mereka bertiga berlari seperti habis dikejar setan memutari gedung yang cukup luas itu.

" hah.... Tunggu aku butuh bernafas, hah... Aku seperti akan mati kehabisan oksigen" ucap Lee sambil memegang dadanya.

" aku juga hah... " ucap Tenten sambil bersandar di pundak Lee.

" hah.. Ma-maaf kan aku, ini semua karna diriku " Hinata berucap sambil berjongkok, memandang Tenten dan Lee dengan pandangan bersalah.

" hahaha.... Tidak masalah Hinata, apa kau tau, menurut ku ini cukup menyenang kan, benar kan Lee "

" benar, ini seperti kita baru saja melakukan sebuah petualangan, cukup menyenangkan juga " Lee menimpali ucapan Tenten sambil tersenyum lebar.

" a-apanya yang menyenangkan, di hari pertamaku kuliah aku sudah mendapat masalah seperti ini " gumam Hinata dengan wajah sendu.

" ooooo.... Ayolah Hinata, jangan difikirkan masalah pantat ayam itu, ayo kita pergi dari sini, sebelum mereka datang " hibur Tenten, merangkul bahu Hinata sambil berjalan menuju motornya.

" pantat ayam " gumam Hinata.

" hahaha..... Itu sangat lucu sekali, ngomong-ngomong Tenten, kau akan habis jika Uciha itu sampai mendengarnya " ucap Lee sambil tertawa memegang perutnya.

Mereka pun pergi dari halaman KUI, mengendarai motor mereka dengan Hinata yang di bonceng Tenten.

****

Air mata masih terus mengalir deras dari pelupuk matanya, ia terus mengingat pertemuannya dengan mantan sahabat nya yaitu Kaguya tadi siang.

" maaf, maaf kan aku hiks.., maaf kan aku.... " hanya itulah lah yang di ucap kan Hikari sedari tadi sambil memandang sebuah foto usang di tangannya,

she is my lost daughter ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang