ISTIRAHAT jam pertama pun terdengar di setiap penjuru kelas, Quinzeea melangkah terlebih dahulu ke kantin. Ia sudah mengabari ke tiga sahabatnya untuk segera kekantin.
Quinzeea memainkan ponsel nya, tanpa Ia sadari seorang Laki-laki mengamatinya dari jauh Ia ingin sekali bertanya langsung tentang Basecamp apa kah itu? Tetapi niatnya Ia urungkan. Ia menghampiri gadis itu dengan santai dan terduduk di sebelahnnya.
"Astaga Juna ngagetin aja!" ujar Quinzeea yang terkejut dengan kedatangan Laki-laki itu disebelah nya.
"Dari mana?" Tanya Juna dingin seperti biasa.
"Gak dari mana-mana." Jawab Quinzeea berbohong.
"Lo gak ada di jam pertama dan kedua, mau bohong?" ujar Juna cuek membuat Quinzeea terdiam di tempatnya.
Gadis itu tidak membuka suara nya lagi, Ia merasa hawa dingin menusuk kulitnya. Sangat dingin hingga ke ulu hatinya. Apakah Juna mengetahui sesuatu mengenai dirinya? Hingga Laki-laki ini berbicara dingin seperti ini kepada nya?
"Kenapa? Gak bisa jawab?" Tanya Juna dan memandang gadis itu tajam.
"Maaf," cicit Quinzeea dan menundukkan kepalanya. Entah lah kenapa, Ia tidak suka jika Juna bersikap dingin seperti ini kepada dirinya.
"Dari mana tadi?" Tanya Juna mengulangi, kini Laki-laki itu bertanya dengan nada lembut miliknya.
"Dari mansion." Jawab Quinzeea tidak sepenuhnya berbohong, karena basecamp miliknya sama dengan mansion miliknya.
"Mansion atau Basecamp?" Tanya Juna kembali membuat gadis itu langsung menatap manik mata Juna, kenapa Laki-laki ini bisa tau? Emm bukan tau, tapi Basecamp? Kata itu? Kenapa Juna bisa tau? Basecamp?
"Mansion gue itu Basecamp gue sama temen-temen gue." Elak Quinzeea dengan setenang mungkin.
"Oke gue percaya, pasti belum makan kan? Aku pesenin makanan dulu." Kata Juna dan segera melangkah pergi. Membuat Quinzeea menghela nafasnya pelan dan tersenyum kecil. Terkadang Juna menggunakan panggilan 'Aku' dan 'gue' membuat Quinzeea bingung dengan Laki-laki itu. Ia sayang dengan Juna tapi Ia takut jika Laki-laki itu tahu mengenai rahasia nya. Seorang Ketua gangster yang cukup terkenal dan tidak mengenal kata kasihan. Dingin dan juga kejam.
"Maaf Juna." Gumam Quinzeea lirih.
Setelah memesan makanan, Juna membawa sebuah nampan dengan dua nasi goreng dan dua es teh. Juna terduduk kembali di sebelah Quinzeea dan menatap gadis itu hangat.
"Dimakan yaa!" ujar Juna dengan suara lembutnya.
"Iyaa, Tapi kamu gak lihat tuh semua pada lihat ke arah kita." Kata Quinzeea menatap sekelilingnya. Ya memang kantin sekarang mulai terisi penuh dan banyak yang menatap Quinzeea dengan tatapan tidak suka.
"Udah, gak papa sekarang kamu makan yaa." ucap Juna menenangkan masih dengan senyum hangatnya.
"Hi ngeri." Gidik Quinzeea sesambil menampilkan raut wajah ketakutan menatap Juna yang terlihat begitu berbeda.
"Emang aku setan apa?!" Kesal Juna membuat Quinzeea terkekeh pelan.
"Ngeri aja Seorang Juna bisa selembut itu sama cewek." Balas Quinzeea diakhir kekehannya.
"Lo cewek spesial." Jawab Juna santai.
Quinzeea yang mendengar nya pun menundukkan kepala nya malu, ucapan Juna mampu membuat pipinya merona apa lagi detak jantung nya yang menggila. Dan itu semua memasuki tangkapan Laki-laki di sebelah nya. Quinzeea benar-benar menggemaskan jika seperti ini, malu-malu meong.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUINZEEA ; Fake Nerd Is Devil (REVISI) #S1
Teen Fiction(TAHAP REVISI) Yang udah ke revisi ada tanda ✔ okee (cerita masih lengkap) *PLAGIAT DILARANG MENDEKAT! HARGAI KARYA SAYA! JANGAN ASAL COPY! WALAU ITU IKUTIN NAMA ATAU ALUR CERITANNYA! * SEBELUM MEMBACA AKAN LEBIH BAIK FOLLOW AUTHOR NYA YAA... 😈�...