47 "MENUJU END 1"

41.4K 2.8K 48
                                    

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak yaa..... 😊

MALAM yang terasa dingin dengan di banjiri air mata itu membuat lorong rumah sakit terasa sepi.

Quinzeea yang menangis tak henti henti, sedangkan Ibunda Juna dan Ayah Juna merasa sakit. Bagai mana tidak sakit jika anak satu satunya sedang bertempur antara hidup dan mati di ruangan yang tertutup itu? Sudah dua jam lamannya namun dokter belum mematikan lampu darurat yang ada di atas pintu ruangan.

"Sayang kamu minum dulu ya" ucap Andara memberikan sebuah botol minum untuk Quinzeea, namun gadis itu hanya diam sesambil sesengukan.

"Sayang minum dulu ya" ulang Andara dan mendapatkan anggukan Quinzeea. Gadis itu kini wajahnya memucat, ia lupa jika lengan nya masih terluka karena tembakan tadi. Dan belum sama sekali ia obati. Quinzeea mengambil botol minum itu lalu meminumnya hingga tandas.

"Zeea lengen lo di obatin dulu ya" ucap Azka yang kini membuka suara nya, sedari kejadian tadi lelaki itu tidak membuka suaranya. Azka selalu memikirkan ucapan nya kemarin pagi. Dan ia merasa bersalah telah mengucapkan kata kata atau kalimat yang seharusnya tidak ia ucapkan.

"Zeea" panggil Azka sekali lagi namun gadis itu masih diam dan memeluk lututnya.

Azka mendatangi Quinzeea dan berjongkok di depan gadis itu. Wajah yang sudah memucat, dan Tangannya terasa begitu dingin. Azka melepaskan jasmiliknya dan memberikan jas itu kepada sang adik.

"Zeea sekarang ikut abang, luka mu harus di obati" ucap Azka lembut namun sama saja gadis itu seakan akan kehilangan jiwa nya.

Dengan paksa Azka menggendong Quinzeea menuju ruangan lain dan meminta tolong kepada dokter dan suster untuk segera mengobati sang adik. Dokter dan suster pun segera mengobati Quinzeea yang berbaring dengan wajah pucat dan juga pikiran yang kosong. Dokter Andre yang melihatnya pun memilih keluar dari ruangan dan menemui Azka yang terduduk di kursi.

"Luka nya cukup dalam, peluru yang mengenai tulang itu seharusnya mudah untuk di tangani. Namun seperti nya sudah 2 jam lamannya di diamkan dan membutuhkan waktu lama untuk menangani." ucap Dokter Andre menjelaskan.

"Lalu? Sekarang kenapa dokter di sini! Saya mohon selamat kan Adik saya" ucap Azka dengan emosi di setiap katannya.

"Jika saya bisa maka saya lakukan, akan tetapi keadaan mental pasien sedikit kurang bersahabat. Jika saya bius total maka akan mengakibatkan hal yang tidak di inginkan" ucap Dokter Andre.

"Saya mohon, selamatkan dia dengan semampu dokter. Itu hanya lenganya saja! Saya tau pikirannya sedang tidak baik dan suasana hatinya sedang sedih, namun saya mohon tangani dia secepatnya, saya mohon" ucap Azka memohon dengan air mata yang menetes. Ia begitu sedih dengan keadaan adik nya, jika Quinzeea tidak menginginkan pesta ini maka bukannya sudah ada firasat? Ia menyesal!

"Baik saya akan lakukan semampu saya" ucap Dokter Andre dan memasuki kembali ruangan tadi. Dokter Andre terpaksa harus membius total gadis itu,dan kelemahannya hanyalah waktu sadar yang cukup lama nantinnya.

Luka kecil yang berakibat besar. Hati kecil yang menerima luka besar. ~Author Gaje!~

0-0-0-0

Dilain tempat Faiz menemukan Luca yang telah menghabisi musuh di belakang hotel. Luca terkejut mendapati berita tentang kejadian di pesta tadi.

"ini hanyalah pengecohan!" ucap Luca dengan kesal.

"Kita harus cari kemana musuh pergi" ucap Faiz dan mendapatkan anggukan dari Luca.

QUINZEEA ; Fake Nerd Is Devil (REVISI) #S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang