Senyuman Teraneh

959 80 0
                                    

"Tersenyum? Kenapa dia tersenyum? Okay Irene.. sadarlah! saat ini dia sedang meremehkanmu, dia tau bahwa kamu akan tenggelam dengan senyumannya, dia sengaja meninggalkan seulas senyum di wajahnya agar terlihat tampan, Sial."

Irene kembali mengalihkan pandangannya pada Jevan yang saat ini sedang memandangnya.

"Irene, apa kamu tidak mendengarkanku? Apa sih yang sedang kamu lihat?" tanya Jevan mengikuti arah Irene memandang.

"ah tidak!" Irene langsung menghalangi pandangan Jevan dengan kedua telapak tangannya "apa? Apa yang kamu katakan? Maaf aku tidak mendengarnya".

"ukuran apa yang ingin kamu beli? Aku sudah menanyakan ini berulang kali" Jevan mengeluh.

"ah.. maafkan aku, aku ingin yang small" Irene memaksakan dirinya untuk berkonsentrasi.

Ini pertama kalinya setelah kejadian dilapangan basket Irene bertemu kembali dengan Dean, entah laki - laki itu tidak masuk kampus atau mereka memang sudah tidak ditakdirkan untuk bertemu.

Irene dan Jevan berjalan kembali menuju kelas sambil menyeruput susu pisang mereka. Irene terus berjalan dengan rasa janggal yang mengelilinginya, tidak dipungkiri bahwa saat ini Irene merasa Dean masih memperhatikannya, entah benar atau tidak, Irene memutuskan untuk melirik Dean untuk terakhir kalinya sebelum meninggalkan kantin.

Lagi - lagi instingnya benar, saat ini Dean masih menatap Irene, namun kali ini berbeda, raut wajahnya tidak sama seperti sebelumnya.

Saat pertama kali Dean menatapnya, ia memasang seulas senyum diwajahnya, namun saat ini laki - laki itu menatap Irene dengan tatapan dingin, sama percis seperti tragedi mengerikan di lapangan basket. Irene langsung mengalihkan pandangannya.

"dia benar - benar aneh! Dikit - dikit terlihat sangat ramah, tidak lama setelah itu berubah menjadi sangat dingin, sebenarnya mahluk seperti apa sih dia" gumam Irene kesal.

"mau beli apa lagi?" tanya jevan lagi.

"tidak ada.. ayo balik ke kelas" desak Irene.

"tunggu..." Jevan mendekati Irene dengan posisi yang sangat dekat, tangan Jevan tiba - tiba mendarat dipipinya, Irene cukup terkejut karena jarak mereka yang begitu dekat. Dengan rasa yang canggung Irene hanya menatap Jevan dengan mata yang lebar, jari Jevan mulai mendarat dibibirnya dan mengusap lembut bibir Irene sambil menatapnya dengan sangat dekat.

"hmm" Jevan berdehem sambil melangkah mundur,
"kenapa si cewe suka banget nyisain minuman atau makanannya disekitar bibir? Emang sengaja apa gimana sih" lanjut Jevan yang langsung jalan meninggalkan Irene.

"Ih apaan sih, ya enggalah ini semua na..tu..ral..." jawab Irene tak acuh sambil sedikit melirik kearah Dean, namun rupanya Dean sudah menghilang dari pandangannya.

"Aneh".

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang