Jambret Sialan

917 61 0
                                    

Saat ini Irene sedang berjalan pulang menuju apartemennya seorang diri. Entah mengapa hari ini jalanan cukup sepi, padahal waktu baru menunjukan pukul 7:30 malam.

Sebenarnya sejak tadi Irene menyadari sesuatu yang janggal, ia merasa dirinya seperti sedang diikuti. Ia terus mendengar suara mesin motor yang berada tepat dibelakangnya.

Awalnya ia hanya menganggap semuanya biasa saja,  namun suara itu terus terdengar sampai - sampai ia bisa merasakan posisi motor yang terasa semakin dekat dengannya.

Irene pun akhirnya memberanikan diri untuk menoleh, namun ternyata hanya seorang pengendara motor yang terlihat seperti kebingungan mencari alamat. Irene pun kembali berjalan dengan lebih cepat sambil menenangkan diri, namun tak lama setelah itu...

SREEETT !!!

"Awww!!!".

kaki Irene tiba-tiba tergores oleh benda yang sangat tajam, ia langsung menoleh ke arah belakang tepat setelah laki-laki berjaket kulit hitam dengan helmet yang menutupi seluruh wajahnya itu sedang mencoba untuk menarik tasnya.

"SINIKAN TAS NYA! JIKA TIDAK KAU AKAN MATI !!" teriak  pencopet itu.

"TIDAK-TIDAK !!!! TOLONG!!!!" teriak Irene dengan sangat kencang.

BRUKKKK!!! 

Tiba - tiba saja sebuah tas gendong melayang dengan sangat keras menghantam helmet pencopet tersebut. Motor pencopet itu pun langsung goyah dan langsung kabur terbirit-birit, namun sialnya tas Irene berhasil dibawa oleh pencuri itu.

"TASKU !!" teriak Irene sambil berlari mengejar pencuri itu.

Pikirannya kosong, Irene sangat  ketakutan,  didalam tas itu terdapat barang yang menurutnya sangat berharga. Tanpa menghiraukan rasa sakit pada kakinya, Irene terus mengejar pencuri itu dengan terengah-engah. Pencuri itu telah menghilang dari pandangannya, rasa sakit pada kakinyapun semakin terasa, kepalanya pun ikut terasa begitu pening, dengan tidak sadar ia pun langsung ambruk.

Irene terus menangis sambil mencoba untuk berdiri kembali dengan susah payah, namun tiba-tiba ada seseorang yang memegangi kedua bahunya.

"astaga.. apakah kamu baik - baik saja?" tanya penolong itu dengan panik sambil terus menopang Irene  menuju tempat duduk yang berada disisi trotoar.

"Tunggu bentar ya, Bentar.." tahannya.

Pria itu dengan tergesa-gesa langsung membelakangi Irene sambil sibuk menghubungi seseorang lewat ponselnya.

Dia terus melihat sekeliling dengan panik sambil menelpon. Tidak lama setelah itu datanglah sebuah motor,  pengendaranya langsung turun dengan cepat dan menghampiri pria itu.

Irene hanya bisa melihat kedua orang tersebut sedang berbincang  dengan keadaan panik. Irene tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, rasanya pening sekali. Namun ia sadar dan melihat salah satu pria itu kembali mengendarai motornya dan pergi meninggalkannya.

Sedangkan pengendara yang baru datang bergegas menghampiri Irene sambil terus memanggil namanya.

Saat ini  pandangannya semakin tidak karuan, semuanya terlihat samar - samar, jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Baru kali ini ia merasakan hal menegangkan seperti ini, badannya dibanjiri dengan keringat dingin, Irene benar-benar merasa ketakutan sampai akhirnya semuanya terlihat gelap.

rumah sakit

Irene mulai membuka mata untuk pertama kalinya selama 2 hari. Irene terus  mengerjap-ngerjapkan matanya yang terasa sangat berat.

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang