"apa??! Jangan bercanda kamu".
"jadi, saat Dean menelponku, kebetulan aku belum jauh dari kampus dan saat itu juga aku langsung datang.
***
Hari H Kejadian"ada apa ini !?!?" tanya jevan sambil bergegas turun dari motornya.
"bawa dia kerumah sakit.. gw mau kejar pencuri itu.." kata Dean dengan tergesa-gesa dan langsung menaiki motornya.
"Lu pasti tau gw kan? ada satu hal yang harus lu tau sebelum terlambat, gw suka Irene dan gw yakin kalau Irene juga masih merasakan hal yang sama sampai saat ini, bahkan lu sendiri tau itu kan?" Dean langsung menggas motornya dengan kencang.
***"disana aku sangat terkejut, karena selama ini aku merasa Dean tidak menyukaimu dengan serius. Tapi setelah mendengar langsung dari mulutnya, aku langsung percaya dan semua ini masuk akal".
Irene masih terdiam dan terhanyut dalam pikirannya yang sedang bekerja keras untuk mencerna semua omongan Jevan dan mengingat semua kejadian malam itu.
"Astaga sebenarnya aku ingat bahwa ada dua orang yang menghampiriku, jadi yang dimaksud Bella saat itu 'teman Jevan' adalah Dean..." ucap Irene masih tidak percaya.
"dan.. saat di festival, sebenarnya aku mengikutimu saat kamu menghampiri Dean. Saat kamu dan teman - teman Dean saling menggoda, dia langsung berdiri dan mengatakan bahwa kamu adalah kecengannya, dan pada saat itu Dean menarikmu meninggalkan meja menuju tempat yang sedikit sepi, karena kamu terlihat begitu lemas akhirnya Dean memutuskan untuk mengantarmu kembali padaku sambil menggendongmu, sebenarnya saat itu dia berbicara banyak, tapi aku tidak bisa mendengarnya".
Irene benar-benar terkejut dengan situasi saat ini.. semuanya datang dengan begitu tiba-tiba.
"maafkan aku tidak memberitahumu lebih awal karena tadinya aku tidak ingin kamu makin jatuh cinta dengannya, ya aku benar-benar egois. Namun saat ini aku telah sadar bahwa ini semua akan sia-sia. Aku akan ikut bahagia jika kamu bahagia, aku berani melepasmu karena Deanlah orangnya, jika orang lain aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun.. mengertilah selagi aku mengerti.. dan satu hal lagi".
Jevan langsung terdiam sambil terus menatapnya, tiba-tiba ia mendekati wajah Irene dan mencium seluruh wajahnya dan juga bibirnya dengan lembut lalu melepasnya sambil tersenyum.
"kita akhiri saja hubungan ini".
"Jevan.. maafkana aku.. " Irene mulai menangis lagi.
Jevan pun langsung memeluknya dengan erat "tidak apaa".
"bagaimana jika kamu membenciku, aku tidak mau!!!".
"beri aku waktu dan aku akan kembali padamu dengan keadaan baik - baik saja" ucap Jevan dengan mata yang berkaca - kaca.
"Jevvv, berjanjilah kamu akan kembali dan tidak akan membenciku".
"aku janjii" ucap Jevan sambil menghapus air mata Irene "terimakasih kasih atas kesempatan berharga yang telah kamu berikan, aku akan menyimpannya baik-baik".
5 Bulan kemudian
Tidak terasa Lima bulan telah berlalu, Irene telah mempertimbangkan semuanya. Irene akan mengucapkan terima kasih pada Dean secara langsung dan tepat saat tiga bulan berlalu Jevan mulai menunjukkan batang hidungnya dihadapan Irene.
Meski dari luar dia terlihat baik - baik saja, saat itu Irene merasa tidak yakin mengenai perasaan Jevan yang sebenarnya, meski begitu Irene terus mendekati Jevan agar tidak ada rasa canggung diantara mereka. Namun saat ini setelah lima bulan berlalu, mereka benar-benar sudah membaik tanpa ada rasa canggung sedikit pun.
"apakah kamu sudah bicara dengan Dean?" tanya Jevan "duh rasanya canggung menyebut nama dia dengan mulutku" lanjutnya.
"belum, aku belum bertemu dengannya".
"kenapa harus menunggu sampai selama ini? Aku baik-baik aja".
Irene tidak merespon dan hanya tersenyum.
"Nah itu dia orangnya" Jevan langsung menunjuk kearah parkiran.
"Siap ?".
"Dean!" jevan langsung memegangi kepala Irene dan mengarankannya kearah parkiran.
"Engga, aku belum mau bertemu dengannya".
"Apa yang kamu bicarakan ?" Jevan langsung mendorong Irene kearah parkiran.
"Sana cepat, aku pergi..." lanjut Jevan yang langsung berbalik arah untuk meninggalkan Irene.
"Jevan!".
"fix gue harus cari pacar baru" gumam jevan sambil berjalan meninggalkan Irene.
***
"Dean!! tunggu" panggil Irene yang langsung menghadang mobil Dean yang mulai melaju.
Dean menatapnya dengan sangat terkejut dan langsung bergegas keluar dari mobil.
"kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Irene menghampiri Dean sambil terengah-engah.
"melakukan apa?" tanya Dean bingung.
"lapangan basket? Festival? Pencuri?" beber Irene.
Dean yang tadinya terlihat bingung tiba - tiba langsung tersenyum dengan bangga.
"berhentilah tersenyum! kenapa kamu terus diam dan merahasiakan semuanya?" Tanya Irene kesal.
"diapart aku sudah menjelaskannya" jawab Dean.
"beritau aku lebih banyak lagi".
"baiklah, ikut aku... karena ini akan menjadi cerita yang sangat panjang" kata Dean sambil membukakan pintu mobilnya.
Irene mematung terdiam sambi menatap pintu yang telah dibukakan Dean.
"kenapa diam? Ayo masuk".
Irene pun langsung masuk kedalam mobil sambil terus menatap Dean yang sedang tersenyum.
"kenapa kamu terus tersenyum?" tanya Irene heran.
"apakah kamu tidak lihat aku sedang bahagia? Akhirnya pengorbanan-ku tidak sia - sia".
"Astaga... untuk apa kamu menyembunyikan semuannya dariku?" Irene menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak menyembunyikannya, selama ini kamu membenciku, bagaimana aku bisa cerita" jelas Dean.
"Kamu yang memulainya" rujuk Irene.
Dean hanya tertawa.
Taman
"aku akan beli hotdog dan minum dulu, kamu mau minum apa?" tanya Dean.
"samakan saja denganmu".
"aku akan pilih cola, is it ok?" tanya Dean.
"Yup".
"baiklah.. tunggu sebentar" Dean pun pergi ke toko penjual hotdog yang terkenal didaerah sana, Irene hanya menatap laki jangkung itu dari belakang.
"ada apa dengan dia? Tadi dia bilang sedang bahagia? Dan tempat apa ini ? kenapa terasa begitu romantis?" gumam Irene sambil terus menahan senyumnya.
"ini ambilah" Dean menyodorkan cola dan hotdog sambil duduk disamping Irene.
"Terima kasih".
"baiklah, jadi ...
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLUE
RomansaSebuah perjalanan cinta seorang gadis pada lelaki yang sudah ia sukai semenjak awal kuliah, cinta yang ia kira bertepuk sebelah tangan rupanya menjadi sebuah cerita cinta yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. namun semuanya berubah begitu ce...