Terapi

1.8K 63 0
                                    

"De bangun, ayo kita siap-siap untuk pergi terapi" ajak Irene sambil mengusap wajah Dean.

Dean mulai meregangkan badannya sambil menguap. Irene langsung membantu Dean untuk pindah kekursi rodanya agar Dean bisa bersiap-siap dikamar mandi.

Sambil menunggu Dean menyikat gigi dan mencuci muka, Irene mulai menyiapkan barang yang akan diperlukan Dean seperti handuk, baju ganti, dan minuman.

Setelah itu Irene membantu Dean untuk berpakaian.

Rumah Sakit

"apa kamu ingin minum sekarang?" tanya Irene pada Dean yang terlihat begitu lelah dengan terapinya.

Dean hanya mengangguk sambil mengatur napasnya, Irenepun dengan cepat meyodorkan minumannnya pada Dean.

Saat ini Dean sedang terapi bagian tangan kanannya, Dean sudah mulai bisa menggerakan dan mengangkat tangan kanannya meski hanya beberapa centi dari permukaan.

Tangan itu terus bergoyang tidak beraturan karena otot lengannya yang belum begitu kuat. Tangan kanannya rutin dipasangkan alat penguat otot yang terlihat seperti kabel yang menempel pada tangannya.

Belakangan ini Dean diajarkan untuk  berdiri. Saat ini Dean duduk dikursi rodanya yang berada diantara besi panjang yang akan digunakan Dean sebagai pegangan.

Kedua tangannya dengan kuat memegangi kedua besi tersebut, dan terdapat seorang suster yang membantu Dean untuk berdiri sambil memegangi badannya.

Suster itu mulai mengangkat badan Dean, kakinya tergulai lemas tidak bisa ditegakan. Suster lain mulai meluruskan kaki Dean agar Dean dapat berdiri.

Tak lama setelah itu Dean berhasil berdiri dengan kaki yang lurus. Irene bersorak sambil bertepuk tangan kegirangan. Dean pun tertawa yang diikuti pujian dari para suster yang ikut bangga padanya.

"good job, good job" puji Irene sambil mengacak-ngacak rambutnya.

Dean hanya tersenyum malu sambil memperbaiki rambutnya yang berantakan.

"kamu berkembang dengan cepat" puji dokter Bary , dokter yang menangani Dean dari awal melakukan terapi.

"ya begitulah Dok" jawab Dean tidak begitu antusias.

"hm.. Dean, apakah saya bisa berbicara dengan Irene sebentar?" dokter Bary meminta izin.

Dean terlihat bingung namun dia langsung mempersilahkan dokter berbicara dengan Irene.

Irene yang ikut bingung tetap mengikuti permintaan dokter, setelah berbicara dengan Dokter tersebut, tak lama Irene kembali dan menghampiri Dean.

"ada apa?' tanya Dean.

"dia meninta maaf" jawab Irene.

"meminta maaf karena apa?" tanya Dean lagi.

"meminta nomor teleponku dirumah sakit" jawab Irene sambil tertawa  "sepertinya dia menyukaiku.." canda Irene dengan senang.

Dean tertawa dengan canggung "really?".

"ya enggalah, mungkin ada sesuatu yang harus ia bacarakan tentang keadaanmu, karena dia ingin mengajakku makan malam besok, apakah boleh?" tanya Irene sambil mendorong kursi roda Dean.

"ten..tentu saja, bertindaklah sesukamu, kita kan sudah tidak memiliki hubungan apapun" jawab Dean dengan suara yang mulai merendah.

"apa sih kamu, yaudah aku akan menelpon suster untuk menjagamu besok malam ya" kata Irene.

"oh, oh, ba..baiklah.." balas Dean cepat.

"mau makan apa? Kita makan diluar?" tanya Irene.

"take away aja" jawab Dean singkat.

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang