Pada Hari itu juga Dean langsung pergi ke Jerman. Sesampainya disana Dean langsung drop. Ia tidak sadarkan diri beberapa hari, dokter mengatakan bahwa Dean saat ini benar-benar sedang stress berat dan pola tidurnya kembali seperti dulu, yaitu sebelum Dean bertemu dengan Irene, benar-benar berantakan.
Alex dan keluarga terus memberikan dukungan pada Dean, namun Dean belum bisa mengontrol dirinya. Saat ini dia benar-benar tidak punya semangat untuk melanjutkan hidup.
Pihak keluarga dan rumah sakit terus melakukan pengawasan selama 24 jam, mereka takut Dean akan berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
2 bulan kemudian
"Apakah salah satu diantara kalian ada yang tinggal disini?" Tanya Irene tiba-tiba setelah melihat rumah yang ada disebelahnya.
"Tidak, kenapa ?" Tanya mereka.
"Rumah ini.. seperti tidak asing" komentar Irene.
"Ah itu hanya perasaanmu saja".
"Hmm mungkin".
Bella terus mengajak Irene menjelajahi area sekitar lingkungan rumahnya untuk memulihkan ingatannya hingga tak terasa lima bulan telah berlalu.
Saat ini Irene sudah mulai tinggal sendiri dan sudah bebas untuk melakukan banyak hal. Sedikit demi sedikit ia sudah mengingat semuanya, terkecuali untuk orang-orang yang baru Irene kenal. Tentunya Dean beserta keluarga juga termasuk, Bella dan keluarganya merahasiakan keberadaan Dean dengan baik.
Satu tahun telah berlalu.
"Hallo Irene" ucap salah satu seorang wanita pemilik cafe dengan sangat ramah.
"Oh hallo, maaf sebelumnya apakah kamu mengenalku? Maaf aku baru saja mengalami kecelakaan dan..".
"Sudah tidak apa, saya mengetahui keadaanmu. Apakah kamu baik-baik saja sekarang ?" Tanya wanita itu.
"Ya saya baik-baik saja terima kasih" jawab Irene sambil tersenyum ramah.
"Saya pemilik cafe ini, dulu setiap pagi kamu selalu memesan dua kopi, dan saya sangat senang kamu kembali ke cafe saya lagi" ucap wanita itu senang.
"Haha iyaa, entah kenapa saya seperti rindu dengan cafe ini, tunggu apakah kamu menyebut dua kopi tadi?" Tanya Irene.
"Yaa kamu selalu memesan dua kopi, satu lagi untuk laki-laki tampan berkursi roda yang selalu bersamamu" jelas wanita itu.
"Ah.. apakah kamu melupakannya? Tidak apa.. kamu masih dalam proses penyembuhan.. mungkin rumahnya bisa membantumu untuk ingat" jelas wanita itu lagi.
"Rumahnya ? Dimana?".
"Kamu tidak tau? Disebelahmu.. rumahnya disebelahmu".
Irene langsung terdiam.
Pantas saja, entah kenapa setiap aku melihat rumah itu dadaku terasa begitu sesak. Rumah itu.. memancarkan begitu banyak aura, aura kebahagiaan dan juga kesedihan.
"Hmm maaf, sepertinya aku harus pergi sekarang, terimakasih ya atas semuanya" pamit Irene ramah.
"Yaa hati-hati".
Setelah tiba dirumah, Ia terus menatap rumah itu dari teras rumahnya.
"Apa yang kamu lakukan ?" Tanya Bella sambil menenteng kantung makanan di tangannya.
"Bel, beri tahu aku tentang Dean".
Bella terdiam.
"Aku tau, rumah ini adalah rumahnya" lanjut Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLUE
RomanceSebuah perjalanan cinta seorang gadis pada lelaki yang sudah ia sukai semenjak awal kuliah, cinta yang ia kira bertepuk sebelah tangan rupanya menjadi sebuah cerita cinta yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. namun semuanya berubah begitu ce...