"Irene !!!!!!!!!!".
Dada Dean tiba-tiba merasa sesak, kepalanya benar - benar merasa pusing, tanpa berpikir ia langsung merubuhkan tubuhnya kejalan dari kursi mobil.
Ia terus menarik tubuhnya dengan mengesot di jalan yang penuh batu kerikil untuk menghampiri Irene.
"TOLONG, TOLONG!!!!!!" Teriak Dean panik.
Dean terus mengesot dengan susah payah sampai pada akhirnya ada seseorang yang memegangi pundaknya untuk menahannya.
"Tenang mas, tenang".
Orang - orang mulai berhamburan dengan panik menghampiri Irene dan memanggil ambulance.
"Irene!!! Tolong Irene.. jangan seperti ini!!!" Dean menghempaskan tangan orang yang menahannya dan terus merangkak menghampiri Irene sampai pada akhirnya ia berhasil memangku Irene dengan kepala yang dipenuhi darah.
"Sayang! Irene! Kok kamu diam saja! Tolong Irene.. bangun !!" teriak Dean dengan air mata mengalir deras diwajahnya.
"Tolong panggil ambulan cepat !!" Teriak Dean sangat panik.
"Sudah kami panggil ambulan, astaga cepat pak cepattt !!!" Teriak salah satu orang saat melihat ambulan datang.
Irene pun diangkat dan dibawa kedalam ambulan.
"Tolong bantu aku masuk kedalam ambulan itu, aku tidak bisa berjalan" pinta Dean sambil terengah-engah.
"Mari mas".
"Ayo bantu-bantu".
Orang - orang pun membantu Dean untuk naik kedalam ambulan sampai ia berhasil duduk disamping Irene.
"Sayang tolong ... pakkk tolong dia pak!!" Dean terus menangis sambil mengusap kepala Irene dengan tangan yang gemetar. Dean terus mencium tangan Irene dan menggenggamnya selama perjalanan.
Sesampainya dirumah sakit Irene langsung dilarikan kedalam, Dean yang panik langsung terjatuh dan tanpa berpikir ia berniat untuk merangkak turun dari ambulan.
"Mas sini biar saya gendong" ucap salah satu perawat laki-laki yang langsung menggendong Dean kedalam untuk mengejar Irene.
"Tunggu disini ya mas, akan saya ambilkan kursi roda" ucap perawat tersebut menurunkan Dean disebuah kursi didepan ruangan Irene.
Dean hanya tertunduk kesal sambil menangis dan terus meremas rambutnya.
"Irene ..." panggilnya sambil terus menangis.
"Mari mas saya bantu" ucap Perawat tersebut yang kembali sambil membawa kursi roda.
Dean pun hanya menurutinya dengan kondisi yang lemas, ketika hendak pindah tangannya mulai lemah dan akhirnya tergelincir kebawah.
"Astaga mas" perawat itu langsung mengangkat kembali Dean keatas kursi roda dengan cepat.
Dean mencengkram tangan perawat tersebut sambil menunduk dan menangis.
"Tolong selamatkan calon istri saya, bilang kedokter yang ada didalam tolong selamatkan calon istri saya" ucapnya dengan bibir gemetar ketakutan.
"Mas tenang dulu dan berdoa, dokter akan melakukan yang terbaik didalam sana" jelas perawat tersebut.
Dean terus menangis sambil menundukan kepalanya, ia terbayang kembali kejadian dulu saat ia tertabrak oleh sebuah motor. Kejadian tadi hampir sama dengan kejadiannya saat itu. Dean benar-benar ketakutan saat ini, ia langsung memanggil Alex dan Bella melalui telpon dengan panik dan terbata-bata.
Dua jam sudah berlalu, tiba - tiba Alex dan Bella datang. Sebenarnya Alex dan Bella tidak pulang ke london dan menetap di villa lain untuk berjaga-jaga.
"Dean !!!!" Panggil Alex berlari menghampiri Dean.
Dean langsung menoleh kearah Alex dan tangisannya semakin kuat, Alex dan Bella langsung memeluk Dean dengan cepat.
"Mo.. mo.. mobil itu... tiba - tiba datang begitu saja dengan kencang, di... dia sedang tertawa bersamaku , la.. lalu tiba- tiba... ti.. tiba-tiba..."
"Ssstttttt udah De, tenang.. kita berdoa untuk Irene, dia wanita yang kuat" Alex menenangkan Dean yang begitu ketakutan saat ini.
"Aku takut ..." Dean menangis.
"Sudah kak, Irene kuat, aku sangat tau itu, Irene sangat kuat" ucap Bella menguatkan diri dan juga kakaknya dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Setelah delapan jam menunggu akhirnya dokter keluar dari ruang unit gawat darurat. Dean, Alex dan Bella langsung menghampiri dokter dengan penuh harap.
"Bagaimana dok?".
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Dean sambil menggenggam tangan dokter.
"Dia berhasil diselamatkan" ucap dokter.
"Terima kasih tuhan......" ucap mereka merasa lega.
"Tapi... ".
"Tapi kenapa dok?!" Tanya Bella mulai khawatir.
Dean hanya menatap dokter dengan keadaan sangat tertekan, ia benar-benar dihantui oleh rasa takut akan hal buruk yang mungkin saja menimpa Irene.
"Kepalanya terbentur sangat keras... sehingga saat ini Irene mengalami cedera kepala yang parah atau gegar otak berat, sehingga ada kemungkinan Irene akan mengalami amnesia" jelas dokter.
Semua langsung menangis tersedu-sedu setelah mendengar apa yang dikatakan dokter.
"Apakah saat ini kita bisa menemuinya dok?" Tanya Alex.
"Belum bisa, nanti saya akan kabari secepatnya, saya izin permisi dulu".
Dean mulai memukul wajahnya dan kakinya berulang-ulang. Alex dan Bella berusaha menahan Dean agar tetap tenang.
"Jika aku bisa berjalan aku akan dengan cepat menangkapnya!, kaki sialan!!!!!!!!" Teriak Dran sambil memukul-mukul kakinya kembali.
"Astag De!" Alex langsung menahan kedua tangan Dean.
"Semua ini salah ku!!".
"Sudah kak... sudah..." Bella menangis dengan keras dan langsung memeluk Dean erat.
Dean langsung terdiam dan menangis dipundak Bella dan memeluknya.
"Maafkan kakak Bel" ucap Dean "maafkan kakak tidak bisa menjaga kakakmu" lanjutnya tersedu - sedu.
"Sudah kak" ucap Bella sambil mengusap punggung Dean lembut.
"Irene... Ire...." Tubuh Dean tiba-tiba melemas dan akhirnya Dean pun tumbang.
"Astaga De!!!!!!".
"Dok! Dok!!!!!!".
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLUE
RomansaSebuah perjalanan cinta seorang gadis pada lelaki yang sudah ia sukai semenjak awal kuliah, cinta yang ia kira bertepuk sebelah tangan rupanya menjadi sebuah cerita cinta yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. namun semuanya berubah begitu ce...