Menangis

1.2K 64 3
                                    

"kenapa kamu menatapku dengan bingung? Ini hanya bunga, terimalah" ucap dokter Bary sambil menyodorkan seikat bunga mewah pada Irene.

"ah iya, maaf aku hanya terkejut. Terima kasih yaa"  ucap Irene mencoba sopan.

"Apakah kedatanganku membuatmu tidak nyaman? Kamu terlihat sangat terkejut" tebak dokter Bary.

"Bukan begitu, sebenarnya belum pernah ada teman laki-laki yang datang kerumahku selama aku pindah kesini, so ini cukup canggung untuk ku" jawab Irene sambil membawa secangkir kopi untuk dokter Bary.

"Benarkah? Maaf ya, aku hanya sekedar ingin lebih dekat denganmu".

"Ah tidak apa-apa, santai saja" jawab Irene cepat.

Dokter Bary langsung memamerkan senyumnya setelah melihat tingkah Irene yang menurutnya lucu.

Mereka terdiam sembari menyeruput kopi yang telah Irene sediakan. Irene menyadari Dokter Bary yang terus menerus menatapnya sambil tersenyum.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Irene.

Dokter Bary hanya tertawa dan mulai mendekati Irene "kamu seperti bayi saja" komentar  dokter Bary setelah melihat cream yang membekas pada bibir Irene.

"Astaga" Irene langsung mencari sehelai tisue untuk mengusap bibirnya, namun tiba-tiba lengan kekar dokter bary mendarat lembut di lengannya yang mungil.

"tunggu!" tahan dokter Bary.

Dokter Bary langsung mencondongkan tubuhnya pada Irene sampai tidak ada jarak diantara mereka, ia langsung mengelap cream yang ada pada bibir Irene dengan jarinya.

Saat ini mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat dan dengan begitu tiba-tiba, tidak ada hujan tidak ada angin Dokter Bary langsung  mencium bibir Irene secepat kilat.

Irene sangat terkejut dan melihat dokter Bary dengan tatapan tidak percaya.

"kenapa? apakah semua ini terlalu cepat untukmu?" tanya dokter Bary yang mulai merasa bersalah setelah melihat raut wajah Irene yang terlihat kesal.

"bagaimana bisa kamu.." potong Irene masih tidak percaya.

"ada apa? kita akhir-akhir ini selalu bersama bukan? Kamu menyukaiku bukan?".

"tapi kamu tidak bisa sembarangan seperti itu! kamu benar bahwa aku menyukaimu, tapi aku menyukaimu karena aku kagum dengan kepintaranmu, kebaikanmu, bukan berarti aku tertarik padamu, aku hanya kagum" jelas Irene kesal.

"kagum? Jadi kamu tidak menyukaiku atas dasar cinta? hanya sekedar kagum?" tanya dokter Bary tidak percaya.

"maaf jika aku sudah membuatmu menyalah artikan semua ini" ucap Irene yang masih merasa kesal sekaligus bersalah.

Irene mulai menenangkan diri dengan menatap keluar taman belakang dengan tatapan kosong, sampai akhirnya ia tersadar bahwa ada seseorang yang sedang mengintip melalui celah pagar kayu itu.

"Oh shit! De!" Teriakan Alex tiba-tiba terdengar jelas ditelinganya.

"Dean ..!" Irene terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

"ada apa?" tanya dokter Bary.

"Bary.. maafkan aku tapi bisakah kamu pulang sekarang ??" pinta Irene dengan cepat.

"apa?? Kenapa??".

"maafkan aku, aku harus menemui Dean" jelas Irene dengan gelisah.

"Dean lagi, Dean lagi, apakah kamu tidak bisa berhenti memikirkannya?".

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang