📞 "Dean?".
📞 "Irene".
Isakan tangis Irene pun mulai terdengar.
📞 "maafkan aku ..".
📞 "kamu sedang bercandakan ?".
📞 "maaf..".
📞 "BERHENTILAH MEMINTA MAAF!".
📞 "maaf aku tidak bisa menemuimu secara langsung, aku sedang berada diluar negri".
📞 "kenapa tidak bilang? Jadi aku tidak perlu khawatir!".
📞 "aku tidak sanggup memberitaumu".
📞 "apa maksudmu?".
📞 "aku akan menikah rin".
📞 "kamu!!".
📞 "saat ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi aku minta satu hal darimu.. tolong jangan hubungi aku lagi, karena calon istriku akan lebih sering berada disampingku saat ini".
📞 Irene tertawa "aku tidak percaya...".
📞 "maaf..".
📞 "kamu serius ?"
Tidak ada jawaban dari Dean.
📞 "kamu tau? kamu memang harus minta maaf dan mungkin permintaan maaf pun tidak cukup!!!, dari dulu memang sudah aneh rasanya kenapa kamu bisa menyukaiku.. baiklah, selamat atas pernikahanmu!".
📞 "terima kasih" jawabnya singkat.
Irene terdiam dan langsung menutup telponnya.
...
"selesai" jawab Dean sambil berlinang air mata, ponselnya pun dilepaskan dari telinganya.
"menangislah..." ucap seorang laki - laki yang saat ini sedang berada disampingnya.
Akhirnya air matanya pun mengalir kencang dipipinya sampai berhasil membasahi bantalnya. Sapu tangan terus menyentuh pipi dan telinganya, ia terus terhanyut dalam lamunannya memikirkan Irene, ia masih tidak percaya saat ini ia sedang meninggalkan wanita yang sangat ia cintai. Sungguh sakit rasanya mendengar Irene menangis seperti itu, tapi ia tidak punya pilihan lain.
Saat ini Dean mengalami cedera sumsum tulang belakang parsial karena kejadian tabrakan itu. Sekarang ia hanya bisa merasakan sensasi pada kaki dan tangannya, tetapi tidak bisa menggerakannya. Sudah dua bulan Dean berada dirumah sakit, karena ia disarankan untuk beristirahat penuh dalam rangka proses pemulihan. Meski dua bulan sudah berlalu, saat ini hanya jarinnya yang dapat ia gerakan.
Dokter berkata bahwa ia akan menggunakan alat bantu kursi roda untuk seumur hidupnya. Selama kita berusaha dan percaya pada tuhan, tidak dapat dipungkiri bahwa keajaiban bisa datang pada siapa saja dan kapan saja. Dokter mengatakan bahwa pasiennya ada yang kembali seperti semula, namun satu banding seratus. Dean tau bahwa kesempatan itu sangatlah kecil, oleh sebab itu Dean memutuskan untuk melakukan semua ini pada Irene.
Dean takut dirinya tidak akan bisa sembuh dan akan menyulitkannya, ia sangat mengenal sosok Irene. Irene bisa saja tidak peduli dengan semua ini dan lebih memilih melanjutkan hubungannya, tapi Dean sangat peduli dan tidak ingin Irene membuat pilihan yang salah.
Orang yang berada disampingnya kali ini adalah Alex. Alex adalah anak dari ibu yang ia temui di taman yang saat itu sedang sakit karena kecelakaan dan mengalami kebutaan, dengan kuasa tuhan malam itu operasi donor mata berhasil dilakukan dengan sempurna sehingga Alex bisa melihat kembali dengan normal.
Alex tau bahwa Dean dan Irenelah yang membayar semua biaya dan menolong ibunya, sehingga saat ini Alex ingin membalas budi dengan menolong dan merawat Dean dengan tulus.
Orang tua Dean yang saat itu sedang berada di China, langsung terbang ke Inggris. Mereka begitu sedih melihat Dean dengan kondisi seperti ini, mereka terus bersama Dean selama sebulan penuh, namun kemarin dengan berat hati mereka harus pergi lagi keluar negri karena urusan yang mendesak dan menitipkan Dean pada alex dan ibunya.
Ibu Alex selalu mengunjungi Dean setiap pulang bekerja dan mereka semua selalu tidur dirumah sakit untuk menemani Dean. Awalnya memang sangat berat untuk menghadapi semua ini dan Dean kembali tidak bisa tidur dalam waktu yang cukup lama, namun karena ia mulai menerima keadaannya dan juga banyak orang-orang yang mendukungnya, akhirnya Deanpun mulai bisa tidur kembali dengan bantuan obat tidur.
Apa boleh buat semua ini sudah terjadi dan tidak ada lagi yang harus ia lakukan selain bersabar dan berusaha, ditambah Dean harus menyakiti satu-satunya wanita yang sangat berharga baginya.
Sudahlah Dean, kau telah melakukan yang terbaik..
"Lex, boleh ambilkan botol itu" pinta Dean.
"siap" jawab Alex dengan cepat mengambil air minum dimeja dan mambantu Dean untuk minum.
"Sorry ya" keluh Dean kembali.
"udahlah, pokonya lu jangan pernah ngerasa ga enak, kalau lu kaya gitu malah gue yang nantinya gaenak" ucap Alex.
"Thanks".
"lu mau duduk?" tanya alex yang khawatir melihat Dean yang terus terbaring.
Dean hanya mengangguk.
Alex pun membantu Dean untuk merubah posisinya. Dean langsung menggerakan punggungnya yang pegal, Alex yang berada disampingnya terus berjaga agar Dean tidak terjatuh.
"tau ga, dokter bilang kalau lu udah bisa keluar hari ini. Lu bisa jalan-jalan" kata Alex sambil terus memegangi Dean dari belakang sambil mengusap-usap punggungnya.
"Gue belum siap untuk meperlihatkan kondisi gue yang lemah sekarang ini".
"Oke gue paham, setidaknya udara dirumah lo lebih segar dibanding rumah sakit ini". ucap Alex
"U right, gw udah muak banget sama bau obat-obatan ini"
"good, gw bilang ke susternya dulu ya" ucap Alex yang langsung memberitahu suster dan mengemas barang-barang mereka untuk dibawa pulang.
Dean menyuruh Alex untuk berperilaku santai layaknya teman dekat dan juga adik, sehingga mereka memutuskan untuk berbicara santai satu sama lain.
Merekapun pulang kerumah baru yang telah disediakan oleh orang tua Dean dengan keadaan yang lebih nyaman, dengan fasilitas yang lebih lengkap untuk membantu Dean melakukan aktifitasnya.
Sejujurnya ia bisa saja memasang segala fasilitas itu di hotelnya namun rencananya untuk menghindari Irene tidak akan berhasil. Mungkin saat ini Dean terlihat seperti pengecut, tapi ia pikir ini adalah keputusan yang tepat.
Semua kegiatan terapi terus dilakukan, seperti fisioterapi, terapi okupasi, dan rehabilitasi. Saat ini tiga bulan sudah berlalu, Dean sudah bisa menggerakan tangannya yang sebelah kiri meski masih lemah. Semua ini berjalan dengan sangat lambat tapi ia terus berjuang dengan harapan bisa kembali seperti dulu, setidaknya ia bisa mandiri bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLUE
RomanceSebuah perjalanan cinta seorang gadis pada lelaki yang sudah ia sukai semenjak awal kuliah, cinta yang ia kira bertepuk sebelah tangan rupanya menjadi sebuah cerita cinta yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. namun semuanya berubah begitu ce...