Terima Kasih Irene

1.5K 76 2
                                    

"Dean,aku yakin kamu ada disana".

"Jadi, maukah kamu mendengarkanku sebentar saja?" Irene terdiam sejenak.

"Sebenarnya, aku sama sekali tidak menyangka kamu ada disini. Kemarin aku mengikuti Alex untuk mengetahui lokasi rumah ini, niatnya aku ingin mengobrol dan menanyakan banyak hal tentangmu pada Alex karena kebetulan dialah yang mengirim barang-barangmu padaku saat itu. Karena rasanya masih janggal kamu meninggalkan aku begitu saja" Irene terdiam lagi.

"tapi, lihat... takdir mempertemukan kita lagi, nyatanya aku malah langsung dipertemukan denganmu untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama".

"Jika boleh jujur, aku memang terkejut setelah melihatmu dengan keadaan dan situasi yang seperti ini. Aku seperti merasakan apa yang kamu rasakan sehingga pada saat itu aku tidak memaksamu untuk berbicara denganku. Aku membiarkanmu masuk karena mungkin kamu sendiri terkejut setelah melihatku dengan begitu tiba-tiba".

"Tapi kamu tau? setelah melihatmu entah kenapa aku tidak lagi merasakan benci, marah, atau apapun itu, entah kenapa aku merasa lega setelah melihatmu ada dihadapanku, ditambah Alex memberi tauku bahwa pernikahan itu hanya akal-akalanmu saja, aku merasa tenang".

"Jika kamu benar-benar menganggap bahwa hubungan kita sudah berakhir, aku tidak masalah dengan itu. Aku hanya ingin bertemu denganmu, berbincang denganmu, bermain denganmu, me..melukmu.. dan tidak perlu saling menghindar lagi" tambah Irene mulai menangis.

Dean terus memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia terus menundukan kepalanya sambil sesekali meremas rambutnya. Sampai pada akhirnya setelah beberapa menit berlalu dengan keheningan yang sudah lama menyelimuti mereka tiba-tiba suara pin yang berasal dari pintu Dean pun terdengar.

Mendengar suara tersebut Irene langsung melangkah mundur dengan menggenggam kedua tangannya, berharap Dean akan membukakan pintu untuknya.

Dan benar saja, saat ini Dean sedang membukakan pintu untuk Irene. Mata mereka langsung bertemu, tanpa mengatakan satu patah katapun Dean langsung mempersilahkan Irene untuk masuk kedalam rumahnya.

Irene pun masuk dan terus berdiri sambil menundukan kepalanya dihadapan Dean, karena tiba-tiba saja pikirannya blank dan tidak tau harus berbuat apa.

"Irene" panggil Dean lembut.

Irene mulai mengangkat kepalanya dan menatap Dean dengan mata sembabnya. Dean terus menatap Irene dengan tatapan yang hangat, tiba-tiba ia mengangkat tangan kirinya kedepan dengan isyarat..

peluklah aku.

Irene tersenyum sambil melangkah mendekati Dean, ia mulai berlutut dan langsung memeluk Dean dengan sangat erat sambil menangis yang membuat Dean ikut menitikan air mata.

"kenapa kamu sangat bertekad melakukan semua ini?? Aku sangat berterima kasih atas apa yang telah kamu lakukan. Kamu benar-benar tidak pantas melakukan ini semua demi aku, maafkan aku.. maaf.. aku telah melakukan kesalahan besar untuk yang kedua kalinya.." jelas Dean sambil ikut menitikan air matanya.

Irene terus menggelengkan kepala sambil terus memeluk Dean dengan erat.

"Terimakasih Irene".

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang