Jambret Lagi?

783 50 6
                                    

Tak terasa tiga tahun telah berlalu, begitu banyak kenangan yang sudah mereka lalui bersama.

Saat ini mereka semua sudah memasuki dunia kerja. Dean meneruskan perusahaan pakaian dan aksesoris milik ayahnya yang memiliki brand yang sama dengan namanya yaitu Arsenio, sedangkan Irene meneruskan perusahaan orangtuanya yaitu YD Group, perusahaannya saat ini merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang ia kelola bersama dengan adik perempuan dan kakak laki-lakinya.

Sedangkan Jevan meneruskan perusahaan orang tuanya sebagai pemasok bahan baku pada perusahaan makanan, salah satunya perusahaan YD miliknya sehingga Jevan dan Irene masih sering bertemu hingga saat ini.

Malam ini Irene akan bertemu dengan Dean disebuah taman, tempat dimana mereka makan hotdog bersama untuk pertama kalinya.

Hari ini adalah hari pertama mereka bertemu setelah berpisah sekitar tiga bulan lamanya. Saat itu Dean sangat sibuk, ia memantau proses untuk launching produk barunya dan memimpin meeting diberbagai negara.

"Rin!" panggil Dean dari belakang sambil tertawa.

"Dean!" dengan antusias Irene langsung berlari kearah Dean dan melompat kepangkuannya, mereka langsung berpelukan dan berciuman.

"makin cantik aja ya pacarku ini" Dean berbisik ditelinga Irene sambil mencium telinga dan pipinya.

Irene membalasnya dengan gelengan sambil tersenyum geli dan turun dari pangkuannya.

"happy 3rd anniversary Rin" kata Dean sambil memberinya bunga dan sebuah kotak berwarna putih.

"happy anniversary juga my hero" kata Irene sambil memberinya sebuah bunga.

"Apa ini ?" Tanya Irene terkejut melihat kotak putih tersebut.

"Bukalah".

Dengan semangat ia langsung melihat isi kotak tersebut dan mulutnya langsung terbuka lebar setelah melihat isi dari kotak putih itu.

"Dean ini indah sekali" ucap Irene sambil menarik kalung yang ada pada kotak tersebut.

"Sini biar aku saja" Dean langsung memasangkan kait kalung di leher Irene.

"Terimakasih, ini indah sekali" ucap Irene yang terus menatap kalung yang terpasang pada lehernya.

Dean tersenyum dengan bangga "syukurlah kamu suka".

"Sekarang giliranku" ucap Irene sambil menyodorkan kotak kecil terbuat dari kayu pada Dean.

"Loh apa itu?".

"Buka deh, aku beli ini waktu aku ke Florida minggu lalu".

Dean pun langsung tersenyum setelah melihat hadiah yang Irene berikan, yaitu sebuah gelang berwarna hitam yang terbuat dari kayu Grenadil dihiasi titik-titik emas yang menempel disekelilingnya.

"Kamu ini.." Dean terdiam sambil terus melihat gelangnya "pasti mahal sekali, terimakasih banyak sayang".

"Sama-sama" Irene langsung tersenyum malu "oh ya aku bawa ayam goreng, kamu laper?".

"Ohoo ini yang terbaik" jawab Dean.

Mereka pun langsung menyantap ayam goreng dengan balutan saus cabai dan mayonaise ditemani angin malam yang lembut menyelimuti tubuh mereka. Telah lama terhanyut dengan suasana malam yang begitu tenang, tiba-tiba semua berubah  mencekam saat seorang perempuan tiba-tiba berteriak meminta bantuan.

"tolong!! tolong!!" teriak seorang perempuan terdengar begitu kencang.

Dengan cepat merekapun berdiri dan menoleh secara bersamaan kearah suara itu berasal dan pada saat itu juga orang dengan pakaian hitam berlari kencang melewati mereka.

"ada apa ini?" tanya Irene panik sambil melihat sekeliling dan ternyata ada wanita tua yang sedang berlari dan berteriak.

"tasku.. tasku" sambil menangis.

Merekapun langsung berlari menuju ibu itu "ada apa ibu?".

"laki-laki itu membawa tasku.. di..disana ada biaya rumah sakit anakku" katanya sambil menangis terisak.

Dean langsung berbisik pada Irene "aku harus mengejarnya".

"engga De"  Irene langsung menggelengkan kepala dengan tatapan memohon.

"kamu jaga ibu ini okee" dan langsung berlari mengejar orang tadi.

"ta..tapi Deannn!" teriak Irene.

"ade itu..? bagaimana jika dia terluka" kata ibu itu mulai khawatir.

"kita berdoa yang terbaik aja bu, tapi saya yakin dia akan baik-baik saja, jangan khawatir ya bu" ucap Irene sambil menelan ludah karena sebenarnya ia pun merasa takut.

"HEH LO !! BERHENTI LO DISANA " teriak Dean sambil mengejar pencuri itu dengan cepat .

"JAUH JAUH LO SANA SIALAN !" teriak pencuri itu sambil melambai-lambaikan pisau kearah Dean.

Mereka terus berlari di sisi jalan yang sepi dipinggir sungai. Dean terus mengikuti pencuri itu yang saat ini sedang berlari sambil menyebrangi jalan, namun tiba-tiba ia berhenti saat sebuah mobil melintas dihadapannya. Berkat mobil itu Dean bisa mengejar keterlambatannya.

Dean terus mengejar pencuri itu hingga menyusuri ruko-ruko yang berada dipinggir jalan. Dean menambahkan kembali kecepatannya sampai akhirnya ia berhasil menggapai jaket pencuri itu sampai mereka sama-sama terjatuh. Ditariklah kerah jaket pencuri itu dan langsung meninjunya dengan sangat keras.

"BALIKIN SIALAN !" Teriak Dean sambil menarik tas yang ada pada genggamnya, namun pencuri itu masih bersikeras untuk mempertahankan tas yang ia genggam. Tidak ada jalan lain Dean pun terus menghajarnya pencuri itu agar dia menyerah.

"AH SIALAN! Okay lu bisa lolos sekarang, tapi lihat saja nanti !!" kata pencuri itu sambil bergegas untuk kabur.

"SIALAN ! HARUSNYA GUE BAWA LU KE PENJARA" teriak Dean sambil mengejar pencuri itu, namun saat ini dia berlari sangat kencang menuju gang dan berhasil menghilang dari hadapannya.

"ah sudahlah, yang penting tas ini sudah ada ditanganku" ucap Dean sambil mengecek isi tas ibu itu "aman...".

Deanpun kembali menuju tempat Irene dan ibu itu berada, dari kejauhan Irene melihat kedatangan Dean dan langsung berlari menghampirinya yang berjalan dengan keringat disekujur tubuhnya karena lelah mengejar pencuri itu. Ibu itu pun ikut bangkit sambil mengikuti Irene dibelakang.

"apa kamu baik-baik saja?" tanya Irene dengan penuh cemas.

Dean tertawa seketika dan mengacak-acak rambut Irene" I'm ok, see?".

Irene terus memperhatikan Dean dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"ah sudahlah, aku tidak apa-apa" kata Dean sambil berjalan menuju ibu yang saat ini sedang berdiri dibelakang Irene sambil menatap Dean dengan penuh rasa khawatir.

"ibu ini tasnya, semuanya aman didalam tas" Dean memberi tas pada ibu tersebut sambil tersenyum.

"apa ade baik-baik saja?" tanya ibu sambil memegangi wajah Dean.

"aku baik-baik saja bu, tidak usah khawatir" jawab Dean.

"syukurlah tuhan.." ucap ibu sambil menangis "terima kasih de.. terimakasih..".

"iya ibu.. sama-sama, yang penting sekarang semuanya baik-baik saja" Dean mencoba untuk menenangkan ibu.

"iya bu.. lebih baik ibu sekarang pergi kerumah sakit, mari kami antar bu" tawar Irene.

Ibu itu langsung menggeleng
"tidak nak, tidak perlu.. rumah sakitnya sudah dekat, ibu sudah banyak merepotkan kalian" tolak ibu itu sambil menunjuk arah perjalanan menuju kerumah sakit.

"tidak apa-apa ibu, lebih aman jika kami antar, mari bu" ajak Irene lagi sambil menggenggam tangan ibu tersebut.

Dengan malu Ibu itu pun mengikuti perkataan Irene dan pergi kerumah sakit bersama.

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang