"Udah nonton dramanya?" tanya Dean menghampiri Irene yang sedang asik menonton drama pada ponselnya.
"udah, baru aja selesai" jawab Irene sambil mengusap air mata pada wajahnya.
"Are you crying?" Tanya Dean sambil tertawa.
"Aaaa.. udah jangan ngetawain" Irene langsung memalingkan wajahnya.
"yu keluar biar ga sedih-sedih lagi" ajak Dean sambil tertawa.
"apaan sih, ga sedih tau" ucap Irene sambil beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Dean "mau kemana?" Tanyanya dengan lembut.
"Kemana aja asal sama kamu".
Irene langsung tersenyum lebar sambil berjalan menuju lemari untuk mengambil jaket dan langsung memakaikannya pada Dean.
Dean dan Irene pun menyususri sisi jalan untuk pergi ke cafe. Langit tanpa awan membuat bintang-bintang terlihat sangat jelas dilangit dan angin malam yang berhembus dengan sejuknya membuat mereka sangat menikmati perjalanan ini.
"wah.. love this feeling" kata Dean sambil terus menghirup dan menghembuskan napasnya.
"yup me too" jawab Irene sambil tersenyum
"Oh itu dia cafe-nya, mau minum disana atau take away?" lanjutnya."hmm take away aja, kita minum ditaman" jawab Dean.
"baiklah"kata Irene, "kamu mau ikut ? Kita bisa meminta bantuan".
"Tidak, aku tunggu diluar saja" kata Dean yang sadar bahwa cafe ini tidak menyediakan fasilitas untuk pengguna kursi roda, perlu naik tangga untuk bisa masuk kedalam cafe ini.
"Baiklah, aku akan kembali dengan cepat" Irene pun langsung memasang rem pada kursi Dean dan langsung bergegas masuk kedalam cafe.
Dean terdiam disisi trotoar sambil melihat kendaraan yang berlalu-lalang, tidak sampai sepuluh menit Irene pun sudah kembali dengan kedua cup kopi ditangannya.
"Lama yah?" tanya irene sambil memberi Dean kopi hangat.
"Engga ko, makasih ya" ucap Dean sambil tersenyum.
"let's go!!" Seru Irene bersemangat sambil mendorong kursi roda Dean.
Tak lama setelah itu mereka pun sampai di sebuah taman kota. Mereka memilih untuk duduk di rerumputan ditemani lampu-lampu tiang yang memenuhi taman tersebut.
Irene langsung memasang rem kursi roda Dean dan menyimpan snack dan kopi dirumput.
"ayo..." ajak Irene dengan posisi siap membantu Dean untuk turun dari kursi.
Dean pun langsung merangkul Irene, ia mulai menurunkan Dean dengan perlahan. Irene langsung membenarkan posisi kaki Dean agar ia dapat duduk dengan nyaman.
"Sudah nyaman?" tanya Irene memastikan.
"Sudah, terima kasih" jawab Dean sambil ikut membenarkan kakinya.
Irene pun langsung duduk disebelahnya dan mulai menyeruput kopi mereka masing-masing dengan tenang.
"Jadi ingat waktu kita di london, kita memang sering ya kencan di taman" ucap Irene dengan bersemangat "ah kecuali saat ini, kata kencan tidak tepat untuk kita sekarang" tambahnya sambil tertawa.
"Yaa entah kenapa taman selalu menjadi tujuan akhir kita".
"Aku tidak akan pernah melupakan semua kenangan-kenangan itu, bagaimana denganmu?" Tanya Irene sambil tersenyum.
"So am i, siapa yang bisa melupakan semua kenangan indah itu" jawab Dean dengan tegas.
Irene hanya tertawa melihat Dean yang terlihat begitu serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLUE
RomanceSebuah perjalanan cinta seorang gadis pada lelaki yang sudah ia sukai semenjak awal kuliah, cinta yang ia kira bertepuk sebelah tangan rupanya menjadi sebuah cerita cinta yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidup. namun semuanya berubah begitu ce...