Balas Dendam

1.1K 50 0
                                    

📞

Irene : Kamu baru bangun?.

Dean : Hmm tidakk.

Irene : Ah bohong, udah jam sepuluh bangun jangan tidur lagi nanti yang ada pusing kepala kamu.

Dean : Iyaiyaaa.

Irene : Gimana kaki kamu?.

Dean : Sudah jauh membaik.

Irene : Jangan terlalu lincah dan tetaplah istirahat.

Dean : Jangan genit ya disana.

Irene : Dih.. mengalihkan pembicaraan ya (ucapnya sambil tertawa).

Dean : Gimana ada cowo yang godain kamu ga?.

Irene : Kewalahan aku.

Dean : Astaga akan aku habisi mereka.

(Irene terus tertawa).

Dean : Imiss you.

Irene : Miss you too, kalau tidak ada halangan aku akan pulang dua hari lagi.

Dean : Ah aku sudah tidak sabar.

Irene : Ingat, istirahat.. biar kalau aku udah sampai sana kita main ya?.

Dian : Baik nona.

Irene : Baiklah, aku akan kembali bekerja. Sampai jumpa.

Dean : Sampai jumpa.. love you.

Irene : Love you too.

Dean : love you.

Irene : Ah sudahlah.. aku harus kembali bekerja, love you bye !.

Telepon pun terputus, Dean langsung tersenyum dan bangkit dari tempat tidur untuk pergi menuju ruang tengah. Ia menyandarkan diri disofa sambil menatap bangunan-bangunan pencakar langit melalui jendelanya. Saat ini Dean terhanyut dalam lamunannya, tenggelam dalam pikirannya yang penuh dengan sosok Irene.

Dean merasa dirinya sangat beruntung bisa mendapatakan Irene, rasanya ingin untuk memiliki Irene seutuhnya, menjadi suami yang selalu ada untuknya setiap saat dan tidak pernah meninggalkannya. Memikirkan itu membuat Dean ingin cepat-cepat melamarnya.

Dean langsung menggelengkan kepalanya sambil bangkit menuju dapur untuk mencari makanan, namun semuanya terlihat kosong baik rak makanannya maupun kulkas. Ia baru sadar bahwa selama ia sakit, ia hanya diam di apart-nya, kerjaannya hanya makan, tidur, nonton dan terus seperti itu.

Ia langsung bersiap untuk pergi ke supermarket terdekat. Sesampainya disana tanpa basa-basi ia langsung menuju rak - rak makanan dengan cepat tanpa mempedulikan rak lainnya.

Baru lima menit, dua buah kantung besar sudah berada dalam genggamannya, ia berjalan kembali menuju mobilnya dengan santai, namun tiba-tiba suara bising dari sebuah motor terdengar begitu keras. Ia menoleh kearah pengendara motor tersebut yang saat ini sedang diam ditempat sambil terus menggas motornya dengan kasar.

Setelah diperhatikan, rupanya Motor dan postur tubuh pengendara itu seperti tidak asing dimatanya, dan seketika ia terpikirkan kejadian pencopetan saat itu. Dean langsung terkejut setelah menyadari bahwa orang yang mengambil tas ibu dan Irene itu adalah orang yang sama.

Tiba-tiba orang itu melepaskan remnya dan berhasil membuat motor itu melaju dengan sangat kencang.

"Apa dia telah mencuri lagi?" Pikirnya.

Dengan rasa penasaran Dean terus memperhatikan motor itu, namun ternyata motor itu sedang melaju kencang mengarah padanya .

Dean langsung sadar atas apa yang sedang terjadi, ia berasumsi bahwa motor itu sedang melaju kearahnya untuk melakukan aksi balas dendam. Setelah tebakan itu melintas dipikirannya, Dean pun mulai berlari dengan cepat kearah mobilnya dengan kaki yang masih terasa sakit.

Dean terus berlari sambil sesekali menoleh kebelakang dan... BRUKHHH!!!.

Dean tertabrak dari arah berlawanan oleh orang yang mungkin sudah bersekongkol dengan pencuri itu, Dean tertabrak sangat keras hingga terpental. Dean terbaring di sisi jalan parkiran, ia merasa badannya terhempas cukup jauh, dengan mata yang terpejam-pejam ia melihat pencuri itu mendekatinya.

"kamu tidak akan bisa lolos sekarang" bisik orang itu dan langsung menggas kembali motornya dan pergi menjauh.

Tak lama ia merasakan bahwa orang-orang mulai berdatangan kearahnya dan ia sadar diantara kerumunan itu ada seseorang yang ia kenal, ia melihat dengan samar-samar perempuan itu.

"astaga benar itu kamu!  dek!!! Adek!!!!" Teriak ibu itu sambil menangis.

"Adek tahan! apakah adek bisa mendengarkan ibu?? Tolong panggilkan ambulan!! Cepat.. tolong !!!!!" Teriak ibu lagi.

"bagaimana ini bisa terjadi, astaga dek!!!" teriak ibu itu dengan sangat panik.

"Itu ibu Alex, kenapa tiba-tiba ia ada disini? ".

"bentar dek.. seseorang telah menelpon polisi dan ambulan.. bertahanlah .. ambulan akan datang..".

Apakah aku akan mati? Apakah ini hari terkahirku? Apakah aku sudah siap untuk mati? Aku ingin menjalani hidupku lebih baik lagi, Aku ingin bertahan, aku ingin membuka mataku tapi mengapa semuanya terasa begitu berat, aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa, kenapa semuanya semakin gelap, tolong aku....

***

Satu bulan telah berlalu, Irene terus melamun kearah jendela kamarnya sambil menekukan kaki dikursi denga kedua tangannya yang sedang menggenggam satu buah cangkir berisi coklat panas.

Irene terus memikirkan Dean yang sampai saat ini belum memberi kabar, Irene masih tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dan Irene masih tidak tau kemana sebenarnya Dean pergi. Irene terus mencoba untuk tenang dan menjauhkan segala pikiran buruk yang telah menguasainya.

Irene sudah bertanya pada orang-orang disekitar apartemennya, namun tidak ada yang tau kemana Dean pergi. Bahkan petugas keamanan apart pun hanya mengatakan bahwa ia pergi menggunakan mobilnya, Irene benar-benar bingung saat ini.

TETHHH
tiba-tiba bel kamarnya berbunyi, Irene langsung loncat dari kursinya untuk membuka pintu.

"siapa ya?" tanya Irene tepat melihat sosok pria yang ada didepannya saat ini.

"maaf mengganggu, kakaku menyuruhku untuk mengantarkan barang ini kerumahmu dan juga surat ini" ucap seorang laki-laki bertopi hitam dengan menggunakan setelan jeans.

"dari siapa ya ?".

Tanpa menjawab laki-laki itu langsung menggapai tangan Irene dan menyerahkan barangnya padanya "aku sedang terburu-buru maaf mengganggu, aku  pamit dulu" dan langsung meninggalkan kamar Irene.

Irene terus menatap laki-laki itu sampai hilang dari pandangannya dengan kebingungan.

"wajahnya seperti tidak asing" komentar Irene sambil masuk kedalam kamarnya.

Ia langsung membuka surat dan barang yang laki-laki itu berikan, namun tepat saat kotak itu terbuka ia langsung melihat isi kotak itu dengan tatapan yang kaku, suasana kamarnya seketika berubah menjadi sangat hening, rasanya telingaku sudah dipukuli oleh seseorang, hatiku berdebar sangat kencang seakan habis berlari sangat jauh, dan mataku.. tak bisa lagi membendung air mata ini.

Apa-apaan ini?!!!!!!

***

Keesokan harinya

I : "hallo? Siapa ini ?"
D : "hi"
I : ............... "Dean ?"
D : "Irene"

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang