Berawal dari 1 Vodka

1K 79 3
                                    

"Makeup-nya kenapa lama banget?" tanya Jevan saat Irene masuk kedalam mobilnya.

"untuk terlihat cantik didepanmu" Irene mencoba untuk menggoda sahabatnya itu.

"tanpa makeup pun kamu sudah cantik kok" jawab Jevan membalas godaan Irene sambil menekan pedal gas mobilnya.

"ew..." Irene langsung memukul lengan Jevan.

"Yah lemah, baru digodain segitu doang" Jevan tertawa.

30 menit kemudian

Jevan menarik lengan Irene masuk menyusuri stand-stand makanan, minuman dan juga pernak-pernik yang sudah memenuhi setiap sisi jalan masuk Festival. Langit-langit yang dipenuhi lampu-lampu   indah dan juga suara musik yang menggema membuat suasana konser lebih terasa.

Mereka terus berjalan hingga mendekati main stage, disana mereka langsung berlari mendekati orang - orang yang yang sedang menikmati suasana festival dengan menari bersama.

"tuh papa" teriak Jevan sambil menunjuk DJ Diplo yang sedang bermain.

"papa Diplo!" sorak Irene sambil loncat-loncat.

"beli minum dulu lah yo" ajak Jevan.

"lego!" jawab Irene dengan semangat.

Mereka pun pergi menjauhi main stage dan mulai menyusuri stand - stand minuman.

"that's it" Irene langsung berjalan menuju satu stand yang berhasil menarik perhatiannya. Stand yang menjejerkan minuman wine, whiskey, vodka dan beers yang berhasil memenuhi dinding stand.

"nice..." Jevan menatap Irene sambil bertepuk tangan.

"kamu mau pesan apa?" tanya Irene sambil melirik seluruh minuman.

"beer aja deh, yang alkoholnya dikit".

"kok tumben?".

"kalo aku terlalu mabuk, siapa nanti yang mau tanggung jawab kalau kamu kenapa-kenapa" jelas Jevan.

"uh jadi terhura" Irene tertawa "baiklah kalau begitu aku mau whiskey" jawab Irene riang.

"udah, pasti mabuk ini anak" komentar Jevan setelah mendengar minuman yang dipilih oleh Irene.

"Rin, aku ke Wc dulu ya" Jevan berdiri dari tempat duduknya.

"jangan mabuk duluan loh ya, bisa berabe nanti aku" lanjutnya sambil berjalan meninggalkan Irene.

"don't worry babe" jawab Irene sambil menunggu pesanannya.

Tidak lama setelah Jevan pergi,
"Vodka satu" suara berat yang tidak asing itu tiba-tiba terdengar di telinganya. Irene langsung menoleh kearah suara itu berasal dan terlihat Dean yang sedang memesan minuman tepat berada disampingnya.

Tak lama pelayan pun memberikan paper bag berisi Whiskey dan satu gelas beer penuh pada Irene, disusul dengan satu Vodka milik Dean.

"berapa total semuanya? Semuanya.." tanya Dean sambil menunjuk minumannya dan juga minuman yang dibawa oleh Irene.

"semua.. 358.49 pound sterling" jawab pelayan tersebut.

Dean langsung membayar semua minuman yang mereka pesan. Irene terkejut dan menatapnya dengan tatapan yang aneh, dengan cepat Irene segera mengambil uang cash dari dompetnya.

"apa yang kamu lakukan?" tanya Irene ketus sambil menyimpan uang yang baru saja ia ambil ke telapak tangan Dean dan pergi meninggalkannya.

Dean terkejut dan terdiam sambil menatap uang yang ada ditelapak tangannya itu, namun ia langsung tersadar dan bergegas menyusul Irene.

"aku hanya seorang kakak tingkat yang ingin mentraktir adik tingkatnya, apa tidak boleh?" tanya Dean sambil menyimpan kembali uang yang diberi Irene di saku kemeja yang dipakai Irene. Irene berhenti dan menatapnya lagi

"Suddenly?" tanya Irene sambil menatap Dean dingin.

"nona, itu perbuatan yang baik bukan ?" jawab Dean santai sambil terus memamerkan senyumnya.

Irene menghembuskan napas dan memutuskan pergi dari hadapan Dean tanpa berkata apa-apa.

"apa kamu tidak tau laki - laki ini sedang mengharapkan ucapan terimakasih darimu?" tanya Dean sambil mengejar Irene.

Irene menghentikan langkahnya lagi dan langsung menoleh kearah laki - laki itu sambil memamerkan senyuman palsuya.

"meski aku tidak mengerti apa tujuanmu melakukan semua ini dan aku juga tidak meminta kamu mentraktirku, tapi... terima kasih, puas?" Irene langsung kembali meninggalkan Dean seorang diri.

"wah.. bahkan dingin malam ini tidak bisa dibandingkan dengan tingkah dingin kamu" ucap Dean sambil sedikit berteriak.

"dia benar - benar tidak pernah bercermin. Siapa dia berani - beraninya menyebutku wanita dingin padahal dia sendiri adalah laki - laki terdingin yang ada didunia ini" oceh Irene sambil terus melanjutkan langkahnya.

"apa kamu tidak ingin menemani laki - laki yang kesepian ini minum ?!" teriak Dean mencoba untuk menarik perhatian Irene lagi.

Tanpa menjawab apa-apa Irene terus berjalan meninggalkan Dean.

"sepertinya aku benar-benar sudah membuat dia marah. Baiklah .. sampai jumpa di lain kesempatan Irene" gumam Dean sambil terus menatap Irene yang sedang berjalan membelakanginya.

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang