Apakah Dia Benar-Benar Menyasar

1K 76 1
                                    

"astaga, dimana Wc nya..., kalau saja tidak ada laki - laki itu saat ini aku pasti sedang duduk santai disofa stand itu" ucap Irene kesal sambil terus berjalan mencari wc untuk menyusul Jevan.

"ah taulah, apa aku kembali ke main stage aja ya, Jevan pasti akan kesana" Irene pun kembali ke area main stage, ia duduk di salah satu tempat duduk yang berada jauh dari panggung.

"astaga, kenapa anak itu lama sekali" komentar Irene sambil melirik minuman yang sedang ia genggam.

Meanwhile

"Irene !!!" panggil Jevan kembali ke stand minuman

"astaga dimana dia?! kenapa anak itu tidak pernah mau mendengar argh! " keluh Jevan sambil meremas rambutnya dan terus mencari Irene dengan rasa khawatir.

Irene terus menunggu Jevan sambil terus melirik minuman yang ada pada paper bag-nya.

"mungkin kalau aku minum sedikit tidak apa - apa" gumam Irene sambil memperhatikan sekeliling.

Entah mengapa dirinya merasa was-was, mungkin perkataan Jevan yang melarangnya untuk minum sebelum ia datang telah tertanam dalam benaknya. Irene mulai mengangkat minuman itu sambil menyerngit sedikit kegirangan.

"Aku akan minum sedikit saja ya Jev..." izinnya pada Jevan yang entah dimana, ia pun langsung meneguk sedikit whiskeynya.

"argh... ".

"Okay, mungkin sedikit lagi" ucapnya sambil terus meminum sedikit demi sedikit sampai akhirnya dengan tidak sadar ia telah menghabiskan lebih dari setengah botol.

"astaga, mati aku" komentar Irene sambil memandangi botol whiskeynya.

Dengan keadaan mabuk, Irene berjalan mengelilingi area festival sambil memegangi botol whiskey miliknya. Entah takdir atau bukan, tapi dirinya saat ini sedang menatap Dean dan teman-temannya yang sedang duduk jauh disebrang tempat ia berdiri. Dengan sempoyongan Irene langsung berjalan menghampiri mereka.

"wah.. siapa gadis cantik ini?" seru teman - teman Dean setelah melihat Irene yang sedang berdiri sempoyongan disisi meja mereka.

"apa yang kamu inginkan manis?" goda teman - temannya.

Karena terbiasa dengan wanita - wanita yang mendatangi tempat mereka, Dean mencoba untuk terus fokus pada ponselnya tanpa mempedulikan kebisingan tersebut.

Disana Irene terus menatap sipit sekeliling, sampai akhirnya secara tidak sadar ia sedang menunjukan jarinya kearah Dean dengan gemulai. Teman - temannya langsung menyorakinya dan mencolek Dean sambil tertawa.

"woahh.. Dean, lihatlah wanita manis ini" seru temannya.

"dia menginginkanmu" seru temannya yang lain.

"aku tidak kaget lagi, wanita yang datang kesini selalu saja ingin bertemu dengan Dean" ujar temannya yang lain.

Dean mulai mengalihkan pandangannya dari ponselnya lalu melirik kearah depan. Dengan sangat terkejut Dean langsung duduk tegap setelah melihat Irene yang saat ini sedang berada dihadapannya.

"Lo kenal sama dia?" tanya temannya yang menyadari tatapan serius yang diberikan Dean.

"tidak.. dia tidak mengenalku, dia tidak ingin berkenalan denganku" sela Irene dengan  memasang wajah cemberutnya dan duduk dipangkuan salah satu temannya.

"wah.. gimana sih lu De" seru teman - temannya sambil tertawa.

"tapi aku tidak peduli" kata Irene sambil menggelengkan wajahnya dengan gemas "apakah aku bisa berkenalan denganmu?" lanjut Irene sambil menatap teman Dean yang saat ini sedang memangkunya sambil tersenyum.

IN BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang