Setelah beberapa saat Diya melangkah , ia terkejut melihat ada mobil yang berhenti tepat di sampingnya . Tak butuh waktu lama , sang pengemudi pun turun dan menghampiri Diya , seseorang itu adalah Dimas . Dimas adalah orang yang selalu ada untuk Diya , orang yang selalu membantu Diya saat sahabat sahabat nya tak bisa menolong nya , orang yang selalu mendengar kan keluh dan kesahnya setiap waktu dan orang yang selalu menjaga Diya dan menjamin Diya selalu bahagia .
" Di , kok Lo jalan di tengah hujan jaya begini ?" Ucap Dimas seraya memegang kedua lengan Diya dan memnayungi Diya agar tak kehujanan .
" Kita masuk ya?! " Diya pun menurut dengan Dimas dan masuk kedalam mobil Dimas
" Lo kenapa?" Tanya Dimas dengan selembut mungkin , agar tak menyinggung perasaan Diya
" Gue gapapa kok dim" Diya
" Jangan bohong , jujur sama gua" Dimas
Tak lama setelah Dimas mengatakan itu , Diya mulai menangis lagi , ia menangis tersedu sedu . Tangisannya terdengar begitu memilukan bagi Dimas , tak biasanya Diya menangis hingga seperti ini. Dimas merasakan ada yang tak beres dengan Diya. Ia paham betul dengan sifat Diya , Diya tak mungkin menangis dengan hal sepele , lain jika ada sesuatu atau seseorang yang benar benar membuat Diya merasa kecewa atau sakit hati , barulah Diya akan menangis .
" Wikan?" Dimas
" Hiks.. hiks.. . Dia jahat dim , dia ninggalin gue sendirian " ucap Diya dengan isakan yang membuat hati Dimas seakan teriris mendengar gadis yang ia sayangi menangis hanya karena seorang pengecut seperti Wikan.
" Kalian berantem?" Dimas
" Engga " Diya
" Terus ada apa, kenapa Lo Samapi kaya gini?" Dimas
" Saras" Diya
" Anak baru itu? " Dimas
" Ada hubungan apa antara Wikan dan Saras ?" Dimas
" Gue ga tau , tapi yang jelas mereka dekat" Diya
" Yaudah , gue anter pulang ya?!" Dimas . Diya hanya mengangguk kan kepala tanda ia menyetujui tawaran dari Dimas .
Sepanjang perjalanan menuju rumah Diya , hanya keheningan yang melanda mereka . Tak ada yang mau membuka percakapan, baik Diya atau Dimas .
🍃🍃🍃
Sesampainya mereka di rumah Diya , Dimas hanya bisa mengantar sampai depan rumahnya .
" Makasih ya dim" Diya
" Sama sama " Dimas
Setelah itu , Diya langsung keluar dari mobil Dimas , Diya terkejut melihat ada mobil yang sudah terparkir rapi di garasi rumahnya , ia tau jika ini bukanlah mobil Wikan, ini mobil sahabatnya . Zahra .
Ya , Zahra sedari tadi sudah berada di rumah Diya , karena ia berniat untuk menginap malam ini. Diya memasuki rumahnya dengan berusaha menunjukkan senyum di wajahnya, kedua orang tuanya kakak dan sahabat nya tidak mengetahui .
" Diya pulang "
" Eh ,ini dia yang di tunggu tunggu pulang juga akhirnya " bunda Diya
" Iya Bun "
" Eh , kok basah kuyup gini? , Kenapa?" Ayah
" Abis nyebur di got mana Lo dek?" Alvin
" Ish kamu " ucap bunda Diya seraya memukul tangan Alvin
" Tadi di taman ikan , ga sempet neduh" ucap Diya
Zahra yang mendengar ucapan dari Diya pun sedikit tak percaya , pasalnya , ia tau jika Wikan tadi menjemput Diya dan mereka pergi ke taman , tapi itu sudah 1 , 5 jam yang lalu dan hujan turun setengah jam yang lalu . Aneh bukan?!
" Yaudah masuk kamar gih . Ajak sekalian Zahra nya , dia mau nginep disini" bunda
" Iya . Yuk Ra" ajak Diya
" Yuk . Tante , om Zahra ikut Diya dulu" pamit Zahra
" Iya" ayah
" Heh , ga pamit sama gue nih ?!" Alvin
Zahra mendengus malas mendengar ucapan dari Alvin , kakak dari sahabatnya itu .
" Duluan ya kak " Zahra
" Yang ikhlas dong " Alvin
" Hhh . Gue duluan ya kak Alvin " Zahra
" Nah gitu dong " Alvin
Setelah itu , Zahra langsung pergi dan menyusul Diya kekamarnya .
" Alvin Alvin , kamu ini ." Bunda
" Kenapa Bun?" Alvin
" Ternyata ga cuma adek kamu yang kamu gangguin , sahabat juga ya" bunda
" Ya gapapa Bun , biar seru aja" Alvin
" Seru , nanti keterusan bisa suka loh" ayah
" Apasih yah . Udah aku mau ke kamar " Alvin
Ayah dan bunda langsung tertawa melihat kelakuan anak pertamanya yang sedikit salah tingkah akibat ulah mereka.
Kamar Diya ...
Diya dan Zahra sudah berada di kamar , Zahra menunggu Diya yang sedang membersihkan diri di kamar mandi dengan berbaring di kasur king size milik Diya . Tak lama kemudian Diya keluar dengan baju rumahan yang biasa ia kenakan sehari hari .
" Di , Lo kenapa?" Zahra
" Gue gapapa , kenapa emang?" Diya
" Gue ga yakin Lo gapapa" Zahra
Hening..
" Jangan bohong di , jujur! Gue sahabat Lo , Lo bisa cerita kalo ada masalah " Zahra
" Hiks.. " Diya mulai menangis lagi dengan mengingat kejadian yang beberapa jam lalu ia alami. Seakan tau jika sahabatnya ini tengah terluka , Zahra beranjak dari kasur dan menghampiri Diya yang sedang duduk di depan meja rias nya dan memeluknya , seakan memberikan Diya kekuatan untuk tetap tegar .
" Wikan?" Zahra. Diya menangguk tanda apa yang Zahra ucapkan itu benar.
" Kenapa lagi?" Zahra
" Sebelumnya ada hubungan apa antara Wikan dan Saras?" Diya
Kini Zahra mulai tau jika sahabatnya ini tengah terluka karena seorang pengecut seperti Wikan . Wikan telah mengingkari janjinya , Wikan berjanji akan selalu menjaga , membuat Diya tersenyum , dan menjamin Diya akan selalu bahagia , tapi apa? Sekarang Wikan ingkar janji , ia sudah berbohong pada Zahra ..
Lo udah ingkar janji Wikan- batin Zahra
" Jawab Ra , ada hubungan apa mereka?" Diya
" Gue ga tau di , tapi yang jelas mereka itu sahabat setau gue" Zahra
" Sahabat? " Ucap Diya dengan tersenyum miris , Zahra tau jika Diya tak mudah untuk di bohongi , ia harus pintar-pintar mencari alasan yang tepat agar Diya tak curiga .
Next..

KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Dia🥀💯
RomanceMampukah Diya Alma mencairkan sifat dingin seorang Wikan Alamsyah? Dan, mampukah Wikan Alamsyah menghilangkan sifat cuek dari diri Diya? #demidia