DD - 32

26 1 0
                                    

Setelah beberapa saat Diya melangkah , ia terkejut melihat ada mobil yang berhenti tepat di sampingnya . Tak butuh waktu lama , sang pengemudi pun turun dan menghampiri Diya , seseorang itu adalah Dimas . Dimas adalah orang yang selalu ada untuk Diya , orang yang selalu membantu Diya saat sahabat sahabat nya tak bisa menolong nya , orang yang selalu mendengar kan keluh dan kesahnya setiap waktu dan orang yang selalu menjaga Diya dan menjamin Diya selalu bahagia .

" Di , kok Lo jalan di tengah hujan jaya begini ?" Ucap Dimas seraya memegang kedua lengan Diya dan memnayungi Diya agar tak kehujanan .

" Kita masuk ya?! " Diya pun menurut dengan Dimas dan masuk kedalam mobil Dimas

" Lo kenapa?" Tanya Dimas dengan selembut mungkin , agar tak menyinggung perasaan Diya

" Gue gapapa kok dim" Diya

" Jangan bohong , jujur sama gua" Dimas

Tak lama setelah Dimas mengatakan itu , Diya mulai menangis lagi , ia menangis tersedu sedu . Tangisannya terdengar begitu memilukan bagi Dimas , tak biasanya Diya menangis hingga seperti ini. Dimas merasakan ada yang tak beres dengan Diya. Ia paham betul dengan sifat Diya , Diya tak mungkin menangis dengan hal sepele  , lain jika ada sesuatu atau seseorang yang benar benar membuat Diya merasa kecewa atau sakit hati , barulah Diya akan menangis .

" Wikan?" Dimas

" Hiks.. hiks.. . Dia jahat dim , dia ninggalin gue sendirian " ucap Diya dengan isakan yang membuat hati Dimas seakan teriris mendengar gadis yang ia sayangi menangis hanya karena seorang  pengecut seperti Wikan.

" Kalian berantem?" Dimas

" Engga " Diya

" Terus ada apa, kenapa Lo Samapi kaya gini?" Dimas

" Saras" Diya

" Anak baru itu? " Dimas

" Ada hubungan apa antara Wikan dan Saras ?" Dimas

" Gue ga tau , tapi yang jelas mereka dekat" Diya 

" Yaudah , gue anter pulang ya?!" Dimas . Diya hanya mengangguk kan kepala tanda ia menyetujui tawaran dari Dimas .

Sepanjang perjalanan menuju rumah Diya , hanya keheningan yang melanda mereka . Tak ada yang mau membuka percakapan, baik Diya atau Dimas .

🍃🍃🍃

Sesampainya mereka di rumah Diya , Dimas hanya bisa mengantar sampai depan rumahnya .

" Makasih ya dim" Diya

" Sama sama " Dimas

Setelah itu , Diya langsung keluar dari mobil Dimas , Diya terkejut melihat ada mobil yang sudah terparkir rapi di garasi rumahnya , ia tau jika ini bukanlah mobil Wikan, ini mobil sahabatnya . Zahra .

Ya , Zahra sedari tadi sudah berada di rumah Diya , karena ia berniat untuk menginap malam ini.  Diya memasuki rumahnya dengan berusaha menunjukkan senyum di wajahnya, kedua orang tuanya kakak dan sahabat nya tidak mengetahui .

" Diya pulang "

" Eh ,ini dia yang di tunggu tunggu pulang juga akhirnya " bunda Diya

" Iya Bun "

" Eh  , kok basah kuyup gini? , Kenapa?" Ayah

" Abis nyebur di got mana Lo dek?" Alvin

" Ish kamu " ucap bunda Diya seraya memukul tangan Alvin

" Tadi di taman ikan , ga sempet neduh" ucap Diya

Zahra yang mendengar ucapan dari Diya pun sedikit tak percaya , pasalnya , ia tau jika Wikan tadi menjemput Diya dan mereka pergi ke taman , tapi itu sudah 1 , 5 jam yang lalu dan hujan turun setengah jam yang lalu . Aneh bukan?!

" Yaudah masuk kamar gih . Ajak sekalian Zahra nya , dia mau nginep disini" bunda

" Iya . Yuk Ra" ajak Diya

" Yuk . Tante , om Zahra ikut Diya dulu" pamit Zahra

" Iya" ayah

" Heh , ga pamit sama gue nih ?!" Alvin

Zahra mendengus malas mendengar ucapan dari Alvin , kakak dari sahabatnya itu .

" Duluan ya kak " Zahra

" Yang ikhlas dong " Alvin

" Hhh . Gue duluan ya kak Alvin " Zahra

" Nah gitu dong " Alvin

Setelah itu , Zahra langsung pergi dan menyusul Diya kekamarnya .

" Alvin Alvin , kamu ini ." Bunda

" Kenapa Bun?" Alvin

" Ternyata ga cuma adek kamu yang kamu gangguin , sahabat juga ya" bunda

" Ya gapapa Bun , biar seru aja" Alvin

" Seru , nanti keterusan bisa suka loh" ayah

" Apasih yah . Udah aku mau ke kamar " Alvin

Ayah dan bunda langsung tertawa melihat kelakuan anak pertamanya yang sedikit salah tingkah akibat ulah mereka.

Kamar Diya ...

Diya dan Zahra sudah berada di kamar , Zahra menunggu Diya yang sedang membersihkan diri di kamar mandi dengan berbaring di kasur king size milik Diya . Tak lama kemudian Diya keluar dengan baju rumahan yang biasa ia kenakan sehari hari .

" Di , Lo kenapa?" Zahra

" Gue gapapa , kenapa emang?" Diya

" Gue ga yakin Lo gapapa" Zahra

Hening..

" Jangan bohong di , jujur! Gue sahabat Lo , Lo bisa cerita kalo ada masalah " Zahra

" Hiks.. " Diya mulai menangis lagi dengan mengingat kejadian yang beberapa jam lalu ia alami. Seakan tau jika sahabatnya ini tengah terluka , Zahra beranjak dari kasur dan menghampiri Diya yang sedang duduk di depan meja rias nya dan memeluknya , seakan memberikan Diya kekuatan untuk tetap tegar .

" Wikan?" Zahra. Diya menangguk tanda apa yang Zahra ucapkan itu benar.

" Kenapa lagi?" Zahra

" Sebelumnya ada hubungan apa antara Wikan dan Saras?" Diya

Kini Zahra mulai tau jika sahabatnya ini tengah terluka karena seorang pengecut seperti Wikan . Wikan telah mengingkari janjinya , Wikan berjanji akan selalu menjaga , membuat Diya tersenyum , dan menjamin Diya akan selalu bahagia , tapi apa? Sekarang Wikan ingkar janji , ia sudah berbohong pada Zahra ..

Lo udah ingkar janji Wikan- batin Zahra

" Jawab Ra , ada hubungan apa mereka?" Diya

" Gue ga tau di , tapi yang jelas mereka itu sahabat setau gue" Zahra

" Sahabat? " Ucap Diya dengan tersenyum miris , Zahra tau jika Diya tak mudah untuk di bohongi , ia harus pintar-pintar mencari alasan yang tepat agar Diya tak curiga .

Next..




Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang