DD - 69

13 1 0
                                    

Keesokan harinya , pagi pagi sekali Wikan sudah berada di rumah sakit untuk menjenguk Diya . Semalam Wikan menelepon Diya dan Diya memberi tau Wikan jika hari ini ia diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit .

Ruang melati no.5

" Udah makan?" Wikan

" Udah , tadi " Diya

" Kamu ga sekolah? Hari ini ga lagi libur perasaan " Diya

" Aku mau nemenin kamu disini " Wikan

" Aku bisa sendiri" Diya

" Ga , aku temenin pokoknya " Wikan

Tok.. tok..

Pandangan Wikan dan Diya pun mengarah pada pintu yang baru saja diketuk oleh seseorang , pintu pun terbuka dan menampilkan dokter Akbar yang datang dengan setelan jas putih dengan alat stetoskop yang selalu melingkar di leher nya .

" Pagi " sapa dokter Akbar

" Pagi dok" Wikan

" Hari ini Diya sudah boleh pulang , dan Diya boleh berlatih berjalan di rumah " dokter Akbar

" Benarkah?" Diya

" Ya "

" Makasih ya dokter " Diya

" Iya . Em.. Wikan , saya ingin bicara sebentar, bisa?!" Dokter Akbar

" Bisa dok "

Wikan dan dokter Akbar pun keluar dari ruangan rawat Diya untuk berbicara berdua.

" Apa dokter Akbar mau ngomongin soal penyakitnya Wikan ya?! Sebenarnya Wikan sakit apasih? Kenapa dia ga ngasih tau gue ya?!" -batin Diya

🍃🍃🍃

" Ada apa dok?" Wikan

" Soal penyakit kamu" dokter Akbar

" Apa kamu tidak berniat memberi tau Diya tentang ini? Saya liat dia sangat mencintai kamu " lanjutnya

" Saya tau dok , tapi saya ga bisa " Wikan

" Mengapa?" Dokter Akbar

" Diya menjadikan saya sebagai semangatnya, jika Diya tau kalau saya sakit , maka Diya akan sedih dan kehilangan semangatnya . Saya tidak ingin itu terjadi dok " Wikan

" Saya mengerti. Tapi , alangkah lebih baik jika Diya tau ini dari kamu sendiri dan bukan orang lain " dokter Akbar

" Sebenarnya saya setuju dengan kata kata dokter , tapi saya terlalu takut untuk melakukan hal itu" Wikan

" Diya sudah menjadikan kamu sebagai semangatnya , dan kamu juga harus melakukan hal sebaliknya"

" Waktumu tak banyak Wikan , pastikan jika semua selesai sampai hari itu tiba "

" Maksudnya?" Wikan

" Apa kau lupa jika beberapa hari lalu aku pernah mengatakan jika umurmu tidaklah lama? Maka dari itu pastikan jika semuanya selesai sampai hari itu tiba . Dan, kupikir Diya tidak akan menerimanya semudah itu, maksudku , Diya sangat mencintai mu , dan aku yakin jika Diya tidak akan mudah untuk merelakanmu pergi " dokter Akbar

" Jika hari itu tiba , aku akan merelakan Diya untuk Aldo " Wikan

" Aldo? Siapa dia?" D. Akbar

" Apa dokter tak mengenalnya?" Dia itu adalah sahabat Diya sedari kecil . Namun aku tau jika Aldo menyayangi Diya lebih dari seorang sahabat" Wikan

" Aku tau jika dia orang yang tepat untuk menggantikan ku menjaga Diya nantinya "

Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang