DD- 66

12 1 0
                                    

19.36 . Pukul sudah menunjukkan sudah hampir malam , namun tak menyurutkan semangat para sahabatnya Diya untuk tetap menemaninya di rumah sakit .

" Kalian ga mau pulang? Udah malem" Wikan

" Oh iya , udah malem , kita pulang yuk?!" Reno

" Yuk"

Para sahabat-sahabat Diya pun pulang , dan istirahat di rumah masing masing .

" Lo berdua juga , ga mau pulang apa?!" Wikan

" Tau deh yang mau berduaan . Di , kita pulang duluan ya" Risma

" makanya gue ngusir Lo berdua " Wikan

" Di , kita pulang ya" Zahra

" Iya , ati ati " Diya

Zahra dan Risma pun memutuskan untuk pulang dan istirahat di rumah .

" Akhirnya pulang juga" Wikan

" Ga boleh gitu , mereka juga temen kita " Diya

" Gapapa , mereka ganggu " Wikan

" Kamu ga pulang?" Diya

" Besok libur , aku disini ya?!" Wikan

" Iya udah deh terserah kamu aja" Diya

" Gimana kakinya?" Wikan

" Tetep ga bisa "

" Besok kita terapi "

🍃🍃🍃

Pagi harinya Wikan tetap menemani Diya di rumah sakit dan akan mengantarkan Diya untuk terapi memulihkan kakinya agar dapat berjalan seperti semula .

" Pagi " sapa diya dengan raut wajah ceria yang membuat Wikan senang

" Udah bangun? " Wikan

" Ya udah lah . Ayah , bunda , kak Alvin , Aldo mana?" Diya

" Kemarin bunda nelfon kalau misalkan hari ini ga bisa ke rumah sakit karena ikut ayah kamu , dan kak Alvin dia ada jadwal kuliah pagi " Wikan

" Aldo?"

" Ada meeting mendadak"

Tak lama kemudian ada seorang perawat yang masuk ke dalam ruangan Diya untuk mengantar kan sarapan pagi untuk pasien .

" Selamat pagi nona Diya , ini sarapan dan obat nya diminum ya" perawat

" Makasih suster " Diya

" Sama sama , saya keluar dulu" perawat

Diya pun memakan sarapannya dengan Wikan yang selalu setia menyuapi Diya dengan telaten .  Untung saja hari ini adalah hari Minggu , jadi Wikan bisa menemani Diya tanpa ada gangguan telat sekolah dan hukuman karena bolos . Beruntungnya Wikan karena hari ini tiba tiba Aldo menadapat  telfon dari sang sekertaris jika hari ini ia harus ada meeting dengan klien dari Korea .

" Kita berangkat terapi jam berapa?" Diya

" sekitar jam sembilan . Kamu siapkan untuk mendengarkan penjelasan dari dokter nanti?" Tanya Wikan dengan hati hati , takut karena ia akan melakukan kesalahan dalam berbicara dan melukai perasaan Diya

" Siap , emang kenapa sih? Kaki aku gapapa kan?!" Diya

" I--iya , kaki kamu ga kenapa-kenapa kok" Wikan

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi , waktunya Wikan untuk menepati janjinya untuk mengantar Diya ke ruangan dokter dan menenmaninya terapi pemulihan .

Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang