DD - 61

26 0 0
                                    

Wikan dan Aldo mendengar suara jeritan yang mirip sekali dengan suara Diya , sempat terkejut , namun tak lama dan mereka berdua langsung bergegas memasuki pabrik kosong tersebut . Wikan dan Aldo terkejut melihat Diya yang sudah terkapar tak sadarkan diri dengan baju seragam yang sudah bersimbah darah dan ada banyak luka sayatan di tubuhnya .

Saras? Jangan tanyakan bagaimana ekspresi wajah gadis itu . Terkejut? Tentu saja ,  takut? Apalagi . Pasalnya , Wikan memang dikenal tak memiliki hati jika dalam hal balas membalas dendam .

" Lo apain Diya?!" Wikan

" Ak-- aku ga ngapa-ngapain" Saras

" Ngaku!" Wikan

" Dan Lo , Lo siapa? Berani beraninya Lo nyakitin cewek gue" ucap Wikan seraya menunjuk Tony dan memandang nya dengan tatapan tajam dan menarik kerah baju Tony

" Gue-- gue , gue cuma di suruh sama Saras " Tony

" Lo apa apaan sih , jangan ngomong sembarangan ya" Saras

" Kenapa Lo ngelakuin ini?! Jawab!" Wikan

" Aku benci Diya , dia udah rebut kamu dari aku " Saras

" Lo urus perempuan ini , biar gue yang bawa Diya ke rumah sakit " Aldo

Aldo pun membopong Diya keluar dari tempat itu dan membawanya ke rumah sakit. Sementara Wikan , ia sedang mengintrogasi Saras dan Tony.

" Aku masih sayang sama kamu , plis kasih aku kesempatan ke dua " Saras

" Engga dan ga akan pernah " Wikan

"  Tadi Lo berusaha buntuk ngebunuh Diya kan?! Dan sekarang gue yang akan gantiin posisi kalian " ucap Wikan seraya mengambil alih belati yang ada di tangan Tony . Dengan gerakan cepat , Wikan mampu menusuk perut Tony dan Saras hingga keduanya terjatuh ke tanah . Tak hanya satu tusukan , tetapi ada beberapa tusukan yang Wikan lakukan saat ini . Setelah yakin jika Saras dan temannya mati , Wikan tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk merobek perut Saras dan Tony secara bergantian dan mengeluarkan ususnya dari dalam perut ,  mencongkel kedua bola mata Saras dan Tony , menusuk berkali kali jantung mereka dengan sadis dan membuang mayatnya ke sembarang tempat .

Setelah itu Wikan langsung bergegas menuju ke rumah sakit yang sebelumnya sudah diberitahukan oleh Aldo .

🍃🍃🍃

Rumah sakit..

Wikan melihat Aldo yang sedang duduk di kursi panjang di depan sebuah ruangan yang Wikan sendiri yakin jika Diya berada di dalam sana .

" Aldo" Wikan

" Siapa perempuan tadi?" Tanya Aldo tanpa memandang sedikit pun ke arah Wikan

" Sahabat" Wikan

" Sahabat? Emang ada ya seorang sahabat bisa ngelakuin hal diluar kendali nya kaya gitu?!" Aldo

" Sorry"

" Jawab jujur" Aldo

" Dia itu mantan gue" Wikan

" Sepertinya Lo harus akhiri hubungan Lo sama Diya deh " Aldo

" Maksud Lo apa?!" Wikan

" Gue ga mau terjadi hal yang lebih buruk lagi sama Diya " Aldo

" Plis , gue sayang Diya " Wikan

Dokter pun keluar dari ruangan itu

" Gimana dok?!" Wikan

" Apa dia baru saja mengalami kekerasan?"

" Kekerasan?" Aldo

" Saya bertanya karena saya melihat ada banyak sekali bekas sayatan di tubuh pasien"

" Kondisinya gimana dok?" Wikan

" Dia sedang tak sadarkan diri , tapi kemungkinan besar jika pasien sadar nanti , pasien akan mengalami trauma "

" Dan saran saya , jangan mengingatkan tentang kejadian yang baru saja dialami pasien "

" Makasih dok " Aldo

" Bolehkan kami melihatnya?" Wikan

" Silahkan"

Seorang gadis yang tengah terbaring tak sadarkan diri dengan wajah yang pucat dan juga terdapat selang infus ditangannya membuat siapapun yang melihat kondisi Diya saat ini merasa kasihan dan juga bersedih .

" Di" Aldo

" Lo bangun dong , Lo ga capek apa tidur terus?!" Tak terasa , air mata Aldo mengalir begitu saja dari pelukan matanya , ia menangis , Aldo menangis karena ia merasa gagal menjaga Diya sampai Diya seperti ini .

" Gue akan hubungin keluarga Diya dulu , Lo jagain dia" ucap Aldo dan meninggalkan Wikan di ruangan itu

" Halo yah?"

" Iya Al , ada apa?"

" Diya yah , Diya masuk rumah sakit "

" Apa?!"

" Ayah bunda dan Alvin segera kesana "

Tut..









Next..




Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang