DD - 47

18 2 0
                                    

Reno berjalan menyusuri lorong koridor , melewati beberapa kelas yang sudah sepi , karena memang bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu . Dan akhirnya Reno pun sampai di rooftop , tempat dimana teman-teman nya sudah menunggu .

" Loh , kok sendiri , Zahra sama Vito mana?" Rissa

" Pulang duluan , tadi Zahra ga enak badan " Reno

" Eum , yaudah deh kalo gitu kita pulang aja ya?!" Diya

" Oh iya di , Lo pulang sama gue , tadi Wikan nitipin Lo ke gua " Reno

" Iya udah deh " Diya

" Risma , Lo pulang sama gue "  Yudha

" Tasya bareng Sandi , karena rumahnya searah"

" oke " Risma

" Zizi , Rissa , kalian pulang sama gue" Ilham

" Iya "

🍃🍃🍃

Rumah Diya..

Setelah menempuh perjalanan selama 35 menit lamanya dikarenakan macet .

" Lo mau mampir?" Diya

" Engga deh , kapan kapan aja . Gue langsung balik ya?!" Reno

" Iya , makasih ya " Diya

" Sama sama "

Mobil Reno pun melenggang pergi menjauhi pekarangan rumah Diya . Diya memasuki rumahnya dengan langkah gontai . sesampainya ia di rumah tamu , Diya dikejutkan dengan seseorang yang selama ini ia tunggu , selama ini ia harapkan kehadirannya. Dan kini , seseorang tersebut sedang berbincang bincang dengan ayah Diya dan sesekali mereka tertawa . Keduanya yang menyadari kehadiran Diya disana pun menghentikan kegiatan mengobrol nya dengan menatap Diya .

" Hai" ...

" Lo? Kok Lo bisa di sini?" Diya

" Diya , gak boleh gitu dong , tanyain kek perjalanan nya menyenangkan engga kembali kesini , atau capek gak gitu . Bukannya malah ga percaya " ayah

" Yaudah kalo gitu ayah tinggal ke dalam sebentar ya , kalian ngobrol ngobrol aja "

Ayah Diya pun meninggalkan Diya berdua di ruang tamu dengan seseorang itu . Diya? Jangan tanya keadaan gadis itu  , Diya masih saja setia berdiri dan mematung di tempat menatap tak percaya orang yang ada dihadapannya . Jika benar ini adalah mimpi , tolong jangan bangunkan Diya yang sedang bermimpi indah .

" Sini duduk!" Ucap seorang tersebut dengan menepuk nepuk bagian sofa di sampingnya yang bertujuan untuk menyuruh Diya duduk di sampingnya. Diya pun menurut tanpa mengucapkan sepatah kata apapun .

" Apa kabar? " ...

" B-- baik , Lo sendiri?" Diya

Seorang tersebut terkekeh kecil mendengar jawaban dari Diya yang terkesan menahan rasa gugupnya , namun tak bisa .

" Jangan gugup gitu , gue kan cuma nanya" ...

" Iya" Diya

" Kenapa Lo baru balik sekarang?"

" Kan nyelesein pendidikan dulu baru pulang " ...

" Gue udah nunggu Lo bertahun tahun tau ga " ucap Diya dengan mata yang berkaca-kaca . Melihat gadisnya ingin menangis , pria tersebut segera memegang kedua lengan Diya dan menatapnya dalam

" Jangan nangis , gue ga suka Diya yang cengeng , gue suka Diya yang ceria " ...

Diya pun tersenyum mendengar ucapan dari sang lawan bicara , dan langsung memeluk pria tersebut . Sungguh , Diya sangat merindukan pria yang saat ini ia peluk , 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar , banyak rintangan yang harus Diya dan pria itu lewati .

" Kangen " ucapan Diya barusan membuat pria itu terkekeh kecil , gadis di hadapannya ini tidak pernah berubah ,  dengan nada yang dibuat buat seperti anak kecil . 

" Iya gue tau " ...

" Udah ah , kaya anak kecil " ...

" Biarin " ucap Diya dengan mengerucut kan bibirnya , membuat pria tersebut semakin gemas dengannya .

" Yaudah deh  , kalo gitu sebagai tanda permintaan maaf karena telah membuat tuan putri ku ini sedih , gimana kalo kita jalan jalan ? " ...

" Mau mau , sekarang kan?" Diya

" Iya , tapi ganti baju dulu " ...

" Oke , gue ganti baju dulu terus Lo tunggu disini ya, jangan kemana-mana . Awas!" Diya

" Iya iya" ...






Next...

Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang