DD - 35

21 2 0
                                    

Penampilan dari ekskul band menjadi penampil akhir untuk acara pensi tersebut .

" Wahh , bagus banget ya penampilan terakhir yang di tampilkan oleh ekskul band " Diya

" Iya bener banget Diya , itu juga menjadi tampilan penutup di acara pensi kali ini " Rissa

" Terimakasih banyak untuk para murid , guru dan juga perwakilan dari ekskul yang ada di SMA pelita bakti . Sampai jumpa di acara pensi selanjutnya . Babay " Rissa dan Diya

Akhirnya acara pensi pun selesai , para murid berhamburan keluar dari lapangan basket menuju ke kelas mereka , tetapi pelajaran untuk hari ini memang sengaja ditiadakan untuk para murid .
Risma dkk dan  Sandi dkk pun juga ikut kembali ke kelas mereka . Tapi tidak dengan Wikan , ia masih setia menunggu Diya di depan lapangan basket , Diya , Zahra dan Rissa pun keluar dari lapangan basket .

" Diya " Wikan

Diya yang merasa namanya disebut pun menoleh dan mendapati Wikan sedang berdiri dengan menatap nya dengan tatapan sendu

" Ya?" Diya

" Gue mau ngomong sama Lo" Wikan

" Eum , sorry gue ga bisa , gue dipanggil sama pak putra " setelah mengatakan itu , Diya pun melenggang pergi . Sebelumnya Diya tidak benar benar di panggil oleh pak putra , itu hanya alasan untuk tidak bertemu dengan Wikan terlebih dahulu. Setelah Diya pergi , Rissa dan Zahra pun juga ikut pergi , tapi setelah beberapa langkah , Zahra meminta izin pada Rissa dengan alasan ingin ke toilet , Rissa pun melangkah menjauh dari tempat Zahra berdiri , Zahra pun berbalik dan berjalan ke arah Wikan dengan tatapan yang sulit diartikan .

" Wikan " Zahra

" Eh , Lo Ra . Kenapa?" Wikan

" Gue mau ngomong sama Lo " Zahra

" Berdua?" Wikan

" Berlima . Ya iyalah Wikan . Lo tuh ganteng ganteng tolol ya " Zahra

" Oh , jadi gue ganteng nihh?" Wikan

" Gak , gak sama s.e.k.a.l.i " Zahra

" Tadi bilangnya iya , sekarang engga . Gimana sih " Wikan

" Udah udah , gue mau ngomong hal penting sama Lo " Zahra

" Disini?" Wikan

" Ikut gue!" Zahra

Zahra membawa Wikan ke taman belakang , tempat dimana para murid menjadikan tempat itu menjadi tempat favorit untuk bolos pelajaran . 

" Mau ngomong apa?" Wikan

" Kemarin Lo pergi kemana sama Diya ?" Zahra

" Ke taman " Wikan

" Terus , Lo anterin Diya sampai rumah kan?" Zahra

" Eum , gue-- , "

" Kenapa Lo gugup gitu , gue kan cuma nanya " Zahra

" Sorry"

" Saras kan . Lo tega ya , Lo tega banget ninggalin Diya di pinggir jalan demi nganterin si Saras Saras itu pulang , dan Lo tau , kemarin itu ujan deres banget . Untung ada Dimas yang nganterin Diya pulang kerumah " Zahra. Mendengar penjelasan dari Zahra tentang bagai mana brengseknya ia meninggalkan Diya sendirian di pinggir jalan , Wikan menundukkan kepala , ia tak beranjak menatap Zahra yang tengah emosi karenanya . Ini menang salah Wikan , seharusnya ia tetap mengantar Diya pulang , mesti ada Saras .

" Gue minta maaf " Wikan

" Simpen kata maaf Lo itu buat Diya " Zahra

" Lo masih inget kan , gue pernah bilang kalo Lo berani nyakitin Diya atau sampai bikin Diya nangis , gue akan bawa pergi Diya jauh dari sini . Lo inget kan ?!" Zahra

" Iya gue inget , tapi please , jangan bawa Diya pergi . Gua tau gue salah , sorry " Wikan

" Lo tau kan rasanya dikhianati sama seseorang yang kita percaya bahkan yang kita sayang . Itu yang dirasain Diya saat ini , Lo itu orang yang dia sayang dan Lo bikin Diya kecewa " Zahra

" Kasih gue kesempatan kedua untuk bikin Diya bahagia " Wikan

" Ga ada yang namanya kesempatan kedua buat Lo "

" Please , gue mohon . Gue sayang sama dia " Wikan

" Oke , kesempatan kedua . Jangan pernah Lo sakitin Diya . " Zahra

" Iya , makasih " Wikan

Zahra pun pergi meninggalkan Wikan yang masih terdiam ditempatnya , Wikan berpikir bagaimana ia bisa tak menyakiti Diya jika Saras masih ada disini . Sakit tapi tak berdarah , itulah yang dirasakan Wikan , tapi itu tak sebanding dengan apa yang dirasakan Diya karena ulahnya .

Next..

Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang