Diwaktu yang bersamaan , Wikan merasa jika perasaan nya tidak enak dan resah , seperti ada yang memenuhi pikiran Wikan . Satu hal lagi , Wikan juga merasa jika ada yang kurang , yaitu Diya , pikirannya saat ini tertuju pada gadis itu .
" Kok gue ngerasa ada yang ga beres ya"
" Apa jangan jangan terjadi sesuatu sama Diya"
" Wikan?" Panggil seorang dokter yang membuat lamunan Wikan terpecah
" Iya? "
" Apa ada hal yang kamu pikirkan? Sepertinya kamu terlihat resah" dokter
Tebakan dokter itu benar , Wikan sendang memikirkan Diya , sedari tadi perasaannya tak enak dan pikirannya tertuju pada Diya
" Iya dok "
" Ada apa? Kamu boleh bercerita kepada saya"
" Diya"
" Siapa itu? Pacar kamu?"
" Iya , saya ngerasa ada yang ga beres aja dok "
" Kalau begitu hubungi dia , sepertinya kamu sangat mencintainya?"
Wikan tersenyum , benar . Dia memang sangat mencintai Diya , tapi ia tak yakin jika cinta itu bisa bertahan . Jika ia di berikan kesempatan hidup lebih lama , ia akan berjanji menjaga Diya dan memastikan ia selalu aman .
" Bagaimana?"
" Dia tidak mengangkatnya"
" Berpikir positif saja"
" Apa sudah selesai? Kalau sudah aku akan pulang"
" Sudah , Minggu depan kembalilah untuk cek darah "
" Iya "
Wikan pun keluar dari ruangan dokter tersebut dan menuju parkiran mobil dan bergegas pulang . Entah angin apa yang membawa Wikan kembali ke sekolah , tujuannya adalah untuk mengecek apakah Diya masih di sana atau tidak .
" Udah sepi , pasti Diya udah pulang "
Ketika sedang memperhatikan dengan seksama setiap sudut sekolahnya , Wikan dikejutkan dengan seorang satpam penjaga sekolah tiba tiba menghampirinya.
" Den Wikan ?"
" Eh , astagah bapak , ngagetin saya" Wikan
" Maaf den , den Wikan ngapain ke sini sore sore?
" Ini pak , bapak liat Diya ga?" Wikan
" Oh , tadi ada , neng Diya nya nunggu orang jemput di halte situ "
" Terus?" Wikan
" Ga lama setelah itu ada mobil yang Dateng terus neng Diya nya pulang sama mobil itu "
" Bapak ga liat siapa yang ada di dalem mobil itu?" Wikan
" Waduh , engga tuh den , bapak ga sempet liat orangnya"
" Yaudah kalo gitu , makasih ya pak . Saya pulang dulu" Wikan
" Iya den , ati ati "
Wikan pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Wikan , siapa yang menjemput Diya? Apakah Reno? Atau bahkan laki laki lain? . Mobil sport Wikan memasuki pekarangan rumah mewahnya . Sebelum turun dari mobil , Wikan terlebih dahulu memastikan bahwa Diya sudah pulang dengan cara mengurangi Reno
" Halo Ren , Diya tadi pulang sama Lo?"
" Engga , tadi udah gue bujuk , tapi Diya ga mau"
" Kenapa ga Lo paksa?!"
" Gila Lo , gue ga maksa Diya karena tadi dia bilang ada temennya yang mau jemput "
" Temennya?"
" Iya , makanya gue tinggal aja "
" Oh , yaudah thanks ya"
" Iye"
Sambungan telepon pun terputus , Wikan dibuat resah karena ternyata Diya tak pulang bersama dengan Reno . Lalu siapa yang menjemput Diya tadi? . Pertanyaan itu kembali muncul di benak Wikan .
" Apa jangan-jangan Diya main kerumah temennya ya"
Perasaan Wikan semakin tidak enak , ia memutuskan untuk pergi ke rumah Diya untuk memastikan apakah Diya sudah pulang atau belum .
🍃🍃🍃
Rumah Diya..
Mobil Wikan sudah terparkir rapi di pekarangan rumah Diya . Bukan kali pertama Wikan datang kesini , bahkan Wikan juga sudah mengenal kedua irbg tua Diya . Wikan mengetuk pintu besar dihadapannya
Tok tok tok..
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang Wikan sendiri sudah mengenal wanita itu . Itu adalah salah satu pekerja di rumah Diya yaitu bi Ijah .
" Den Wikan ya?"
" Iya bi "
" Mau cari non Diya ?"
" Iya bi, Diya nya ada ?"
" Non Diya nya belum pulang den "
" Belum pulang? Yang bener bi"
" Ya bener lah den , orang dari tadi bibi dirumah "
" Yaudah bi , makasih "
" Iya den "
Wikan pun berjalan menjauhi rumah Diya dengan langkah lesu , kemana lagi ia harus mencari Diya? . Tak lama kemudian , muncul sebuah mobil hitam yang Wikan sendiri tak tau itu mobil siapa dan akhirnya sang pengemudi pun turun dari mobilnya menghampiri Wikan .
" Lo siapa?" ...
" Lo yang siapa?!" Wikan
" gue nanya ke Lo baik baik ya , kok Lo nyolot sih?!"
" Gua Wikan , Lo siapa?" Wikan
" Aldo , gue Aldo " Aldo
" oh , sorry ya" Wikan
" Iya gapapa kok , gue tau Lo" Aldo
" Hah?"
" Iya , Diya pernah cerita ke gue tentang Lo "
" Diya udah pulang?" Aldo
" Belum,"
" Udah sore begini? Gue kira Lo yang nganterin Diya pulang"
" Bentar "
Wikan mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan mengotak ngatiknya .
" Lo lagi ngapain?" Aldo
" Gue lagi ngelacak keberadaan dia" Wikan
Wikan mengerutkan keningnya , hal itu membuat Aldo bingung , kenapa Wikan tiba tiba memang raut wajah seperti itu? Apakah ada yang salah dengan lokasi Diya saat ini
" Gimana?" Aldo
" Diya ada di suatu tempat , tapi yang gue heran , tempat dimana Diya berada saat ini itu sebuah pabrik yang udah lama kosong dan ga terawat , gue tau banget tempat itu" Wikan
" Apa?!"
" Gue takut terjadi apa apa sama Diya , kita kesana sekarang ya?!" Aldo
" Iya, pake mobil gue aja" Wikan
Wikan dan Aldo pun segera pergi ke tempat dimana Diya berada saat ini . Tempat itu adalah sebuah pabrik yang sudah sangat lama kosong dan lokasinya juga jarang sekali di jamah manusia . 45 menit perjalanan menuju ke pabrik itu , Wikan dan Aldo pun sampai di lokasi .
" Ini tempat nya?" Aldo
" Iya" Wikan
Tolongggggg
" Diya"
Next..

KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Dia🥀💯
RomanceMampukah Diya Alma mencairkan sifat dingin seorang Wikan Alamsyah? Dan, mampukah Wikan Alamsyah menghilangkan sifat cuek dari diri Diya? #demidia