DD - 60

21 0 0
                                    

Diwaktu yang bersamaan , Wikan merasa jika perasaan nya tidak enak dan resah , seperti ada yang memenuhi pikiran Wikan . Satu hal lagi , Wikan juga merasa jika ada yang kurang , yaitu Diya , pikirannya saat ini tertuju pada gadis itu .

" Kok gue ngerasa ada yang ga beres ya"

" Apa jangan jangan terjadi sesuatu sama Diya"

" Wikan?" Panggil seorang dokter yang membuat lamunan Wikan terpecah

" Iya? "

" Apa ada hal yang kamu pikirkan? Sepertinya kamu terlihat resah" dokter

Tebakan dokter itu benar , Wikan sendang memikirkan Diya , sedari tadi perasaannya tak enak dan pikirannya tertuju pada Diya

" Iya dok "

" Ada apa? Kamu boleh bercerita kepada saya"

" Diya"

" Siapa itu? Pacar kamu?"

" Iya , saya ngerasa ada yang ga beres aja dok "

" Kalau begitu hubungi dia , sepertinya kamu sangat mencintainya?"

Wikan tersenyum , benar . Dia memang sangat mencintai Diya , tapi ia tak yakin jika cinta itu bisa bertahan . Jika ia di berikan kesempatan hidup lebih lama , ia akan berjanji menjaga Diya dan memastikan ia selalu aman .

"  Bagaimana?"

" Dia tidak mengangkatnya"

" Berpikir positif saja"

" Apa sudah selesai? Kalau sudah aku akan pulang"

" Sudah , Minggu depan kembalilah untuk cek darah "

" Iya "

Wikan pun keluar dari ruangan dokter tersebut dan menuju parkiran mobil dan bergegas pulang . Entah angin apa yang membawa Wikan kembali ke sekolah , tujuannya adalah untuk mengecek apakah Diya masih di sana atau tidak .

" Udah sepi , pasti Diya udah pulang "

Ketika sedang memperhatikan dengan seksama setiap sudut sekolahnya , Wikan dikejutkan dengan seorang satpam penjaga sekolah tiba tiba menghampirinya.

" Den Wikan ?"

" Eh , astagah bapak , ngagetin saya" Wikan

" Maaf den , den Wikan ngapain ke sini sore sore?

" Ini pak , bapak liat Diya ga?" Wikan

" Oh , tadi ada , neng Diya nya nunggu orang jemput di halte situ "

" Terus?" Wikan

" Ga lama setelah itu ada mobil yang Dateng terus neng Diya nya pulang sama mobil itu "

" Bapak ga liat siapa yang ada di dalem mobil itu?" Wikan

" Waduh , engga tuh den , bapak ga sempet liat orangnya"

" Yaudah kalo gitu , makasih ya pak . Saya pulang dulu" Wikan

" Iya den , ati ati "

Wikan pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Wikan , siapa yang menjemput Diya? Apakah Reno? Atau bahkan laki laki lain? . Mobil sport Wikan memasuki pekarangan rumah mewahnya . Sebelum turun dari mobil , Wikan terlebih dahulu memastikan bahwa Diya sudah pulang dengan cara mengurangi Reno

" Halo Ren , Diya tadi pulang sama Lo?"

" Engga , tadi udah gue bujuk , tapi Diya ga mau"

" Kenapa ga Lo paksa?!"

" Gila Lo , gue ga maksa Diya karena tadi dia bilang ada temennya yang mau jemput "

" Temennya?"

" Iya , makanya gue tinggal aja "

" Oh , yaudah thanks ya"

" Iye"

Sambungan telepon pun terputus , Wikan dibuat resah karena ternyata Diya tak pulang bersama dengan Reno . Lalu siapa yang menjemput Diya tadi? . Pertanyaan itu kembali muncul di benak Wikan .

" Apa jangan-jangan Diya main kerumah temennya ya"

Perasaan Wikan semakin tidak enak , ia memutuskan untuk pergi ke rumah Diya untuk memastikan apakah Diya sudah pulang atau belum .

🍃🍃🍃

Rumah Diya..

Mobil Wikan sudah terparkir rapi di pekarangan rumah Diya . Bukan kali pertama Wikan datang kesini , bahkan Wikan juga sudah mengenal kedua irbg tua Diya . Wikan mengetuk pintu besar dihadapannya

Tok tok tok..

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang Wikan sendiri sudah mengenal wanita itu . Itu adalah salah satu pekerja di rumah Diya yaitu bi Ijah .

" Den Wikan ya?"

" Iya bi "

" Mau cari non Diya ?"

" Iya bi, Diya nya ada ?"

" Non Diya nya belum pulang den "

" Belum pulang? Yang bener bi"

" Ya bener lah den , orang dari tadi bibi dirumah "

" Yaudah bi , makasih "

" Iya den "

Wikan pun berjalan menjauhi rumah Diya dengan langkah lesu , kemana lagi ia harus mencari Diya? . Tak lama kemudian , muncul sebuah mobil hitam yang Wikan sendiri tak tau itu mobil siapa dan akhirnya sang pengemudi pun turun dari mobilnya menghampiri Wikan .

" Lo siapa?" ...

" Lo yang siapa?!" Wikan

" gue nanya ke Lo baik baik ya , kok Lo nyolot sih?!"

" Gua Wikan , Lo siapa?" Wikan

" Aldo , gue Aldo " Aldo

" oh , sorry ya" Wikan

" Iya gapapa kok , gue tau Lo" Aldo

" Hah?"

" Iya , Diya pernah cerita ke gue tentang Lo "

" Diya udah pulang?" Aldo

" Belum,"

" Udah sore begini? Gue kira Lo yang nganterin Diya pulang"

" Bentar "

Wikan mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan mengotak ngatiknya .

" Lo lagi ngapain?" Aldo

" Gue lagi ngelacak keberadaan dia" Wikan

Wikan mengerutkan keningnya , hal itu membuat Aldo bingung , kenapa Wikan tiba tiba memang raut wajah seperti itu? Apakah ada yang salah dengan lokasi Diya saat ini

" Gimana?" Aldo

" Diya ada di suatu tempat , tapi yang gue heran , tempat dimana Diya berada saat ini itu sebuah pabrik yang udah lama kosong dan ga terawat , gue tau banget tempat itu" Wikan

" Apa?!"

" Gue takut terjadi apa apa sama Diya , kita kesana sekarang ya?!" Aldo

" Iya, pake mobil gue aja" Wikan

Wikan dan Aldo pun segera pergi ke tempat dimana Diya berada saat ini . Tempat itu adalah sebuah pabrik yang sudah sangat lama kosong dan lokasinya juga jarang sekali di jamah manusia . 45 menit perjalanan menuju ke pabrik itu , Wikan dan Aldo pun sampai di lokasi .

" Ini tempat nya?" Aldo

" Iya" Wikan

Tolongggggg

" Diya"





Next..

Demi Dia🥀💯 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang