Chapter 6: pengganti

190 29 7
                                    

Jangan lupa tekan ikon yang berbentuk bintangnya dan komen sebanyak-banyaknya.

Follow instagram:
@marsita.dewi18
Follback? Dm aja okee

Happy reading

***

Mungkin ini bertanda aku benar-benat harus melupakanmu dengan cara mencari penggantimu dengan orang lain.

Revan berjalan menuju kelasnya tanpa beriringan dengan Aletha, karna gadis itu sudah lebih dahulu berjalan darinya. Revan merasa bersalah karna dirinya terlalu posesif kepada Aletha. Padahal mereka hanya sebatas sahabat, namun Revan memperlakukannya seolah mereka sudah mempunyai ikatan.

Revan memasuki kelasnya, di sana ia sudah di sambut oleh Leon dan Aldo yang tengah duduk di meja Revan.
Leon menepuk salah satu pundak Revan, "Masih pagi udah cemberut aja,"celetuk Leon.

"Biasanya cengar-cengir, kenapa lo?" sahut Aldo. Kedua sahabatnya itu selalu menyadari kalau Revan tidak baik-baik saja. Karna mereka tahu itu lewat ekspresi wajah Revan.

Revan tak mengubris, ia malah menghela napas. "Berantem sama Aletha?" Pertanyaan Leon membuat Revan mengangguk.
    
"Nggak berantem sih, cuma kayaknya Aletha kesel sama gue gara-gara gue terlalu posesif sama dia," jelas Revan.
    
"Lagian sih lo nya terlalu posesif sama Aletha. Sesekali gitu Van lo tuh harus ngebebasin dia tanpa terikat sama lo. Dia juga butuh pengganti selain lo," ucap Leon.
    
"Habisnya gue bingung, bayangan wajah dia selalu terlintas di pikiran gue, On."
    
"Itu berarti lo belum ngeikhlasin dia. Mulai sekarang coba lo cari orang buat ngegantiin posisi Aletha. Kalau bisa cari yang sifatnya hampir sama kayak Aletha dah," pendapat Leon.
    
"Bener tuh," sambar Aldo.
    
"Tapi siapa?" Revan menyenderkan punggungnya ke kursi. "Gue udah lama nggak deketin cewek, jadi canggung."
    
"Lagian sih lo kelamaan jalan bareng mantan, sampe lupa buat nyari masa depan," sambar Aldo yang dihadiahi tatapan tajam Revan. Aldo pun terdiam seketika.
    
"Mendingan lo deketin adik kelas sepuluh sastra Indonesia empat. Katanya dia tuh rajin, kutu buku, sama persis kayak Aletha. Mukanya juga cakep banget men, bening kayak air sungai yang mengalir." Leon mengatakan penuh dengan semangat.
    
"Kalau udah gue deketin lo mau apa?" tanya Revan.
    
"Mau gue tikung," balas Leon dan Revan menatap tajam ke arah Leon. "Canda, Van. Gue 'kan selalu dukung lo. Pokoknya gue mau lo cepet-cepet move on dari Aletha. Jangan sampe lo jomblo sampe tua gara-gara nungguin satu orang."
   
"Nggak mungkinlah Revan jomblo, dia kan banyak gebetannya," celetuk Aldo.
   
"Yeuh buktinya, dia udah lama ga cari gebetan baru," balas Leon.
Revan berpikir sejenak, adik kelas 10 IPS 4. Revan akan mencari gadis yang di katakan Leon sampai ketemu. Apapun caranya Revan harus melupakan Aletha. Dan sepertinya Revan harus benar-benar mulai mengikhlaskan Aletha bersama cowok lain.

✨✨✨

    
Aletha memasuki kelasnya dan menghampiri Arsen yang tengah duduk di bangkunya. Aletha perlahan duduk di samping Arsen. Ia merasa tidak enak dengan cowok itu. Sebenarnya ini bukan salah Aletha, namun entah kenapa Aletha merasa tidak enak dengan Arsen.
    
Arsen menoleh kearah Aletha ketika dirinya menyadari ada seseorang yang tengah duduk disampingnya.
    
"Hai," sapa Arsen.
"Hai, Sen," balas Aletha. "Maafin gue ya, gue bener-bener ga enak karna lo udah dateng tadi pagi, tapi gue udah janjian sama Revan," lanjutnya.

"Hmm gapapa kok, lagian bukan salah lo." Arsen kembali terfokus pada buku yang ia baca. Arsen sedang membaca buku novel yang kemarin ia beli bersama Aletha.

RevaletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang