Bacanya yang santuy ye jangan buru-buru.
Yang silent readers masih ku pantau kamu🌚
***
Berita tentang jadian Aletha dan Arsen sudah tersebar di SMA Kusuma Bangsa. Banyak tatapan-tatapan aneh dari siswa dan siswi di sana. Sepertinya mereka membicarakan Aletha dan Arsen yang baru saja jadian. Aletha merasa malu ketika menjadi pusat perhatian sekaligus pembicaraan oleh orang-orang.
Dulu ia baru merasakannya ketika bersama Revan dan sekarang ia kembali merasakannya ketika bersama Arsen.
Sesampai mereka di kelas, Aletha dan Arsen duduk bersamaan. Bella dan Anggun yang sudah mendengar berita bahwa Aletha dan Arsen, ia langsung menoleh dan menghadap Aletha dan Arsen yang ada di belakang mereka."Kalian jadian?" tanya Anggun dengan tatapan penuh tanya.
Aletha mengangguk dengan bangga, sedangkan Arsen, pemuda itu hanya tersenyum. "OMG! TERNYATA GUE GA SALAH DENGER!" Anggun histeris, Bella segera menutup mulut cempreng Anggun dengan telapak tangannya.
"Toa masjid kok dipelihara!" Celetuk Bella.
"Kalian serius jadian? Gue tadinya sama Anggun sempet ga percaya. Btw selamat ya." Bella tersenyum kepada Aletha dan Arsen.
"Makasih ya," ucap Aletha dan Arsen bersamaan.
✨✨✨
"Ciee galau doi udah punya yang baru." Wildan menyenggol lengan Revan.
"Ciee yang kesepian," celetuk Leon.
"Ciee yang ga bisa jailin lagi," celetuk Leon.
"Ciee yang hampa," celetuk Fathur.
"Cie-cie aja semua lo!" Ketus Revan.
Ekspresi Revan tampak berubah tidak seperti biasanya. Biasanya Revan tampak bersemngat ketika jam istirahat, namun ini tidak. Biasanya Revan semangat membeli bakso kesukaannya di kantin, namun ini ia tidak. Seperti ada yang berbeda dengan perubahan cowok itu.
"Lagian kalau masih suka kenapa sih lo nyuruh dia ngelupain lo? Kenapa lo ga coba bikin komitmen sama dia buat ga saling ninggalin dan ngejauh? Nggak perlu jadian, tapi kalian berkomitmen." Fathur berpendapat.
"Tau nih, sekarang 'kan jadi susah kalo dia udah jadi milik orang lain," sambung Wildan.
"Berisik!" Lugas Revan.
"Cieilah! Yang lagi kesel. Hahaha. Galau!" Sambar Leon.
"Bangsyatt anda!"
Revan menjadi bertambah kesal. Pasalnya ia mempunyai temen gesrek semua. Tidak ada yang bisa menghibur, bisa menghibur kalau kadang-kadang aja. Selebihnya kadang mereka malah nyerocos kalau Revan lagi ada masalah.
"Udah ah mau nyamperin doi, kasian doi belum istirahat kayaknya." Revan bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke tukang siomay untuk membelikan Marsya satu porsi siomay. Revan kembali membenarkan ekspresinya. Ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja di depan semua orang.
Terutama di depan Marsya, Marsya tidak boleh melihat Revan bahwa Revan tengah kesal. Marsya tidak boleh menyadari atas kekesalannya kepada Aletha yang resmi menjadi pacar Arsen.
Revan berjalan menuju kelas 10 Sastra. Sepanjang perjalan banyak yang memerhatikan Revan seperti biasanya, namun sepanjang perjalanan pula ia mendengat gosip tentang Aletha dan Arsen. Lama-lama Revan muak dengan gosip itu.
"Cocok sih pinter sama pinter," ucap salah satu siswi.
"Kasian ya Revan, dia galau ga ya? Secara Aletha deket sama dia, siapa tau dia belum move on."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalet
Teen Fiction[COMPLETED] [LENGKAP] Sequel Boy Bestfriend [Bisa dibaca lebih dulu] jadi kalian ga perlu baca cerita pertamanya karna akan tetap nyambung. "Sahabatan sama mantan? Kenapa nggak?" tanya Revan. "Udah jadi mantan bukan berarti ga boleh temenan 'kan?" ...