Kita ini bagai bumi dan bulan, kita berjalan beriringan dan bersamaan, namun kita tak sejalan dan seolah mendorong untuk saling berjauhan.
~Revan Kavindra~
Aroma alkohol begitu menusuk indra penciuman. Semerbak asap rokok bercambur aduk dengan khas. Alunan musik Dj terus mengalun membuat semua orang yang ada di club itu menari-nari dan menikmati kehidupan duniawi.
Revan melihat Leon dan teman clubnya yang lain menikmati vodka sebari bertos ria. Revan hanya duduk di sana dan menyaksikannya, namun ia tidak mencoba setetes vodka pun, bahkan rokok pun tidak sama sekali ia sentuh.
"Lo kok ga ikut mabuk bareng kita? Kenapa? Gue tau lo mau." Leon mengatakan itu dengan setengah sadar. Tangan kanannya menggenggam sebotol vodka dan tangan kirinya menggenggam gelas kaca. "Ayo, Van kita mabuk."
Leon bersender di bahunya dan menyodorkan vodka dan gelas yang ada di tangannya ke arah Revan."Ga mabuk ga seru!" bisik Leon.
Revan cepat-cepat menoyor kepala cowok itu dengan telunjuknya. Leon malah tertawa renyah. Pikirannya bercampur aduk karena reaksi dari meminum minuman haram tersebut.Revan geleng-geleng kelapa, semua temannya terdampar lemas di meja tersebut dengan sebotol vodka yang masing-masing mereka genggam. Karena merasa semua temannya dalam keadaan setengah sadar. Revan memutuskan untuk meninggalkan mereka dan berjalan menuju rooftop.
Di rooptop, Revan tidak melakukan hal apapun. Rooftop pun sangat sepi, hanya ada dirinya di sana yang tengah berdiri menikmati angin malam yang menerpa rambutnya yang acak-acakan.
Bintang kelap-kelip, bulan tampil dengan sempurna. Malam sangat indah, namun tak seindah perasaannya saat itu.
Ponselnya bergetar seolah ada pesan masuk yang menyuruh si pemilik untuk membuka.
Marsya: hai kak Revan. Lagi apa?
Revan tersenyum mendapati pesan itu lalu membalasnya.Revan: lagi mikirin kamu.
Marsya: ihh apaan sih kak. Oh ya kak, tau ga? Ada film seru loh di bioskop
Revan: mau nonton?
Marsya: boleh kak
Revan: oke, nanti minggu aku jemput kamu ya.
Marsya: oke kak. Btw aku mau tidur dulu. Good night Kak Revan<3
Revan: good night too <3
Revan tersenyum sambil melihat kearah ponselnya. Sebuah tepukan pada pundaknya membuatnya terlonjak kaget, dan hampir saja ponselnya terjatuh.
"Heh!"
Revan melirik ke sampingnya. Ternyata ada Rena yang berhasil membuatnya terkejut. "Apaan sih! Lo hampir aja bikin hp gue mau jatuh."
"Hehe maaf, lagian lo senyam-senyum gitu. Lagi chatan sama Aletha?" Rena ikut berdiri di samping Revan--pinggir rooftop.
"Kan gue udah bilang, hubungan gue sama Aletha lagi ga baik, lagi marahan."
"Terus lo lagi chatan sama siapa? Pacar?" Revan mengangguk, sedangkan Rena malah terkekeh. "Revan... Revan... kok bisa sih lo berantem sama Aletha? Aletha cemburu karna lo punya pacar baru?""Maybe. Tapi Aletha sendiri juga udah punya pacar baru. Gue ga berhak deketin dia lagi."
"Dulu lo berjuang ketika lo suka sama Aletha. Sekarang giliran lo udah dapetin dia, lo malah sia-siain dia. Sampe kapan lo memperlakukan perempuan kayak gini?"
Revan terdiam."Van, inget ya, lo udah dewasa. Aletha sahabat lo. Gue rasa kalian berdua sama-sama cemburu karena udah ada yang baru, makanya kalian sering banget berantem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalet
Teen Fiction[COMPLETED] [LENGKAP] Sequel Boy Bestfriend [Bisa dibaca lebih dulu] jadi kalian ga perlu baca cerita pertamanya karna akan tetap nyambung. "Sahabatan sama mantan? Kenapa nggak?" tanya Revan. "Udah jadi mantan bukan berarti ga boleh temenan 'kan?" ...