Chaper 19: Club

118 20 6
                                    

Happy Reading...

Yang baca diem-diem gue doain pantatnya lebar HAHAHA

***

S

uara musik DJ terdengar menggelegar di club tersebut. Yakni alunan musik dari DJ Soda, musik favorite club tersebut yang selalu diputar seolah lagu paling terbaik sepanjang masa di club langganan Revan dan teman-teman brengseknya.

Semua wanita maupun laki-laki berjoget gila di bawah lampu disko. Banyak wanita menampilkan lekukan tubuh seksi miliknya. Sesekali ada yang menggoda Revan ketika cowok itu mencari keberadaan temannya.

"Ganteng-ganteng mau tante temenin ga?" Wanita berpakaian minim menyentuh dagu Revan. Lebih tepatnya menoel.

Revan berkedik ngeri. Tatapannya seolah merasa jijik terhadap wanita yang ada di hadapannya.

"Apaan sih tante girang! Pergi sana lo." Revan berjalan menjauh dari area itu.

"Bocah laknat!" Wanita itu berbalik badan dengan ekspresi kesal.
    
Revan mengedarkan pandangannya. Malam ini ia sudah janjian dengan Leon untuk bertemu di club. Penampilan Revan malam ini terlihat sangat badboy. Celana jeans hitam dengan robekan yang ada di tempurung dan memakai kaos putih yang dibaluti oleh jaket hitam. Sebenarnya sudah lama sekali Revan tidak memakai celana jeans yang ada robekan di tempurung tersebut semenjak sahabatan dengan Aletha. Karena Revan tahu, Aletha tidak menyukai penampilan Revan yang bad seperti ini.
    
Namun kali ini Revan membutuhkan kebebasan, bahkan Revan ke club tanpa sepengetahuan Aletha, karena hubungannya dengan Aletha sedang tidak baik.
    
"Woy bro!" Leon menepuk pundak Revan ketika pemuda itu datang.
    
Revan tersenyum sumeringah, pandangannya mengarah ke arah Rena yang duduk di sebuah sofa panjang di club tersebut. Rena tersenyum lalu menghampiri Revan yang masih diam terpaku melihat penampilan Rena yang sangat berubah.
    
Cewek itu memeluk Revan sambil mengusap punggung cowok itu. "Gue kangen banget sama lo," ucap Rena. Revan membalas pelukan Rena.

"Lo beda banget," balas Revan. Tak lama kemudian Revan melepaskan pelukannya.
Penampilan Rena sangat berbeda, cewek itu menggunakan dress yang panjangnya selutut berwarna merah maroon, serta high heels. Sedangkan rambutnya terbiarkan digerai, serta bibirnya memakai lipstick warna pink soft.
    
Revan sempat tak berhenti menatap Rena. "Lo ngeliatinnya biasa aja kali," celetuk Rena ketika menyadari Revan terus menatapnya. "Gue jelek ya?"
    
Revan cepat-cepat menggeleng. "Ah nggak, lo cantik kok, cuma lo banyak berubah penampilannya," Revan tersenyum miring.
    
Rena tersenyum malu. Lalu mengajak Revan duduk di sofa. Lampu disko berkelap-kelip di club tersebut. Aroma alkohol tercium kuat di penciuman Revan, Revan merasa sedikit asing dengan alkohol karena sudah lama tak ke club.
    
"Gimana kabarnya? Masih sama Aletha?" Tanya Rena.

Revan menggeleng. "Hubungan gue sama dia lagi ga baik."
    
"Lo masih pacaran sama dia?"
    
"Udah putus."
    
Leon menyadari percakapan antara Revan dan Rena terlihat  akrab, sehingga Leon memilih meninggalkan Revan dan Rena berduaa. "Hmm bro gue mau gabung ke sana dulu ya? Jangan lupa nyusul," ucap Leon kepada Revan, lalu Leon berjalan kearah teman-temannya yang sedang meminum vodka.
    
Revan menghela napasnya, "Gue udah lama sahabatan sama dia semenjak itu, tapi semakin lama hubungan kita jadi banyak berantem."

Pandangan Rena tertunduk setelah mendengar itu, lalu ia kembali menatap Revan yang terlihat sedih. "Aletha ga tau kalau lo pergi ke club?"
    
Revan menggeleng.
    
Rena membenarkan posisinya dan duduk agak lebih dekat dengan Revan. "Van, lo udah dewasa, harus bersikap dewasa juga. Gue tau lo lebih muda daripada gue, gue ingetin sama lo, jangan pernah sia-siain kesempatan yang ada selagi lo masih bisa sama Aletha."
    
Revan menatap lekat wajah Rena pandangan mereka bertemu. Dahulu Revan menyimpan amarah dengan gadis itu karena waktu itu ketika Rena menjalin hubungan dengan Revan, Rena berselingkuh dengan musuhnya, namun ketika ia bertemu lagi kali ini, entah kenapa masalah yang lalu tak terasa menyakitkan lagi.
    
"Makasih, Ren. Maafin gue ya, dulu gue jahat banget sama lo. Gue tau gue salah, emosian."
    
Rena tersenyum lalu meraih telapak tangan Revan. "Iya, gue juga minta maaf, dulu gue pernah bully Aletha. Gue minta maaf juga karena udah pernah selingkuhin lo."
    
"Btw, lo disini mau ngapain? Mabuk?" tanya Rena.
    
Revan menatap teman-temannya yang tengah meminum vodka. "Hmm, gue kayaknya cuma numpang hadir doang. Ga enak sama mereka kalo gue ga dateng."
    
"Lo ga ikut mabuk?"
    
Revan menggeleng. Teringat dengan Aletha yang dulu telah mengubahnya untuk tidak mabuk lagi. "Nggak, lo sendiri ngapain disini?"
    
Rena tersenyum. "Gue nemenin pacar gue ngeDJ. Tuh dia lagi di sana." Rena menujuk cowok yang ada di atas panggung, cowok itu terlihat tampan.
    
Revan tersenyum. "Pacar lo?"
    
Rena mengangguk. "Iya, hampir setiap malam minggu gue nemenin dia ngeDJ."
    
"Selamat ya." Revan tersenyum sumeringah.
    
"Makasih ya, hmm btw gue harus ke sana dulu," Rena menujuk segerombolan orang di sebelah utara sedang mengobrol. Revan menangguk lalu mempersilahkan Rena pergi. "Bye."

RevaletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang