Happy reading...
Jerman.
Revan menatap banyak orang yang berlalu lalang di luar apartemen. Ada orang yang berjualan, ada juga orang yang sekedar menikmati udara di kota Hamburg, Jerman.
Revan menyeruput teh hangat. Pikirannya terbayang-bayang Aletha. Apa kabar gadis itu disana? Apakah sangat merindukan dirinya? Entahlah, yang jelas Revan tidak akan berhenti memikirkannya.
Udara di Jerman sangat dingin, Revan mengusap-usap lengan atasnya. Tak lama kemudian, Nadya--sahabat kecilnya datang dengan tampilan fashionable yang selalu melekat pada dirinya. Tampak cantik.
"Lo ga bosen disini terus? Lo ga ada niatan buat liat kampus di Jerman gitu?" tanya Nadya.
Revan menatap lekat gadis itu. Gadis yang dulu ia cintai, namun sekarang tidak lagi.
"Lo mau nganterin gue?"
"Ya maulah, masa iya lo jauh-jauh dateng kesini gue ga mau nganterin lo?"
Revan tersenyum. Nadya selalu baik padanya.
"Ya udah lo ganti baju sana. Diluar udaranya dingin, lo harus pake pakaian tebel ya," lanjut Nadya.
Lalu gadis itu pun berjalan keluar dari kamar Revan.
Beberapa menit kemudian, Revan keluar dari kamarnya dan menghampiri Nadya yang duduk di ruang tamu.
"Nad," panggil Revan.
Nadya menoleh. "Udah siap?" tanya Nadya, Revan pun mengangguk.
"Yaudah yuk!" Eh tapi--" Nadya menghentikan langkahnya. "Minggu depan Papa bilang bakalan kesini, lo bakal diajak Papa buat daftar kuliah bareng gue."
Revan mengangguk. "Oke."
"Pastiin lo pilih jurusan yang bener-bener pengen lo capai. Buat sekarang gue anterin lo ke universitas yang bakalan jadi tempat perkuliahan lo." Revan tersenyum miring, Revan percaya bahwa apapun yang Nadya katakan adalah yang terbaik baginya. "Tenang, lo disini bisa masuk jurusan apa aja, entah SMA lo dari jurusan IPA atau IPS, semua bakalan tetep bisa lanjut disini."
"Oke, Nad. Malem ini gue pastiin buat nentuin jurusan yang bakal gue pilih."Nadya berjalan mendahului Revan namun tibanya di ambang pintu apartemen, Nadya kembali berbalik.
"Oh iya, kuliah di Jerman lo harus tahan banting ya. Maksudnya jangan mudah nyerah, harus tahan emosi kalau dosen lo ngambek. Intinya lo harus kuat mental." Kata Nadya.
"Harus banget kayak gitu?"
"Van, Jerman itu keras. Lo harus belajar lebih giat disini. Dan pastinya kuliah di sini lo ga bisa main-main kayak lo sekolah di Indonesia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalet
Teen Fiction[COMPLETED] [LENGKAP] Sequel Boy Bestfriend [Bisa dibaca lebih dulu] jadi kalian ga perlu baca cerita pertamanya karna akan tetap nyambung. "Sahabatan sama mantan? Kenapa nggak?" tanya Revan. "Udah jadi mantan bukan berarti ga boleh temenan 'kan?" ...