Chapter 11: kehujanan

136 25 1
                                    

Apapun yang berurusan sama lo, dia berhadapan sama gue.
-Revan-

***


Gosip tentang adegan Aletha dibopong oleh Revan telah menyebar di SMA Kusuma Bangsa. Kabar kembalinya Revan kepada Aletha telah terdengar di pendengaran Arsen.

Arsen mendengus sebal, lagi-lagi teman sekelasnya membahas Aletha yang masih dekat dengan mantannya. Arsen menghampiri dan memasuki kelasnya. Di sana sudah ada Aletha yang tengah duduk sendirian sebari mengobrol dengan kedua sahabatnya.

Arsen duduk di samping tubuh Aletha. Sikap cowok itu mendadak dingin membuat Aletha mengerutkan keningnya.

Begitupun Bella dan Anggun yang melihat perubahan pada raut wajah Arsen. Bella dan Anggun tidak mau ikut campur tentang urusan Aletha. Kedua sahabat Aletha itu pun langsung kembali menghadap ke papan tulis.

"Lo marah sama gue?" tanya Aletha.

Arsen tak menoleh sedikitpun kearah Aletha. Cowok itu diam saja tanpa ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut cowok itu.

"Lo masih berhubungan baik sama Revan?" Tiba-tiba Arsen mengeluarkan suaranya.

Aletha mengangguk. "Iya."

Beberapa saat kemudian Arsen menolah dan menatap Aletha lekat. "Lo yakin mau temenan sama cowok bad kayak dia?"

"Maksudnya?" Aletha menaikkan sebelah alisnya. "Lo cemburu?"

"Kalau gue bilang iya kenapa?"

Aletha tersenyum miring. "Cielah yang cemburu." Aletha menyenggol lengan Arsen. "Gue sama dia cuma temenan biasa kok. Lo ga perlu cemburu sama dia. Lagian... lo lebih baik dari dia."

"Bagus deh. Tapi gue takut lo seandainya ngejauhin gue gara-gara dia,"balas Arsen.

"Lo jangan cemburuan gitu ah. Gue nggak mau lo posesif juga karna gue deket sama Revan. Gue sama Revan ga ada hubungan apa-apa lagi. Kita cuma temenan," jelas Aletha.

Arsen menyenderkan punggungnya ke kursi. Arsen bukanlah tipe orang yang mudah percaya dengan omongan seseorang. Ia juga tidak percaya kalau Aletha dan Revan hanya sebatas sahabat. Apalagi mereka terlihat sangat akrab. Mana mungkin sahabat lawan jenis seakrab itu, apalagi mereka sudah mantan.

Arsen juga dengar dari orang-orang kalau Aletha pernah berpacaran dengan Revan dulu membuat Arsen mengetahui tentang persahabatan Aletha dan Revan.

Arsen juga penasaran apa sebenarnya Aletha mulai suka kepadanya?

✨✨✨


Revan berjalan menuju kelas Marsya ketika bel pulang sekolah berbunyi. Gaya penampilan Revan memang saat menawan kala itu. Rambutnya terbiarkan berantakan, seragam yang di keluarkan dengan dua kancing atas terbiarkan terbuka, dengan memakai jaket navy yang tidak di resleting. Seperti biasa banyak cewek-cewek yang melihat Revan di sepanjang koridor yang ia lewati. Ada yang melihatnya kagum, ada yang membenarkan penampilannya ketika Revan melewatinya, ada juga yang tersenyum kearahnya.

Revan tak mengubris mereka. Tatapan Revan mengarah kedepan tanpa sadar seorang gadis berani menabraknya.

Bruk

Gadis itu menabrak Revan dan akhirnya terjatuh ke lantai.

"Aww!" Gadis itu meringgis lalu menatap orang yang ia tabrak. Sedetik kemudian gadis itu pun tertunduk. "Maaf, Kak. Aku ga sengaja."

Revan menghela napasnya. "Makanya kalau jalan liat-liat." Revan mengucapkannya dengan nada datar tanpa membentak sedikit pun.

Gadis itu mengangguk dan segera bangkit dari duduk. Ia langsung kembali menutupi rok di bagian belakang yang terdapat noda merah. Sepertinya gadis itu tengah mendapati siklus menstruasi mendadak.

Revan mengikuti gadis itu berjalan sehingga sampailah Revan di depan kamar mandi perempuan. Revan menunggu gadis itu keluar sampai akhirnya beberapa menit kemudian, gadis itu keluar dan langsung kaget ketika Revan ada di hadapannya.

"Aku 'kan udah minta maaf sama Kakak," ucap gadis itu.

Revan menyodorkan jaket navy yang dikenakannya kearah gadis tersebut. "Buat apaan?" tanyanya.

"Rok lo kotor, lo mau diliat orang-orang kalau lo bocor?"

Dengan cepat gadis itu meraih jaket Revan. "Makasih sebelumnya, Kak."

"Jangan geer. Gue cuma nolongin lo doang, ga lebih." Sedetik kemudian Revan pergi meninggalkan gadis tersebut di depan toilet dan segera kembali menghampiri kelas Marsya.

Sampailah Revan di depan kelas Marsya. Namun ketika Revan ada di depan kelasnya, Revan tidak melihat tanda-tanda kehidupan di sana. Kelas Marsya kosong. Marsya juga tidak ada di sana. Apa gadis itu sudah pulang duluan meninggalkannya?

Revan melanjutkan perjalanannya menuju parkiran. Ia berharap ada Marsya di sana. Namun ketika Revan sampai di parkiran, ia tidak menemukan Marsya di sana. Apa mungkin Marsya sudah mengetahui gosip yang beredar yang baru saja booming tentang Revan yang membopong Aletha? Bisa saja.

Revan mengusap wajahnya dengan kasar. Kemana gadis itu pergi? Sekian detik kemudian, langit tiba-tiba mendung dan hujan pun perlahan turun membasahi bumi.

Revan cepat- cepat menghampiri motornya dan segera mencari Marsya keluar area sekolah.

RevaletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang