Chapter 46: Tahun baru

116 18 2
                                    

"Sepi ya sekarang ga ada Abang pas malem tahun baru," ucap Aletha seolah dirinya sedang merindukan Gio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sepi ya sekarang ga ada Abang pas malem tahun baru," ucap Aletha seolah dirinya sedang merindukan Gio.

"Dulu aja sering kamu jahilin, sekarang giliran ga ada, kamu kangen kan?" Tania menggoda Aletha sebari mencolek hidung salah satu putrinya itu.

"Ihh Mama kok masih manjain Aletha, manjain Alika dong! Kak Aletha udah gede!" Rengek Alika.

Sekarang adiknya itu sudah hampir kelas 6, meski begitu ia masih terlihat sangat manja dan selalu bersama Tania dimanapun ia berada. Alika selalu merasa cemburu setiap kali Tania dekat dengan Aletha.

Sedangkan Adit, ayahnya itu tak pulang pada malam tahun baru ini, dikarenakan banyak tugas yang harus dikerjakan di kantornya. Aletha memahami ayahnya itu. Tahun baru kali ini memang berbeda, tanpa kehadiran Adit, tanpa kehadiran Gio, dan tanpa... kehadiran Revan.

Sepertinya Aletha merindukan cowok itu. Sudah lama ia tak menatap wajahnya. Sudah lama ia tak merasakan jahilnya Revan ketika mengacak-acak rambutnya.
Selalu menggodanya ketika sedang menulia cerita di laptop, selalu mengajaknya ke mall walau hanya bermain timezone. Hal kecil yang dilakukan namun memiliki kenangan besar. Itulah Revan, dengan segala kearifannya membuat Aletha tak bisa melupakannya.
    
"Kangen Gio aja ga kangen Revan?" Celetuk Tania. Mamanya itu selalu saja menggoda Aletha. Memang Tania sangat memahami Aletha sehingga ia tahu bahwa anak gadisnya itu tengah merindukan seseorang selain Gio.
    
"Apaan sih Mah! Bahasnya Revan mulu, Mama kali yang kangen." Balas Aletha sambil memeluk bantal kecil yang ada di sofa ruang tamu. "Revan udah sama Nadya, kenapa Mama masih ungkit-ungkit sih?"

"Lagian kamu mukanya murung terus, ga ada niatan main bareng Bella lagi?"
Baru saja nama temannya disebutkan, beberapa detik kemudian terdengar teriakan dari luar.
    
"ALETHA! MAIN YUK!"
    
Baik Tania maupun Aletha dan Alika sontak terkejut. Emang temen biadab. Main ke rumah malah teriak-teriak. Dikira rumah Aletha hutan apa?
Aletha membuka pintu rumahnya dengan semangat yang membara. Jujur ia merasa bosan jika tidak ada teman-temannya.
Pada saat Aletha membuka pintu, Aletha sudah dikejuti oleh banyak orang. Tidak hanya Bella yang mengunjunginya, melainkan ada Anggun, Aldo, Wildan, Leon, dan juga Fathur.
    
"Hah? Kalian? Kok rame banget?" Aletha menyengir dan tersenyum gembira. Dengan semangat Aletha memeluk Bella dan Anggun.
   
Diikuti oleh teman-temannya yang lain, namun tiba-tiba saja Fathur dan Wildan mencegah Aldo dan Leon untuk berpelukan. "Bukan muhrim woy!"
Aletha melepaskan pelukannya. "Kalian jauh-jauh dateng kesini? Thank you gays, I love you so much!"
    
Bella tersenyum. "Iya dong, kasian temen gue malem tahun baru ngebangke dirumah doang. Makanya kita rencana buat maen sama lo sekalian ngerayain tahun baru. Boleh kan?" tanya Bella.
   
Aletha mengangguk antusias, "Boleh banget. Lagian halaman depan rumah gue luas. Kalian bisa bakar jagung disana."
    
"Oke! Ayo gaes!" Teriak Anggun dengan semangat.
   
Lalu tanpa menunggu aba-aba, semuanya langsung mempersiapkan tempat duduk dan tempat pemanggangan. Siapa sangka kalau mereka sudah menyiapkan makanannya dengan lengkap?

RevaletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang