Chapter 47: Keajaiban

245 25 3
                                    

Tarik nafas dulu sebelum baca hehe

Happy reading...

    
Aletha kini percaya bahwa kebahagiaan itu selalu ada. Mungkin ada kalanya kita di fase terpuruk dan menyalahkan diri sendiri. Namun ada juga kala di mana ia harus bangkit dan berdiri.
    
Semua cita-cita dan masa depanmu ada di tanganmu sendiri. Orang lain tak akan bisa mengubah itu, hanya kamulah yang bisa mengubahnya.
    
Seperti saat ini, tak di sangka 5 tahun yang lalu Aletha di terima di sebuah universitas negeri yang ada di Bandung jurusan Kedokteran.
   
Setelah mendapati kabar itu, Aletha dan sekeluarga pindah ke Bandung dan memilih menetap disana. Karna di Bandung-- Adit juga bekerja disana. Apalagi Gio yang juga tinggal di sana bersama istri dan satu anak perempuannya yang baru saja berumur 5 tahun.

Aletha berkuliah bersama Bella di Bandung tanpa adanya Anggun, karna Anggun kuliah di Palembang.
    
Dan besok adalah hari koas Aletha, dimana ia akan terjun ke rumah sakit untuk praktek langsung dengan pasien.
    
Tanpa terasa Aletha sudah mulai beranjak dewasa. Gelar dokter mungkin akan ia dapatkan selama beberapa bulan kedepan dan besok adalah koasnya untuk terakhir kalinya. Tinggal beberapa langkah lagi ia harus maju untuk menggapai impiannya.
Aletha memasuki ruangan dosen untuk berkonsultasi mengenai koas yang akan diadakan besok.

"Selamat pagi, Pak," ucap Aletha sewaktu memasuki ruangan.

"Aletha ya? Ada perlu apa kesini?" tanya Pak Dito---salah satu dosen kejuruan yang sudah mengenal Aletha, karena Aletha adalah mahasiswi yang cukup rajin.

Aletha duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Iya, Pak. Saya mau tanya tentang guru pembimbing yang akan ngebimbing saya di koas nanti, kalau boleh tahu beliau dari mana ya Pak?"
   
Pak Dito mengobrak-abrik berkas yang ada di hadapannya. "Waduh! Saya juga lupa, mungkin besok kamu akan bertemu langsung dengan beliau, untuk saat ini saya belum bisa memberitahukan kamu."

Aletha hanya mengangguk kecewa. "Gitu ya, Pak. Kalau begitu terima kasih, maaf karna telah menggangu waktunya, Pak." ucap Aletha. "Kalau begitu saya pamit dulu ya, Pak. Permisi."

Aletha berpamitan, Aletha merasa sedikit kesal. Pasalnya dosennya itu tak mau memberi tahu nama pembimbing koasnya dan darimana pembimbingnya berasal. Biasanya sebelum koas di mulai, dosen yang ada di kampus akan memberitahunya sebagaimana ketika dulu Gio berkuliah.
   
"Gimana udah tau belum?" tanya Bella yang sedari tadi sudah berdiri di depan ruang dosen untuk menunggui Aletha.

Aletha menggeleng. "Belum, dosennya pelit banget. Padahal jelas-jelas tadi gue udah ngeliat ada berkas nama pembimbing koas di meja dia, dia bilangnya malah lupa."
    
"Sabar ya, emang Pak Dito orangnya sok misterius, padahal sebenernya kocak," ucap Bella. Sedangkan Aletha hanya mendengus sebal.

✨✨✨

Di hari koasnya, Aletha sebisa mungkin berpakaian rapi. Bagaimana tidak hari ini adalah hari koas pertamanya di salah satu rumah sakit. Aletha membenarkan penampilannya ketika hendak memasuki ruangan seorang dokter yang katanya akan membimbing selama koas nanti.
    
Aletha mengecek penampilannya terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan, ia melihat pantulan dirinya di cermin panjang, tepatnya di toilet yang letaknya tak jauh dari ruangan yang akan ia tuju.

     Aletha mengecek penampilannya terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan, ia melihat pantulan dirinya di cermin panjang, tepatnya di toilet yang letaknya tak jauh dari ruangan yang akan ia tuju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RevaletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang