Aku Revan Kavindra Alfarezel, bukan sosok sempurna, namun aku mampu meluluhkan hati gadis yang sewaktu itu bertemu pertama kali ketika insiden terlambat.
Tiga tahun yang lalu setelah pernikahan aku dan Aletha, aku mendapati kabar bahwa Nadya-sahabatku telah menikah dengan Bagas, lelaki yang selama ini ia cintai. Aku turut berbahagia. Aku, Aletha, dan anakku yang waktu itu masih berumur 2 tahun langsung berangkat ke Jerman untuk menghadiri pernikahannya dan mengucapkannya selamat atas pencapaiannya itu.
Tentang pesan rahasiaku di blog milik Aletha, sampai sekarang Aletha belum mengetahuinya kalau itu adalah aku. Aku tidak mau memberitahui dia hehe, biarkan itu menjadi rahasiaku.
"DADDY!"
Teriak seorang anak laki-laki kecil yang manis. Anak kecil itu baru saja berumur empat tahun. Ia berlarian kearahku ketika aku baru saja membukakan pintu utama rumahku.
Perasaan senang menyelimuti lelahku. Setelah melihat manik mata abu-abu itu, rasa lelahku langsung hilang, ditambah lagi seorang perempuan yang kini menjadi istriku datang menghampiriku dengan senyuman manisnya.
Ia tampak terkejut melihatku datang dengan tiba-tiba, sontak ia langsung memelukku dan mengabaikan Bintang-anak pertamaku..
"Katanya kamu pulang sebulan lagi," ucap Aletha-yang sudah jelas menjadi pendamping hidupku.
Ia masih sama saja seperti dulu. Paras cantiknya tidak pernah berubah setelah selama setahun aku tak berjumpa dengannya karena aku harus pergi ke Jerman mengurusi rumah sakit yang aku kelola disana. Ya aku sudah sukses, ini semua berkat dukungan paman dan bibiku juga Aletha. Mereka semua pendukungku. Mereka menyemangatiku hingga aku sukses seperti sekarang dan mengelola banyak rumah sakit.
Rumah sakit yang aku miliki bukan hanya di Indonesia, melainkan di luar negeri juga ada. Aku senang. Akhirnya aku bisa membahagiakan istri dan anakku yang sangat aku cintai dengan hasil jerih payahku sendiri.
Aku tidak hanya mengelola rumah sakit saja, melainkan aku juga punya beberapa perusahaan kecil yang tersebar di Indonesia. Tidak di sangka. Aku memanfaatkan ilmu yang aku dapatkan dari Jerman untuk berbisnis dan hasilnya bisa membuatku bahagia.
"Iya, Sayang. Aku kangen sama kamu, makanya aku cepet-cepet pulang ke Indonesia dan ketemu sama kamu," ucapku.
Aletha tersenyum, lalu tatapanku kembali beralih ke Bintang. Aku berjongkok, menyetarai tinggi anak laki-lakiku itu. Lalu aku menggendongnya dan membawanya kedalam pelukanku. " Bintang kangen Daddy ga?"
Bintang mengangguk dengan antusias, lalu ia memelukku sangat erat. "Bintang selalu kangen Daddy!"
Saking senangnya, Bintang pun menangis. Pipinya basah karna air mata. Manik hitamnya tampak cantik persis seperti Aletha, rambutnya berwarna pirang persis seperti rambutku, dan hidungnya mancung, seperti Aletha, serta alisnya yang tebal mirip seperti alisku.
Aku mengecup pelan kening anakku itu. Lalu beralih kepada Aletha, istri yang kurindukan. Lalu seperdetik kemudian, aku mengecup keningnya juga.
Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahku. Aku menoleh. Huh! Ganggu waktuku saja sedang bersama keluargaku.
Namun belum sama aku dan istriku berjalan menghampiri, pintu utamaku tiba-tiba terbuka lebar. Menampilkan sederetan teman-temanku yang menyebalkan.
"ACIEE SOSWEET BAANGET DAH!!" Teriak mereka yang menggelegar seisi rumahku.
"Berisik kalian!" ucapku, sedangkan Aletha hanya terkekeh dengan manis.
"Harus foto bareng nih kayaknya, mumpung Uncle Revan ada di Indonesia!" Wildan mengeluarkan ponsel dari sakunya dan kami pun foto bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revalet
Teen Fiction[COMPLETED] [LENGKAP] Sequel Boy Bestfriend [Bisa dibaca lebih dulu] jadi kalian ga perlu baca cerita pertamanya karna akan tetap nyambung. "Sahabatan sama mantan? Kenapa nggak?" tanya Revan. "Udah jadi mantan bukan berarti ga boleh temenan 'kan?" ...