2. Cipokan ?? (2)

112K 7.6K 536
                                    

Kinzy menarik tangan kenzo sampai ke perpustakaan. Sesampainya di sana, Kinzy dan Kenzo melepas sepatu mereka dan memasuki perpustakaan.

"Hallo bapak perpus yang ganteng," sapa Kinzy pada bapak penjaga perpustakaan yang bernama Pak Edi.

"Hallo juga. Ada apa kesini?" tanyanya.

"Kita disuruh bu... " ucapan Kinzy terhenti karena dia tak mengetahui nama guru tadi.

Kinzy melirik Kenzo yang tengah menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Bu Rika," ucap Kenzo.

"Iya. Kita disuruh bu Rika buat beresin buku di perpus pak."

"Ya udah, silahkan kalian langsung bereskan ya."

"Siap, pak."

Kinzy kembali menarik tangan Kenzo dan membawanya memasuki perpus lebih dalam.

Merekapun mulai membereskan buku-buku di perpustakaan.

Beberapa menit berlalu, suasana di sana sangat canggung dan sepi. Karena bosan dengan situasi tersebut, Kinzy pun bersuara.

"Kenzo," ucap Kinzy sambil terus menata buku ke rak buku.

"..."

"Kenzo!" seru Kinzy lebih keras.

"Berisik!"

"Kenzo, kenapa si kita disuruh beresin buku disini?"

"..."

"Kenzo! Ish! Kinzy ngomong sama Kenzo!"

"Kan lo sama gue dihukum."

"Dihukum kenapa? Emang Kinzy salah apa? Perasaan Kinzy nggak salah apa-apa deh."

"Yang tadi Kinzy," jawab Kenzo lelah.

"Yang tadi? Emang tadi kenapa?"

Kenzo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ini siapa si yang bego? Gue atau dia? Yakali nggak ngerti.

"Lo nggak tau salah lo apa?"

Kinzy menggeleng.

"Ya udah nggak usah dipikirin."

"Tapi Kinzy mau tau, Kenzo. Kasih tahu Kinzy, salahnya Kinzy dimana?"

"Ck, tadi kan gue bilangnya lo sama gue mau cipokan."

Kinzy membulatkan mulutnya.

"Emang cipokan itu apa Kenzo?"

Kenzo memberhentikan aktivitasnya dan menatap Kinzy.

"Lo nggak tahu cipokan itu apa?"

Kinzy menggeleng lagi.

"Lo hidup di zaman apa si?"

"Di zaman-"

"Diem! Nggak usah lanjut."

"Ish, Kenzo mah gitu."

"Lanjutin lagi beresin bukunya."

"Kenzo, jawab Kinzy dulu cipokan itu apa?" tanya Kinzy sambil menggoyang-goyangkan lengan Kenzo.

"Lo mau tau banget?"

"Iya."

"Gimana kalo gue praktekin langsung aja, biar lo tahu."

"Boleh," jawab Kinzy sambil tersenyum lebar.

"Bentar, umur lo berapa?"

"15 tahun kurang 10 bulan."

"What! Masih bocah ternyata."

"Ish, Kinzy bukan bocah lagi, Kinzy udah gede," rajuk Kinzy.

"Iya in."

"Kenzo, katanya mau praktekin."

"Nggak."

"Ya udah kali gitu jelasin aja gimana?"

"Lo masih di bawah umur, Kinzy. Nanti aja kalo lo udah cukup umur."

"Ish, Kinzy udah cukup umur Kenzo. Kinzy udah gede, udah 15 tahun, kurang si. Tapi kan Kinzy udah gede!"

"Oke oke, gue jelasin. Cipokan itu..."

Kenzo segera menggantung ucapannya melihat wajah Kinzy yang amat sangat berharap.

"Lain kali deh kalo udah gede baru gue jelasin, praktekin sekalian," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy.

Kenzo pun berlalu dari hadapan Kinzy, meninggalkan Kinzy seorang diri di perpus.

"Kenzo ih! Kinzy sebel sama Kenzo!!"

***

Kinzy berjalan di koridor masih dengan kaki yang dihentak-hentakan. Kinzy masih sebel karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Kenzo padahal dia sangat menunggu jawaban itu.

"Ish, Kinzy sebel sama Kenzo. Awas aja ntar kalo ketemu, Kinzy gigit tangannya Kenzo! Ish, sebel, sebel sebel sebel. Au ah, Kenzo ngeselin!!"

Kinzy memanyunkan bibirnya lagi dan menghentakkan kakinya ke lantai.

"Kinzy!!!"

Kinzy membalikan badannya menghadap orang yang memanggilnya.

Dan terlihat Arsya -kakak Kinzy yang sedang berlari menghampiri Kinzy.

"Kinzy kok berangkatnya pagi banget sih?" tanya Arsya yang sudah ada di depan Kinzy.

"Terus itu kenapa bibirnya dimanyunin?"

"Abang!! Kinzy lagi sebel!! Kinzy sebel!!!"

"Sebel kenapa?"

"Ish, Kinzy itu tadi habis dihukum sama Bu Rika."

"Dihukum? Sama bu Rika? Kenapa?" tanya Arsya panik.

"Itu kan tadi-"

Teett! Teett!

"Yah, pake bel segala lagi, kan Kinzy mau cerita sama bang Arsya," sungut Kinzy.

"Ya udah ceritanya nanti aja ya di rumah," ucap Arsya sambil mengusap lembut rambut Kinzy.

"Tapi, Kinzy pengen cerita sekarang! Kinzy sebel! Males masuk kelas!"

"Hust, nggak boleh gitu. Sekarang Kinzy masuk kelas, terus belajar yang rajin, jangan cemberut mulu. Ntar pulang sekolah abang beliin coklat sama es krim, gimana?"

"Bener bang?" tanya Kinzy dengan mata berbinar-binar.

"Bener."

"Hore!! Sama boneka kucing juga ya bang."

"Heh? Nggaklah coklat sama es krim aja."

"Yah, abang mah gitu, ya udah Kinzy nggak mau masuk kelas," rajuk Kinzy dengan kedua tangan disilangkan di depan dada.

Pemerasan ini namanya. Sama adek sendiri lagi. Untung sayang.

"Oke, abang beliin, tapi satu aja ya?"

"Hore!! Makasih abangku yang paling ganteng."

Cup!

Kinzy mencium pipi kiri Arsya kemudian berlari menuju kelasnya dengan bahagia.

Sedangkan Arsya hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan adiknya yang seperti anak TK padahal sudah SMA.

***

Tbc...

Ayo pencet bintang yang ada di pojok kiri bawah
Gratis kok

See u

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang