"AAAAAA!!!" teriak Kinzy saat melihat sesosok cowok yang dengan santainya duduk di sofa ruang keluarga sembari menonton televisi.
Cowok yang tak lain adalah Lian itu tersentak kaget kemudian berdecak sebal. Matanya mendarat pada Kinzy yang masih berdiri di anak tangga sedang pipi yang digembungkan dan rambut yang acak-acakan karena baru bangun tidur.
Sekarang masih jam enam pagi dan Lian sudah berada di rumahnya dan dengan santainya menonton televisi dengan memakan camilan yang ada di rumahnya.
"LIAN NGAPAIN DI RUMAH KINZY PAGI-PAGI?!!" teriak Kinzy yang langsung membuat Lian menutup telinganya.
"Ampun dah Zy, pita suara lo putus ntar," sungut Lian.
Kinzy menggembungkan pipinya. Kakinya melangkah mendekati Lian kemudian langsung memukul lengan Lian bertubi-tubi. "Ih! lian jahat sama Kinzy!"
Lian sendiri hanya terkekeh melihat tingkah Kinzy. Dia memegang tangan Kinzy untuk menghentikan aksi kekerasan yang dilakukannya. Matanya menatap Kinzy lekat membuat Kinzy seketika diam membeku.
Jari telunjuk Lian mendorong kening Kinzy seperti biasa. "Mandi sono! Ileran tuh pipi!"
Kinzy membuka mulutnya kaget kemudian mengusap pipinya. "Ih enggak! Lian boong!"
Lian mengedikkan bahunya sebelum akhirnya kembali fokus pada televisi dan toples berisi makanan yang sudah berada di tangannya. Kinzy sendiri sudah duduk meringkuk di sebelah Lian.
"Disuruh mandi malah ikutan nonton," ucap Lian.
"Biarin! Lagian ini hari minggu, jadi nggak usah mandi nggak papa!"
"Jorok!"
"Biarin! Whlee!" Kinzy menjulurkan lidahnya pada Lian.
"Bersih-bersih sana! Cewek itu kalo minggu jadwalnya bersih-bersih."
"Tiap hari juga Kinzy bersih-bersih!"
Kinzy bangkit dari tempatnya. Saat kakinya hendak melangkah, dia membalikkan badan menatap Lian.
"Mumpung Lian di sini, bantuin Kinzy!"
"Nggak, gue itu tamu di sini. Tamu adalah raja, nggak ada raja bersih-bersih."
"Tamu tak diundang," lirih Kinzy.
Tangan Kinzy terulur menarik tangan Lian. "Ayo bantuin Kinzy," rengek Kinzy sembari terus menarik tangan Lian. Namun Lian tetap bergeming.
Lian merotasi bola matanya malas. Lian memegang lengan Kinzy balik. Dalam satu tarikan, Kinzy terjatuh di atas Lian. Tangan Kinzy bertengger di dada Lian menahan tubuhnya agar tak benar-benar menindih Lian.
Kinzy mengedipkan matanya pelan dengan terus menatap mata Lian dari dekat karena jarak wajah mereka hanya beberapa senti. Lian menarik ujung bibirnya sembari memiringkan wajahnya membuat jantung Kinzy berpacu.
Setelah tersadar dengan posisinya, Kinzy langsung memukul bahu Lian dan bangkit. "Lian nakal!"
Sedetik kemudian, Kinzy berlari menuju dapur. Satu hal yang dia rasakan, Kinzy malu! Apalagi saat teringat wajah Lian dari dekat. Kinzy malu!
Lian sendiri tertawa ngakak setelah kepergian Kinzy. Lian tak bermaksud apapun hanya ingin mengerjai Kinzy. Dan reaksi malu-malu Kinzy berhasil menggelitiknya.
Kinzy kembali dengan membawa sapu kemudian mulai melakukan aktivitas membersihkan rumah sedangkan Lian sendiri masih duduk santai sembari memainkan ponsel membiarkan televisi yang masih menyala untuk menontonnya.
Kinzy mendengus sebal.
Saat Kinzy masih sibuk membersihkan rumah, Lian berjalan menuju dapur. Matanya menjelajah ke seluruh dapur kemudian tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Fiksi Remaja"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...