Arsya turun dari kamar dengan keadaan yang lebih baik. Dia berjalan menuju ruang makan dan mengambil dua lebar roti dan mengolesinya dengan selai.
“Kinzy udah berangkat Bunda?” tanya Arsya kepada Bunda yang tengah mencuci piring di dapur yang letaknya bersebelahan dengan meja makan.
“Udah,” jawab Bunda tanpa mengalihkan pandangannya kearah Arsya.
“Sama ayah?” tanyanya sambil mengambil susu dan meminumnya.
“Bukan, tadi dijemput sama Kenzo, pacarnya,” jawab Bunda sembari berjalan menemui Arsya.
Mendengar jawaban Bunda membuat mata Arsya terbelalak sempurna, sedetik kemudian cairan berwarna putih yang sudah memasuki mulutnya menyembur keluar.
“Arsya, jorok ih!” seru Bunda.
“Eh, maaf Bunda, kelepasan. Tapi beneran Kinzy dijemput pacarnya? Kenzo?”
“Kata Ayah si gitu.”
Arsya langsung bangkit dan berlari menuju kamarnya meninggalkan Bunda yang hanya bisa geleng-geleng kepala.
Beberapa menit kemudian, Arsya turun dari kamarnya dengan pakaian yang sudah berganti menjadi seragam putih abu-abu dan tas yang tersampir di bahunya.
“Eh kamu mau kemana?” tanya Bunda yang heran dengan tampilan Arsya.
“Sekolah Bun, assalamu’alaikum,” ucap Arsya sambil mencium punggung tangan Bundanya.
“Cepet banget. Kamu nggak mandi Arsya?!” tanya Bunda sambil menjerit karena Arsya yang sudah berlari keluar rumah.
“Nggak sempet Bunda!!” seru Arsya dari depan rumah.
Bang Arsya jorok!
#
Sesampainya di sekolah, Kenzo dan Kinzy menjadi pusat perhatian para manusia yang melihatnya. Bagaimana tidak? Kenzo, seorang most wanted boy yang tidak mempunyai riwayat jalan bersama seorang cewek kini tengah membonceng seorang cewek yang baru masuk sekolah beberapa minggu yang lalu, apalagi tangan Kinzy yang memeluk erat pinggang Kenzo.
Tapi Kinzy mah nggak peduli. Begitu juga dengan Kenzo yang hanya memandang lurus ke depan.
Kinzy melepas pelukannya pada Kenzo setelah motor yang dikendarai Kenzo terparkir di parkiran sekolah. Kemudian, Kinzy turun dari motor tidak lupa dengan senyum yang menghiasi wajah manisnya.
“Makasih Kenzo.”
Kenzo mengacak rambut Kinzy pelan dan tersenyum manis.
“Kinzy masuk dulu.”
Cup!
Kinzy mengecup pipi Kenzo sebelum akhirnya berlari meninggalkan Kenzo yang kini tengah memegang pipinya disertai para cewek-cewek yang tengah menjerit ria.
Dan salah satu dari para cewek yang melihat adegan itu adalah Ririn. Ya, dia langsung berlari menyusul Kinzy kedalam kelas untuk meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya.
“Kinzy!” seru Ririn yang menghentikan langkah Kinzy didalam kelas. Ririn kemudian menarik Kinzy dan menyuruhnya duduk di samping Chaca yang tadinya tengah shopping.
“Lo kok tadi nyium Kenzo?” tanya Ririn.
“What?!” seru Chaca yang telah menghentikan acara shoppingnya dan kini menatap Ririn dan Kinzy.
“Lo ngomong apa tadi, Rin? Kinzy nyium Kenzo?” tanya Chaca antusias yang hanya diangguki oleh Ririn.
“OMG HELLOW!! Kok bisa sih? Gimana ceritanya gimana?” tanya Chaca sambil menatap Kinzy serius begitu juga dengan Ririn. Sedangkan yang ditatap malah terlihat santai dan mengeluarkan ponselnya.
“Biarinlah. Orang sekarang Kenzo pacarnya Kinzy.”
“APA?!!” seru Ririn dan Chaca bersamaan dengan volume penuh yang membuat Kinzy menutup telinganya rapat-rapat.
#
Bel masuk kelas telah berbunyi namun bukannya masuk kelas, Arsya, Kenzo, Dimas, dan Lian malah berada di rooftop.
Dan Kini Arsya dan Kenzo saling berhadapan dengan Arsya yang menatap Kenzo tajam membuat Kenzo mengernyitkan kening. Sedangkan Dimas dan Lian malah asyik-asyikan menonton sambil memakan gorengan dan minuman soda yang tadi dibelinya di kantin berasa nonton di bioskop kali.
“Maksud lo apa macarin adek gue heh?!” tanya Arsya sambil menatap Kenzo tajam.
Kenzo hanya menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum simpul.
“Emang kenapa? Nggak ada larangan gue buat macarin Kinzy kan?”
“Gue yang ngelarang lo!”
“Emang kenapa si? Gue itu cowok baik-baik kali nggak buaya kayak tuh,” jawab Kenzo sambil mengarahkan dagunya kearah Lian.
“Curut! Lo ngapain bawa-bawa gue?!” seru Lian tak terima.
“Diem lo! Lo itu tugasnya cuma nonton!” seru Kenzo.
Lian berdecih pelan. Serah dia deh! “Yang ganteng diem!” seru Lian sebelum akhirnya menutup mulutnya rapat.
“Gue itu cuma pengen jagain adek lo,” ucap Kenzo lagi pada Arsya membuat Arsya mengerutkan kening.
“Gue curiga sama temen kelas adek lo. Gue sering liat dia bareng anak Tayzar gue rasa…”
“Anak Tai ngirim mata-mata kesini?!” potong Lian.
Buk!
Sebuah sepatu mendarat di kepala Lian. Yups, itu sepatu Kenzo yang dilemparkan pemiliknya.
“Gue nyuruh lo diem kampet!”
“Kenapa si?! Mulut-mulut gue ini!!”
“Siapa yang lo curigai?” tanya Arsya.
“Kevin.”
“Mending kita cari tau aja,” ucap Arsya.
“Setuju gue! Curang banget dia ngirim mata-mata kesini! Apaan!!” seru Lian lagi.
#
Bu Dini memasuki kelas X IPA 2, kelasnya Kinzy. Dia kemudian memerintahkan dua siswa untuk mengambil LKS yang ada di ruang guru kemudian membaginya secara random untuk dikoreksi.
Setelah selesai, LKS-LKS tesebut dikembalikan kepada pemiliknya. Kinzy sendiri menatap nama yang tertera di LKS didepannya, milik Kevin.
Kinzy dengan ceria berjalan kearah Kevin dan memberikannya. Kinzy membuka mulutnya hendak menyerocos kepada Kevin yang masih saja diam. Namun, memori otaknya menghempaskannya kepada wajah Kenzo, Kenzo melarangnya dekat dengan Kevin.
Seketika itu juga Kinzy menutup mulutnya kembali tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dia kembali ke bangkunya meninggalkan Kevin yang bingung dengan tingkah Kinzy. Padahal dia sudah mempersiapkan kupingnya untuk mendapat celotehan dari Kinzy. Tapi, yaudahlah.
“Tumben lo nggak nyerocos depan Kevin?” tanya Ririn.
Kinzy menggeleng pelan. “Nggak boleh sama Kenzo.”
“Nurut amat?”
“Kan Kinzy pacarnya Kenzo.”
#
Tbc...
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Teen Fiction"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...