Hallo...
Aku balik setelah sekian lama
Makasih buat yang udah setia nunggu
.
.
.
.
.Di depan gerbang SMA Nebula, Arsya menghentikan motornya membiarkan Kinzy turun.
Kinzy mendekati Arsya kemudian memegang lengannya yang masih setia mencekal stang motor. "Abang beneran nggak mau masuk sekolah?" tanya Kinzy.
Arsya memaksakan senyumnya pada Kinzy yang menatapnya redup. "Abang harus kerja, Zy."
Bullshit!
Yang diucapkan Arsya hanyalah omong kosong semata, faktanya tak mau melihat wajah Kenzo untuk beberapa hari ini. Dia tak mau melihat wajah pembunuh orang tuanya yang sampai sekarang masih berkeliaran bebas.
"Abang hati-hati, ya...," pesan Kinzy dengan senyum merekah.
Tangan Arsya terulur untuk mengelus puncak kepala Kinzy lembut. Senyum tergambar di wajahnya yang terkena sinar mentari pagi.
"Zy, inget ya jangan lagi berurusan sama Kenzo. Nanti abang suruh Lian sama Dimas buat jagain Kinzy."
"Abang masih benci sama Kenzo?" tanya Kinzy ragu.
Arsya menghela napas berat. Pertanyaan macam apa itu? Jelas Arsya membenci Kenzo. Orang yang dia kira sahabat malah membunuh orang tuanya dengan alasan yang nggak bisa diterima akal sehat.
"Kamu terlalu baik sama dia, Zy. Kenapa Kinzy nggak biarin abang buat menjarain dia, kenapa...?"
"Kinzy tau Kenzo yang udah bunuh ayah sama bunda." Sebulir air mata Kinzy menetes. Jujur dia masih sedih kehilangan kedua orang tuanya. Suara kedua orang tuanya masih sering terdengar di telinganya membuat dadanya sesak.
Kinzy segera menghapus air matanya dan tersenyum pada Arsya. "Tapi bang... apa dengan itu, ayah sama bunda bisa kembali? Nggak, kan?"
"Kinzy cuma nggak mau nambah masalah lagi. Apalagi Kenzo itu temennya abang...."
Arsya mendengus. Apa bisa orang yang sudah membunuh orang tuanya masih disebut temen? Nggak!
"Maafin Kenzo aja ya, bang?"
"Abang pergi dulu, ya...."
Kinzy kembali tersenyum sebelum Arsya menjalankan motor meninggalkannya.
Kinzy menatap nanar punggung Arsya yang mulai menjauh dari pandangannya. Lagi-lagi, air mata Kinzy menetes.
"Ayah Bunda, yang Kinzy lakuin bener, kan?" gumamnya.
Tangan Arsya mencekal stang motor kuat. Tatapan tajam dia layangkan lurus ke depan dengan napas yang memburu.
Kinzy terlalu bodoh! Nggak seharusnya dia membela Kenzo!
Memaafkan Kenzo? Gimana caranya?! Justru Arsya ingin melihat Kenzo mendapatkan balasannya. Darah diganti darah.
Tapi gimana bisa dia mengecewakan Kinzy?
Motor Arsya berhenti di tempat peristirahatan kedua orang tuanya.
Dengan langkah pelan, Arsya mendekati dua gundukan tanah yang bersisian. Tempat kedua orang tuanya dikebumikan.
Arsya bersimpuh di antara makam kedua orang tuanya. Arsya meneguk salivanya susah payah kemudian memaksakan senyum pada kedua orang tuanya. "Pagi, yah, bun...."
***
Udara pagi menerpa wajah Kevin yang tengah mengendarai motornya menuju SMA Nebula. Motornya melaju dengan kecepatan tinggi disertai berbagai pikiran yang berkecamuk di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K [✔]
Teen Fiction"Kenzo! Cepet, cipokan itu apa? Kinzy mau cipokan sama Kenzo!" "Lo beneran mau?" Kinzy mengangguk semangat. "Oke, tapi ntar ya kalo lo udah gede," ucap Kenzo sambil mengacak-acak rambut Kinzy. "Kenzo!!!" Sebuah pertemuan tak terduganya dengan Kenzo...