45. Hamil??

28.3K 1.7K 197
                                    

Awan hitam pekat kembali terlihat di angkasa lepas. Bergerak pelan mengelilingi bumi dengan kesedihannya. Perlahan, gerimis turun membasahi bumi.

Bel pulang sekolah kembali berbunyi menandakan tugas para siswa di sekolah untuk belajar telah usai. Tapi tugas itu tak berlaku bagi Arsya, Dimas, dan Lian yang sejak istirahat pertama tak kembali ke kelas dan lebih memilih bersantai di rooftop.

Arsya bangkit dari tempatnya. "Anterin Kinzy balik, gue ada urusan," ucapnya sembari berjalan menuju pintu rooftop.

"Gue apa Dimas?" tanya Lian setelag sebelumnya menghembuskan asap nikotin dari mulutnya.

"Terserah."

Lian mengalihkan pandangannya pada Dimas yang ternyata telah beranjak dari tempatnya.

"Mau kemana lo? Anterin Kinzy sono!"

"Gue ada urusan," jawab Dimas sembari menyusul Arsya yang telah lebih dulu keluar.

Lian berdecak. Rokok yang terselip diantara jarinya dia jatuhkan kemudian diinjaknya. "Emang lo berdua pikir cuma lo berdua doang yang punya urusan? Gue juga punya kali."

"Gue itu mau olahraga... ranjang."

***

Hidup Arsya berjalan seperti biasanya. Bangun, sekolah, bekerja, pulang. Tapi sebelum Arsya pulang, dia mampir ke warung nasi goreng pinggir jalan untuk makan malamnya dengan Kinzy.

Sembari menunggu nasi goreng pesanannya siap, Arsya duduk di kursi yang disediakan tukang nasi goreng.

"Hei bro, apa kabar?" sapa seorang cowok sembari menepuk bahu Arsya.

"Ngapain lo di sini?" sahut Arsya pada cowok yang merupakan salah satu anak Xaverious. Meskipun begitu, sejak awal masuk Arsya sudah tidak suka dengan cowok dengan tindik di kedua telinganya itu.

Ponsel Arsya yang berada di atas meja bergetar membuat layar ponselnya menyala menampilkan wallpaper dirinya dan Kinzy.

Dan itu tak luput dari pandangan cowok di depan Arsya.

"Widih cewek lo cakep juga!"

Arsya diam, tak menanggapi cowok itu.

"Tapi kayaknya gue pernah liat deh."

Cowok itu mengambil paksa ponsel Arsya dari pemiliknya.

"Balikin hp gue!"

Cowok itu tak menanggapi Arsya. Matanya sibuk meneliti wajah Kinzy yang terasa familiar. Arsya dengan cepat mengambil kembali ponsel miliknya.

"Arsya, gue baru tau lo sukanya sama jalang."

What the-!!

"Apa-apaan lo jelek-jelekkin adek gue!!"

Shit!

Arsya merutuki bibirnya yang malah keceplosan.

"Hah? Dia adek lo??" Tawa menggelegar keluar dari bibir cowok itu membuat Arsya geram.

"Arsya, Arsya, kakaknya sok alim ternyata adeknya jalang."

Arsya menarik baju cowok itu dan menatapnya nyalang. "Jaga ucapan lo," desis Arsya.

"Apanya yang harus dijaga, bro? Emang itu kenyataannya," ucapnya santai.

Cowok itu menaikkan sebelah dengan bibir tersenyum meremehkan. "Atau... lo nggak punya duit setelah bonyok lo mati, sampe jual adek lo yang bening itu."

Bugh!

Cowok itu terhempas akibat tonjokan dari tangan Arsya.

Dia mengusap ujung bibirnya sembari menyeringai, "boleh dong malem ini adek lo gue sewa?"

K [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang